Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat

SOLUSI MEMUTUSKAN RANTAI PANDEMI COVID – 19 DAN CARA MENGATUR KEUANGAN KELUARGA PADA JEMAAT SETIBAKTI, DUSUN SETI DAN STASI SANTO CAROLUS NEGERI HATU Sarlotha Yulliana Purimahua; Margaretha R Apituley; Dolvina Wenehen; Aprilia F Aitonam; Dominggas Balak
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Lembaga Pengabdian Masyarakat UKIM Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37429/mjppm.v2i1.554

Abstract

Jumlah jiwa Jemaat Stasi Santo Carolus Hatu sebanyak 125 Jiwa dan Jemaat Setibakti yang mendiami Negeri Seti, sebanyak  2.531 jiwa. Fasilitas kesehatan seperti Puskemas dari tempat tinggal Jemaat Setibakti sekitar 13 km dan PUSTU untuk Jemaat Stasi St. Carolus adalah sekitar 6 km di Negeri Hatu. Untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang SMA, Jemaat Setibakti harus ke kota kecamatan dengan jarak tempuh 11 km dan bila akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi jemaat dan masyarakat harus ke kota kabupaten atau Kota Ambon.  Fasilitas kesehatan yang tersedia jauh dari jangkauan jemaat dan informasi tentang Covid – 19 yang kurang dari pemerintah, menyebabkan jemaat dan masyarakat kurang  memahami cara hidup di masa kenormalan baru. Kurangnya  fasilitas pendidikan  bagi jemaat dan masyarakat, menyebabkan rendahnya pola pikir masyarakat mengatur pendapatan dan pengeluarannya secara bijak, apalagi untuk menabung dan berinvestasi pada usaha mikro. Secara umum, Mitra (Jemaat Setibakti dan Jemaat Stasi St. Carolus) memiliki potensi sumber daya alam  melimpah untuk dikelolah, seperti; padi,ubi-ubian dan buah-buahan,  selain sebagai pengusaha dan pekerja batu bata merah (batu tela) istilah lokal. Permasalahan Mitra (1). Kurangnya pengetahuan jemaat tentang pencegahan/pemutusan dan penularan Covid – 19, pada masa kenormalan baru (2) Tempat ibadah jemaat tidak layak untuk beribadah (3) Tidak tersedianya tempat cuci tangan ditempat umum maupun, sekolah dan tempat ibadah (4) Jemaat masih memiliki cara hidup konsumtif. Pendapatan yang diperoleh lebih diutamakan untuk dikonsumsi, tidak dapat ditabung. Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian ini adalah: a) Pembuatan dan Pemasangan Papan dan Spanduk Informasi Tentang Pandemi Covid-19 di Jemaat Setibakti dan Stasi St. Carolus. b). Mitra dan Mahasiswa KKN – PPM Melakukan Masohi (gotong-royong), Memperbaiki Rumah  Ibadah di Stasi St. Carolus c) Dilaksanakan Sosialisasi dan pelatihan bijak mengatur keuangan keluarga  bagi jemaat di masa pandemi covid 19. Luaran dari kegiatan ini telah dipublikasi pada media online: Ambon Ekspres ( Edisi Kamis, 05 November 2020 hal 6): media online: https://ameks.id/UKIM sos Tata//, Tribun Maluku www.Tribun maluku.com Tanggal 05 November 2020 kegiatan juga telah diupload pada chanel youtube:  https://www.youtu.com/watch?v=7vp1VIw7zw
LITERASI MANAJEMEN USAHA BAGI UMKM BATU BATA MERAH DI NEGERI HATU KECAMATAN LEIHITU BARAT KABUPATEN MALUKU TENGAH Sarlotha Yulliana Purimahua; Yonette Maya Tupamahu
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Pengabdian Masyarakat UKIM Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37429/mjppm.v4i1.1012

Abstract

Peluang industri batu bata merah di Negeri Hatu dalam jangka panjang tetap ada karena topografi wilayah dari dataran rendah sampai tinggi dan bertanah liat merah, lokasi Negeri Hatu lebih dekat ke ibukota Provinsi Maluku dimana terdapat banyak aktivitas pembangunan atau konstruksi sehingga permintaan bahan bangunan batu bata merah semakin bertambah. Kondisi riil usaha batu bata merah yaitu masih dilakukan secara konvensional (manual) dan sederhana, orientasi bisnis belum diterapkan, proses produksi sangat lama yang turut berdampak bagi pembiayaan tenaga kerja dan volume produksi per bulannya belum maksimal. Secara ekonomi, laju perputaran modal atau keuangan dan laba yang diterima pun menjadi lambat. Merujuk hal itu, dirumuskan masalah yang dihadapi pengusaha yaitu: masih rendahnya pengetahuan tentang manajemen usaha khususnya melakukan perencanaan usaha secara tepat, masih rendahnya pengetahuan mitra tentang meningkatkan akses pada lembaga keuangan khususnya bank, dan masih rendahnya pengetahuan mitra tentang mengelola keuangan usaha. Sebab itu perlu dilakukan kegiatan literasi manajemen usaha bagi pengusaha batu bata merah. Hasil kegiatan menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan pengusaha setelah kegiatan dengan nilai rata-rata sebesar 69 dari sebelumnya 37, serta hasil uji beda berpasangan menunjukkan nilai t-hitung adalah -32,74 lebih besar dari t-tabel adalah 2,01 kesimpulannya adalah tingkat pengetahuan pengusaha sebelum dan sesudah mendapat sosialisasi literasi manajemen usaha berbeda secara signifikan dan kegiatan ini efektif meningkatkan pengetahuan pengusaha batu bata merah.