Timotius Bakti Sarono
Sekolah Tinggi Teologi Moriah, Tangerang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Transformasi Fondasi Iman Kristen dalam Pelayanan Pastoral di Era Society 5.0

MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA: Kajian Tentang Toleransi Dan Pluralitas Di Indonesia Juli Santoso; Timotius Bakti Sarono; Sutrisno Sutrisno; Bobby Kurnia Putrawan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.167

Abstract

The reality of progress which is the wealth of the nation has been misinterpreted by religious groups that divide the nation. The reality today is that religion has become a commodity that exploits "bottenless" substandard morality like barbarians who are as violent as early humans. Spiritual leaders should not use the congregation as a commodity for self-popularity and hedonism, on the contrary, church leaders should make God's people truly have an attachment to God and not this world. Religious moderation is to minimize violence against different beliefs. This article aims to offer religious moderation that builds tolerance and plurality in Indonesia. Realitas kemajukan yang merupakan kekayaan bangsa sudah disalahartikan oleh kelompok agamis yang memecah belah bangsa. Realitas saat ini agama menjadi komoditas yang mengeksplotasi moralitas yang “bottenless” dibawah standar bagaikan bar-bar yang beringas seperti manusia purba. Para pemimpin rohani seharusnya tidak memanfaatkan jemaat sebagai komoditas popularitas diri dan hidup hedon sebaliknya pemimpin gereja harus membuat umat Tuhan sungguh-sungguh memiliki kemelekatan dengan Tuhan bukan dunia ini. Moderasi agama adalah meminimalis akan kekerasan terhadap kepercayaan yang berbeda. Artikel ini bertujuan menawarkan moderasi beragama yang membangun toleransi dan pluralitas di Indonesia.
MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA: Kajian Tentang Toleransi Dan Pluralitas Di Indonesia Juli Santoso; Timotius Bakti Sarono; Sutrisno Sutrisno; Bobby Kurnia Putrawan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.167

Abstract

The reality of progress which is the wealth of the nation has been misinterpreted by religious groups that divide the nation. The reality today is that religion has become a commodity that exploits "bottenless" substandard morality like barbarians who are as violent as early humans. Spiritual leaders should not use the congregation as a commodity for self-popularity and hedonism, on the contrary, church leaders should make God's people truly have an attachment to God and not this world. Religious moderation is to minimize violence against different beliefs. This article aims to offer religious moderation that builds tolerance and plurality in Indonesia. Realitas kemajukan yang merupakan kekayaan bangsa sudah disalahartikan oleh kelompok agamis yang memecah belah bangsa. Realitas saat ini agama menjadi komoditas yang mengeksplotasi moralitas yang “bottenless” dibawah standar bagaikan bar-bar yang beringas seperti manusia purba. Para pemimpin rohani seharusnya tidak memanfaatkan jemaat sebagai komoditas popularitas diri dan hidup hedon sebaliknya pemimpin gereja harus membuat umat Tuhan sungguh-sungguh memiliki kemelekatan dengan Tuhan bukan dunia ini. Moderasi agama adalah meminimalis akan kekerasan terhadap kepercayaan yang berbeda. Artikel ini bertujuan menawarkan moderasi beragama yang membangun toleransi dan pluralitas di Indonesia.