Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Karakteristik Sponge Cake Berbahan Dasar Tepung Beras Merah, Hitam, dan Putih dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat Anggraini, Tuty; Dewi, Yossie Kharisma; Sayuti, Kesuma
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.909 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3378.123-136

Abstract

Pigmented rice such as red and black rice contains bioactive compound including flavonoids that can act as antioxidants. However, the use of red and black rice has not been as popular as white rice thus need to improve the utilization of these type of rice. The alternative is conducted by increasing the fiber and antioxidant intake. Red and black rice can be utilized as the main material to make sponge cake. West Sumatera had many cultivars of black, red, and white rice. The research was aimed to know the antioxidant activity, polyphenols, anthocyanin and the physical characteristics of the sponge cake from different varieties of red, black, and white rice from some areas in West Sumatra. The results showed that the sponge cake of black rice had the highest value of antioxidants, polyphenols, and anthocyanin as well as the physical characteristics compared to sponge cake of red and white rice. Sponge cake of black rice from Solok Selatan was the best product with antioxidant activity 44.94%, at a concentration 1000 ppm, total polyphenols 13.79%, and anthocyanin content 10.31 mg/l.ABSTRAKBeras berpigmen seperti beras merah dan beras hitam mengandung sejumlah komponen bioaktif, seperti senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan. Namun, penggunaan beras merah dan hitam belum sepopuler beras putih sehingga perlu dilakukan suatu alternatif untuk meningkatkan pemanfaatan jenis beras tersebut guna meningkatkan asupan serat dan antioksidan. Beras merah dan beras hitam dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sponge cake. Sumatera Barat memiliki banyak kultivar beras hitam, merah dan putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar polifenol, antosianin serta karakteristik fisik sponge cake dari berbagai varietas beras merah, hitam dan putih dari beberapa daerah di Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sponge cake beras hitam memberikan nilai antioksidan, kadar polifenol dan antosianin yang lebih tinggi, serta karakteristik fisik yang lebih baik dibanding sponge cake beras merah dan putih. Spongecake dari beras hitam varietas Solok Selatan dipilih menjadi produk terbaik dengan aktivitas antioksidan 44,94% pada konsentrasi 1000 ppm,total polifenol 13,79% dan kandungan antosianin 10,31 mg/L.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Cassia Vera (Cinnamomum burmannii, Ness ex Blumm) and Ciplukan (Physalis angulata, L.) Dengan Metode DPPH SARI, DINI NOVITA; Azima, Fauzan; Sayuti, Kesuma
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 3 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.203 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i3.17541

Abstract

Antioksidan adalah senyawa peredam radikal bebas. Cassia vera (Cinnamomum burmannii, Ness ex Blumm) dan ciplukan (Physalis angulata, L.) adalah tumbuhan yang diduga dapat bermanfaat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak cassia vera dan ekstrak ciplukan mempunyai efek antioksidan dengan menangkal radikal bebas DPPH. Cassia vera dan ciplukan diektraksi dengan pelarut etanol masing-masing 96% dan 70%. Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak cassia vera dan ciplukan dilakukan dengan metode spektrofotometri menggunakan DPPH. Sampel terdiri dari 7 perbandingan. Masing-masing perbandingan terdiri dari 5 konsentrasi yaitu (10, 30, 50, 70 dan 90) ppm untuk memperoleh suatu persamaan regresi linear dan didapat nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan ekstrak cassia vera dan ciplukan masing – masing mempunyai aktivitas antioksidan berbeda-beda untuk meredam 50% radikal bebas DPPH. Nilai IC50 berkisar antara 25,07 ppm – 150,18 ppm. Aktivitas antioksidan ekstrak cassia vera dan ciplukan  dengan perbandingan 7:3 adalah paling tinggi sebagai antioksidan sangat kuat yaitu denga nilai IC50 25,07 ppm dibandingkan dengan perbandingan lainnya, namun perbandingan ekstrak lain juga memilki pengaruh sebagai antioksidan kuat. Kata Kunci : antioksidan, DPPH, ekstrak cassia vera, ekstrak ciplukan, IC50
KADAR 1-DEOXYNOJIRIMYCIN DAN AKTIFITAS PENGHAMBATAN TERHADAP ENZIM Α-GLUKOSIDASE DALAM EKSTRAK, TEPUNG EKSTRAK DAN TEPUNG INSTANT DAUN MURBAI (Morus alba L) [1-Deoxynojirimycin Content and Inhibitory Activity on Α-Glucosidase Enzyme of Extract, Extract Po Kesuma Sayuti; Norio Muto
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 21 No. 2 (2010): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.383 KB)

Abstract

Many researcher had proved that the mulberry leaves had effective enzyme inhibitory activity. For easy serving, the leaves had been processed as extract powder and instant powder. In this study, The 1-deoxynojirimycin (DNJ) content, was analyzed by high-performance liquid chromatography. Additionally, the inhibitory activity of extract, extract powder and mulberry (Morus alba L) instant powder was studied by using rat intestinal homogenate enzyme, that was measured using maltose, and the absorbance was determined at 505 nm. Slightly higher than that in. The results showed that DNJ content in mulberry water fraction was 166.48 mg/g ± 3.24, in the extract powder was (0.82mg/g ± 0.01) which was the instant powder (0.75 mg/g ±0.01). The extract, extract powder and the mulberry instant powder had effective enzyme inhibitory activity. Inhibitory activity on the enzyme by extract was stronger than the extract powder, and inhibitory activity on the enzyme by extract powder was stronger than the instant powder.
Kajian Kombinasi Daun Pepaya (Carica papaya L.) dan Daun Surian (Toona sureni (Bl.) Merr.) serta Aplikasinya pada Produk Mie Basah Selly Harnesa Putri; Kesuma Sayuti; Hazli Nurdin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.908 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.3

Abstract

Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia, daun papaya memiliki kandungan betakaroten yang lebih tinggi daripada wortel yaitu sebesar 18.250 µg, sedangkan pemanfaatannya masih sangat terbatas dikarenakan rasanya yang pahit.  Salah satu alternative yang dapat digunakan adalah dengan penambahan daun surian (Toona sureni, Bl, Merr) yang dapat mengikat alkaloid penyebab rasa pahit pada daun papaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan daun pepaya pada produk pangan melalui proses ekstraksi alkaloid oleh daun surian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan analisis deskriptif. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan mie basah daun pepaya dengan kombinasi tingkat penambahan daun surian  sebesar 0%, 25%, 50%, dan 75 % dari jumlah daun papaya serta lama proses perebusan selama 5, 10 dan 15 menit. Masing-masing produk tersebut dilakukan identifikasi kimia, fisik dan organoleptik. Produk terbaik dianalisa kandungan betakaroten dan kandungan proksimatnya. Hasil penilaian secara subjektif dan objektif menunjukan bahwa mie basah daun papaya dengan tingkat penambahan daun surian sebesar 75 % dengan lama proses perebusan 15 menit merupakan produk terbaik dengan kadar betakaroten sebesar 6.748,4902 µg, kadar protein sebesar 9,15%, kadar lemak sebesar 8,32%, kadar karbohidrat sebesar 34,79 %, kadar air sebesar 47,01%, serta kadar abu sebesar 0,6 %.Kata kunci: alkaloid, betakaroten, mie basah, daun papaya 
KANDUNGAN PROTEIN DAN ANTOSIANIN GENERASI F4 TURUNAN PERSILANGAN PADI MERAH LOKAL SUMATERA BARAT DENGAN VARIETAS UNGGUL FATMAWATI Etti Swasti; Kesuma Sayuti; Aries Kusumawati; Nurwanita Ekasari Putri
Jurnal Floratek Vol 12, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.304 KB)

Abstract

Kultivar  padi beras  merah memiliki keunggulan kandungan protein dibandingkan dengan beras putih yang sangat diperlukan untuk kesehatan.Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandunganprotein dari 15genotipe generasi F4 padi merah asal Sumatera Barat menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan.Penngujian  kandungan protein  metoda Keijdhalldan  pengujian kandungan antosianin dilakukan dengan menggunakan metode pH-differensial, yang  dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2015.Hasil percobaan menunjukkan terdapat keragamanyang luas pada kandunganproteindari genotipe-genotipe  yang diuji yang berkisar dari 7.8 % - 16.14 % dengan rata-rat 14.24 %. Genotipe KF5-1 memiliki kandungan protein terendah sedangkan kandungan protein tertinngi diperoleh pada genotipe KF42-13.  Hasil yang sama juga ditemukan pada kandungan antosianin dimana terdapat keragamanyang sempit pada kandungan antosianindari genotipe-genotipe  yang diuji yang berkisar dari 0.04 ppm - 1.12 ppm dengan rata-rata0,52 ppm. Genotipe KF5-13 memiliki kandungan antosianin  terendah sedangkan kandungan antosianin tertinngi diperoleh pada genotipe KF42-8.Dengan demikian kandungan protein maupun antosianin yang dihasilkan ditentukan oleh genotipe padi merah turunan persilangan padi merah lokal dengan varietas unggul Fatmawati. . Hal ini memberi peluang bagi pemulia untuk melakukan seleksi terhadap genotipe yang diuji untuk program pemuliaan padi beras merah dengan produksi dan mutu yang tinggi khususnya kandungan protein dan antosianin.Kata Kunci: landrace, protein, seleksi, varietas unggul
Karakteristik Sponge Cake Berbahan Dasar Tepung Beras Merah, Hitam, dan Putih dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat Tuty Anggraini; Yossie Kharisma Dewi; Kesuma Sayuti
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.909 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3378.123-136

Abstract

Pigmented rice such as red and black rice contains bioactive compound including flavonoids that can act as antioxidants. However, the use of red and black rice has not been as popular as white rice thus need to improve the utilization of these type of rice. The alternative is conducted by increasing the fiber and antioxidant intake. Red and black rice can be utilized as the main material to make sponge cake. West Sumatera had many cultivars of black, red, and white rice. The research was aimed to know the antioxidant activity, polyphenols, anthocyanin and the physical characteristics of the sponge cake from different varieties of red, black, and white rice from some areas in West Sumatra. The results showed that the sponge cake of black rice had the highest value of antioxidants, polyphenols, and anthocyanin as well as the physical characteristics compared to sponge cake of red and white rice. Sponge cake of black rice from Solok Selatan was the best product with antioxidant activity 44.94%, at a concentration 1000 ppm, total polyphenols 13.79%, and anthocyanin content 10.31 mg/l.ABSTRAKBeras berpigmen seperti beras merah dan beras hitam mengandung sejumlah komponen bioaktif, seperti senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan. Namun, penggunaan beras merah dan hitam belum sepopuler beras putih sehingga perlu dilakukan suatu alternatif untuk meningkatkan pemanfaatan jenis beras tersebut guna meningkatkan asupan serat dan antioksidan. Beras merah dan beras hitam dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sponge cake. Sumatera Barat memiliki banyak kultivar beras hitam, merah dan putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar polifenol, antosianin serta karakteristik fisik sponge cake dari berbagai varietas beras merah, hitam dan putih dari beberapa daerah di Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sponge cake beras hitam memberikan nilai antioksidan, kadar polifenol dan antosianin yang lebih tinggi, serta karakteristik fisik yang lebih baik dibanding sponge cake beras merah dan putih. Spongecake dari beras hitam varietas Solok Selatan dipilih menjadi produk terbaik dengan aktivitas antioksidan 44,94% pada konsentrasi 1000 ppm,total polifenol 13,79% dan kandungan antosianin 10,31 mg/L.
PENYULUHAN, PELATIHAN, DAN PERAGAAN PROSES PENGOLAHAN KENTANG MENJADI BERBAGAI PRODUK PANGAN KOMERSIL Rini B; Fauzan Azima; Kesuma Sayuti; Novelina Novelina; Rina Yenrina; Novizar Nazir; Tuty Anggraini; Hasbullah Hasbullah; Aisman Aisman; Daimon Syukri; Diana Sylvi; Purnama Dini Hari; Ismed Ismed; Cesar Welya Refdi; Wellyalina Wellyalina; Felga Zulfia Rasdiana; Reni Koja
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.248-252.2021

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang ini bekerja sama dengan mitrayaitu Pondok Pesantren Dr M Natsir di Batu Bagiriak Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Lokasi kegiatan pengabdian merupakan pondok pesantren yang mana di lingkungan sekitar kaya akan hasil pertanian dan perkebunan. Salah satu komoditi yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat sekitaran pondok pesantren adalah kentang. Tanaman kentang ditanam masyarakat di pinggiran kebun atau di pekarangan rumah, tanaman ini tumbuh subur dan berproduksi cukup tinggi di daerah ini. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah 1) Umumnya kentang hanya dijual dalam bentuk mentah, pengolahan yang umum dilakukan masyarakat setempat hanya sekedar direbus atau digoreng saja dengan campuran dengan cabe merah, 2) Kurangnya pengetahuan anggota kelompok dalam aspek pengolahan berbagai macam produk olahan. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan mitra adalah 1) Mengevaluasi kegiatan budidaya pertanian dan perkebunan yang ada dilokasi mitra, 2) Kegiatan penyuluhan pengolahan produk olahan dari kentanguntuk meningkatkan nilai jual produk dan ekonomi petani 3) Diversifikasi produk olahan dari kentang untuk meningkatkan umur simpan produk dengan pembuatan berbagai macam produk yaitu donat frozen, stik frozen, es krim, kulit kebab, dan minuman fungsional. Kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar serta tingginya antusias peserta dalam mengikuti kegiatan ini terutama pada kegiatan pengolahan produk. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi usaha mitra,dan peningkatan pendapatan mitra. Kata Kunci: Batu Bagiriak Alahan Panjang, Pertanian, Kentang, Diversifikasi, Wirausaha
PELATIHAN PRODUKSI KOMPOS DAN BIOGAS DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN KOTA PADANG Sahadi Didi Ismanto; Anwar Kasim; Fauzan Azima; Kesuma Sayuti; Novelina Novelina; Rini Rini; Surini Siswarjono; Novizar Novizar; Tuty Anggraini; Hasbullah Hasbullah; Netty Sri Indeswari
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.169 KB) | DOI: 10.25077/logista.1.2.95-105.2017

Abstract

ABSTRAK Permasalahan utama yang dihadapi kelompok tani saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk menghasilkan kompos yang berkualitas, dengan demikian mutu kompos yang dihasilkan juga relatif masih rendah, sementara potensi yang bisa dihasilkan cukup besar. Kotoran sapi yang ada selama ini juga belum dimanfaatkan sebagai sumber biogas, karena belum adanya teknologi tepat guna pembuatan biogas yang dikuasai kelompok tani. Penyelesaian masalah ditawarkan untuk dengan cara: (1) Memberikan pelatihan cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan kotoran sapi dan kotoran ayam broiler, sisa hijauan makanan ternak dan limbah pertanian yang dihasilkan, (2) Memberikan pelatihan pembuatan starter mikroba lokal untuk mempercepat terjadinya pengomposan, (3) Memberikan pelatihan serta peragaan pembuatan biogas dari kotoran sapi, (4) Pembuatan model digester untuk produksi biogas pada skala rumah tangga dan (5) Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok tani untuk menuju kelompok tani yang profesional. Sesuai dengan rencana kegiatan maka dapat dijelaskan target luaran adalah (a) Bahan baku kompos dan Starter yang bisa digunakan, (b) Teknik pembuatan kompos untuk menghasilkan kualitas kompos yang baik, (c) Isu pertanian berkelanjutan dan pentingnya pupuk organik, (d) Teknik mempersiapkan kompos untuk dipasarkan dan teknik memasarkan produk kompos dan (e) Peragaan pembuatan digseter untuk pembuatan biogas berbahan baku kotoran sapi untuk skala rumah tangga. Kata kunci: Pelatihan, Produksi kompos, Biogas
INTRODUKSI ALAT PENGERING DAN PRODUK OLAHAN JAGUNG DI NAGARI SIMPANG, KEC. SIMPANG ALAHAN MATI, KAB. PASAMAN Ismed Ismed; Daimon Syukri; Aisman Aisman; Cesar Welya Refdi; Wellyalina Wellyalina; Felga Zulfia Rasdiana; Kesuma Sayuti
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1752.563 KB) | DOI: 10.25077/logista.4.1.89-97.2020

Abstract

Kecamatan Simpang Alahan Mati merupakan salah datu dari 12 Kecamatan yang ada di Kab. Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Usaha pertanian yang ada di Kecamatan Simpang Alahan Mati adalah pertanian jagung. Kabupaten Pasaman ditetapkan sebagai sentra tanaman jagung, produktifitas tanaman jagung setiap tahunnya semakin meningkat. Hasil panen jagung kebanyakan dijual oleh petani dalam kondisi basah tanpa melalui proses pengeringan meskipun harga jagung kering jauh lebih mahal dari pada jagung basah. Hal ini karena pengeringan jagung dilakukan hanya mengandalkan sinar matahari secara langsung sehingga akan menjadi kendala apabila musim hujan. Oleh karena itu introduksi atau pengenalan penggunaan mesin pengering melalui penyuluhan sangat diperlukan oleh petani. Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang bersifat perishable atau mudah rusak baik karena kerusakan fisik maupun kontaminasi jamur. Selama ini, petani jagung belum mengolah jagung sebagai aneka produk olahan yang memberikan nilai tambah secara ekonomis. Pemanfaatan jagung diharapkan meningkat tidak hanya dijual sebagai bahan baku saja, tetapi dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang bernilai ekonomi seperti aneka camilan seperti tortila chips. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu penyuluhan tentang introduksi alat pengering dan pengolahan produk olahan jagung serta praktek pembuatan olahan jagung yaitu tortilla chips. Kegiatan ini diharapkan mampu memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan pasca panen dan kemampuan dalam pengolahan aneka produk jagung. Kegiatan ini diharapkan berkokontribusi dalam peningkatan pendapatan bagi keluarga dapat melalui unit-unit usaha rumah tangga yang mampu memproduksi produk olahan jagung untuk meningkatkan ekonomi petani jagung. Kata kunci: Jagung kering, Metode pengeringan, Pascapanen, Produk olahan ABSTRACT Simpang Alahan Mati sub-district is one of 12 sub-districts, Pasaman, West Sumatra Province. The existing farming in Simpang Alahan Mati District is corn farming. Pasaman as one of the center of corn plants, the productivity of corn plants increases every year. The corn crop is mostly sold by farmers in wet conditions without going through a drying process even though the price of dry corn is much more expensive than wet corn. This is because corn drying is done only by relying on direct sunlight so that it will become an obstacle when the rainy season. Therefore, the introduction or introduction of the use of drying machines through counseling is needed by farmers. Corn is one of the agricultural commodities that are perishable or easily damaged either due to physical damage or fungal contamination. During this time, corn farmers have not processed corn as a variety of processed products that provide added value economically. Utilization of corn is expected to increase not only as raw material, but can be processed into various food products of economic value such as various snacks such as tortilla chips. The results of this community service activity are counseling about the introduction of dryers and processing of processed corn products and the practice of making corn preparations, namely tortilla chips. This activity is expected to be able to empower the community through increased post-harvest knowledge and ability in processing various corn products. This activity is expected to contribute to increasing income for families through household business units that are able to produce corn processed products to improve the economy of corn farmers. Keywords: Dried corn, Drying method, Post-harvest, Processed product
Pelatihan Penanganan dan Pengolahan Susu Kambing di Nagari Bukit Batabuh Kabupaten Agam Sahadi Didi Ismanto; Hasbullah Hasbullah; Anwar Kasim; Fauzan Azima; Kesuma Sayuti; Rini B.; Novizar Novizar; Neswati Neswati; Tuty Anggraini; Netty Sri Indeswari
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.647 KB) | DOI: 10.25077/logista.2.2.32-39.2018

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan utama yang dihadapi kelompok saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk mengolah susu kambing. Susu yang dihasilkan hanya diolah menjadi susu pasteurisasi di dalam kemasan kantong plastik. Dalam hal penanganan susu segar, penerapan kebersihan, praktik higiene, dan sanitasi juga masih belum baik. Dengan demikian, susu segar dan susu pasteurisasi yang mereka produksi dan pasarkan belum dapat dijamin keamanannya untuk dikonsumsi. Di samping keterbatasan penguasaan teknologi juga belum optimalnya kelembagaan kelompok yang baru berjalan sebatas bekerja sama dalam hal teknis berternak, namun belum berkembang dalam hal pengadaan bersama dan pemasaran produk secara bersama. Dengan demikian tingkat efisiensi dalam hal biaya produksi dan biaya pemasaran belum bisa diperoleh oleh kelompok. Masalah sebagaimana yang dijelaskan di atas, ditawarkan untuk diselesaikan dengan alternatif sebagai berikut :a) Memberikan pelatihan teknik kebersihan, sanitasi dan higienis pemerahan dan penanganan susu segar dan susu pasteurisasi, serta teknik pengemasan; b) Memberikan pelatihan teknik pengolahan susu menjadi berbagai produk olahan susu c) Memberikan Peningkatan wawasan dan pengetahuan kelompok mengenai pemasaran produk olahan susu kambing d) Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok peternak kambing untuk menuju kelompok tani yang profesional.Kata kunci: Susu Kambing, Ternak Kambing, Olahan Susu Kambing, Kambing Etawa