Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN STRES KERJA PENGEMUDI BUS TRANS JOGJA PT. JOGJA TUGU TRANS Cainantoro, Anand; Oesman, Titin Isna; Winarni, Winarni
Jurnal Rekavasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Jogja Tugu Trans pengelola dari bus Trans Jogja dibawah naungan Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengoperasikan bus sebanyak 54 unit dengan total pengemudi keseluruhan 124 pengemudi.Kondisi beban kerja fisik dan beban kerja psikologis pengemudi bus trans jogja sangat sering terjadi yang mengakibatkan terjadi kerusakan pada bodi bus maupun merugikan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat resiko beban kerja fisik dengan tingkat stres kerja dan mencari hubungan antara beban kerja fisik dengan stres kerja. Metode untuk mengidentifikasi beban kerja fisik menggunakan metode Cardiovascullar Load (CVL), stres kerja dengan menyebarkan kuesioner stres kerja dengan 35 butir pertanyaan kepada pengemudi busTrans Jogja sebanyak 30 pengemudi dan untuk mencari hubungan beban kerja fisik dengan stres kerja menggunakan uji statistik (korelasi). Hasil analisis beban kerja fisik menggunakan metode CVL diperoleh hasil 23 pengemudi perlu dilakukan perbaikan kerja, 5 (lima) pengemudi diperlukan perbaikan kerja dalam waktu singkat, dan 2 (dua)pengemudi perlu dilakukan tindakan segera. Hasil pengolahan data stres kerja diperoleh hasil 8 (delapan) orang pengemudi mempunyai tingkat stres kerja sedang, 17 orang pengemudi mempunyai tingkat stres kerja tinggi, dan 5 (lima) orang pengemudi mempunyai tingkat stress kerja sangat tinggi. Pengujian korelasi hubungan beban kerja fisik dengan stres kerja diperoleh hasil hubungan kuat yang bernilai 0.687 atau 68.7% sedangkan 31.3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hubungan beban kerja fisik dan stress kerja berhubungan secara signifikan dan bernilai positif yang berarti semakin tinggi resiko beban kerja fisik maka semakin tinggi pula resiko stress kerja pengemudi bus Trans Jogja. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menambah variabel lain di luar penelitian ini.
PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN METODE 5S UNTUK MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI Setyananda, Risanita; Sodikin, Imam; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 1, No 1 (2013): Jurnal REKAVASI
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anggun Rotan Bag adalah industri kerajinan di Yogyakarta yang memproduksi tas dan kerajinan berbahan dasar rotan. Proses produksi pada Anggun Rotan Bag dikerjakan oleh karyawan dan masih manual menggunakan tenaga manusia. Gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif dan penumpukan barang yang menunggu diproses perlu untuk diteliti. Penelitian ini  menganalisa kondisi awal lintasan produksi kemudian memperbaiki metode kerja dan layout kerja pada stasiun kerja yang mengalami bottleneck. Perbaikan dilakukan berdasarkan metode micromotion study dan metode 5S pada lingkungan kerja. Penelitian diperoleh hasil kondisi awal lintasan produksi terdapat dua stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu stasiun kerja pembuatan asesoris dan stasiun kerja pasang furing. Setelah dilakukan perbaikan metode kerja stasiun kerja yang mengalami botleneck berkurang menjadi satu stasiun kerja yaitu stasiun kerja pembuatan asesoris. Penyeimbangan lintasan produksi selanjutnya menggunakan metode Killbridge Heuristic/Region Approach menunjukkan penurunan waktu menganggur (idle time) 340,05 menit menjadi 72,65 menit. Balance delay menurun dari 70,65% menjadi 33,96%. Efisiensi lintasan produksi 29,35% meningkat menjadi 66,04% nilai ini menunjukkan bahwa pola aliran yang baru keseimbangan lintasan yang dihasilkan mendekati optimal. Metode micromotion study dan metode 5S memberikan efek terhadap perbaikan metode kerja dengan menghilangkan gerakan kerja yang tidak efektif serta merapikan area kerja sehingga dapat meningkatkan output yang dihasilkan untuk menyeimbangkan lintasan produksi. Kata kunci : Micromotion Study, Metode 5S, Keseimbangan Lintasan Produksi,  Efisiensi Lintasan, Metode Killbridge Heuristic/Region Approach.
OPTIMALISASI DISTRIBUSI PRODUK MENGGUNAKAN DAERAH PENGHUBUNG DAN METODE SAVING MATRIX Ikhsan, Amri Nur; Oesman, Titin Isna; Yusuf, Muhammad
Jurnal Rekavasi Vol 1, No 1 (2013): Jurnal REKAVASI
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Madu Baru adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan dan pembuatan gula konsumsi. PT. Madu Baru memiliki banyak konsumen yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selama ini sistem distribusi yang dilakukan perusahaan masih secara acak karena masih menggunakan rute pengiriman produk yang bermula dari gudang perusahaan menuju ke retailer, kembali ke gudang lagi, kemudian menuju ke retailer lagi dan seterusnya. Hal tersebut membuat proses distribusi menjadi tidak efektif dari segi waktu, jarak dan biaya.Penelitian ini dilakukan untuk merancang rute distribusi yang optimal sehingga ada penghematan biaya dari segi distribusi. Dalam penelitian ini, daerah penghubung dijadikan sebagai gudang dan digunakan untuk membagi area distribusi sedangkan penentuan rute optimal dilakukan dengan metode Saving Matrix. Langkah awal adalah meramalkan permintaan yang akan datang dengan metode peramalan, selanjutnya dilakukan penentuan daerah penghubung dan pengerjaan dengan metode Saving Matrix. Berdasarkan dari perhitungan, wilayah pemasaran terbagi menjadi 2 (dua) area distribusi dan 7 (tujuh) rute distribusi yang optimal. Area pertama terbagi menjadi 3 rute dengan jarak tempuh  211.9 km dan biaya distribusi sebesar Rp. 559.627,00. Area kedua terbagi menjadi 3 rute dengan jarak tempuh 1032.67 km dan biaya distribusi sebesar Rp.936.946,00. Rute tambahan 1 rute dengan jarak tempuh 74.6 km dan biaya distribusi sebesar Rp. 280.887,00. Hasil dari perhitungan diketahui penghemat biaya sebesar Rp. 244.370,00 setiap harinya.
EVALUASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA PADA BAGIAN PROSES PENGECORAN DI INDUSTRI KERAJINAN COR ALUMUNIUM PT “ED” YOGJAKARTA Oesman, Titin Isna
Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA) Vol 15, No 1 (2014): INASEA Vol. 15 No. 1
Publisher : Industrial and Systems Engineering Assessment Journal (INASEA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The process of industrial production in cast aluminum craft PT "ED" is done manually and begins the process of smelting aluminum with temperature (650-700) ° C and continued the process of pouring the mold over and over again (repetitive). This condition can cause heat stress and have health impacts for operators due to heat exposure if not properly managed. The purpose of this study is to determine the condition of the working environment in the process of casting in cast aluminum craft industry "ED" Yogjakarta. The study is conducted in the process of aluminum casting and foundry "ED" in Yogjakarta. The sample in this study is the operators on the production process of aluminum casting and pouring in aluminum craft industry "ED" Jogjakarta which amounted to 12 people. Measuring instruments used in this study are as follows. Camera, Stop watch, WBGT-meter, Luxmeter, Bathroom scale and Digital Sound level meter. Data subject conditions and environmental conditions is obtained and analyzed descriptively.
Analisis Postur Kerja dengan Metode OWAS dan NIOSH pada Pekerja Manual Material Handling Bagian Loading-Unloading Bandara Adisutjipto Yogyakarta (Studi Kasus PT. Gapura Angkasa) Ningrum, Irwantika Dwi; Susetyo, Joko; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Gapura Angkasa merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan pelayanan ground handling di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Salah satu aktivitas ground handling adalah loading-unloading. Pada loadingunloadingtersebut, sebagian besar kegiatan masih dikerjakan secara manual. Bila tidak tepat, kegiatan tersebut dapat mengakibatkan cidera pada pekerja, terutama cidera pada sistem muskuloskeletal. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis postur kerja para pekerja loading-unloading dengan metode Ovako Working Analysis System (OWAS) dan menghitung Recommended Weight Limit (RWL) serta pengaruh beban tersebut terhadap sistem muskuloskeletal berdasarkan kriteria Lifting Index (LI) dengan metode NIOSH. Berdasarkanpenelitian ini, identifikasi postur kerja yang berdasarkan metode OWAS pada kegiatan loading diperoleh, elemen pekerjaan ke-1 termasuk kategori risiko 4 (sangat berbahaya), elemen pekerjaan ke-2 termasuk kategori risiko 1(aman), elemen pekerjaan ke-3 termasuk kategori risiko 3 (berbahaya). Pada kegiatan unloading, elemen pekerjaan ke-1 dan ke-2 termasuk kategori risiko 1 (aman), elemen pekerjaan ke-3 termasuk kategori risiko 3 (berbahaya).Berat beban yang direkomendasikan untuk diangkat pekerja atau Recommended Weight Limit (RWL) pada kegiatan loading sebesar 2,5198 kg dan pada kegiatan unloading sebesar 3,1567 kg. Nilai LI yang dihasilkan loading sebesar4,5242 dan unloading sebesar 3,6114. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat risiko kerja yang tinggi, terutama risiko terjadi cedera pada sistem muskuloskeletal para pekerja.Kata kunci: manual material handling, Ovako Working Analysis System, recommended weight limit, lifting index
Usulan Pemilihan Metode Upah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dengan Menggunakan Metode Sistem Halsey, Rowan & Taylor di PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi Triyono, Wahyu; Yusuf, Muhammad; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan crude palm oil (minyak kelapa sawit). Perusahaan tersebut memiliki beberapa stasiun dengan pembidangan khusus. Salah satu stasiun tersebut adalah Loading Ram. Stasiun tersebut adalah stasiun penting yang berfungsi menyortir buah kelapa sawit. Stasiun Loading Ram menerapkan penerimaan karyawan lepas atau harian yang setiap dua minggu sekali dilakukan pergantian karyawan baru. Karyawan menerima upah berdasarkan jumlah output bongkar kelapa sawitdan waktu pengerjaan tanpa tambahan bonus.Peninjauan kembali sistim pengupahan menggunakan metode Halsey, Rowan dan Taylor. Ketiga metode tersebut menerapkan sistem pengupahan dengan pemberian bonus yang berbeda sesuai tingkat efisiensi waktu kerja. Penelitian ini bermaksud membandingkan ketiga metode tersebut, sehingga diketahui metode yang lebih tepat dari metode yang diberlakukan di perusahaan.Hasil analisis dan uji statistik dari ketiga metode tersebut menunjukkan bahwa metode Rowan mempunyai tingkat bonus yang lebih tinggi dibanding Metode Halsey dan Taylor. Terkait keluhan karyawan atas pengupahan di stasiun Loading Ram, Metode Rowan dianggap lebih tepat untuk diterapkan di perusahaan karena dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.Kata kunci: Metode upah, karyawan lepas, kesejahteraan, bonus
REDESIGN KERANJANG SAMPAH BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGURANGI CEDERA FISIK PADA PEMULUNG Sareng, Monika D.Y; Oesman, Titin Isna; Susetyo, Joko
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemulung berperan penting dalam mengelola sampah di TPA karena membantu mengurangi jumlah timbunan sampah sehingga dapat memperpanjang umur pemakaian TPA. Alat utama yang digunakan oleh pemulung untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah adalah keranjang yang terbuat dari bilah bambu. Keranjang tersebut menggunakan satu tali yang digantungkan pada salah satu bahu, dan ada pula yang menjunjung di atas kepala.Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan keranjang lebih ergonomis yang dapat mengurangi keluhan cedera fisik pada pemulung. Hal ini dilakukan dengan data antropometri yaitu mengukur dimensi tubuh pemulung yang berhubungan dengan penggunaan keranjang untuk mendapatkan ukuran keranjang yang sesuai. Ukuran dimensi keranjang yang diperoleh adalah panjang alas=38cm, bagian atas keranjang=50cm, tinggi keranjang=51cm, dan panjang tali keranjang=73cm.Implementasi hasil redesign keranjang pada pemulung menunjukkan bahwa keluhan pegal/ngeri/kaku/linu pada punggung dan pinggang mengalami penurunan 100%, sedangkan keluhan pegal/ngeri/kaku/linu pada pundak/bahu mengalami penurunan 83,33%. Uji beda statistik menggunakan Wilcoxon menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah design, =0,001. Kata kunci: pemulung, keranjang pemulung, ergonomi, antropometri
DESAIN ULANG MESIN PEMOTONG TEMPE MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) MELALUI PENDEKATAN ANTROPOMETRI Saraswati, Ayu Wulandari; Oesman, Titin Isna; Sodikin, Imam
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin pemotong tempe yang digunakan pada home industri “Pak Mur” saat ini, memiliki banyak keluhan yang dinyatakan oleh pekerja. Keluhan-keluhan tersebut antara lain adanya keluhan muskuloskeletal, bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan proses pemotongan tempe yang masih terbuat dari bahan besi berkarat, Tegangan listrik sebesar 900 watt dan kenyamanan dalam pengoperasian mesin pemotong tempe yang dianggap masih kurang. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti bermaksud meredesain mesin pemotong sehingga dapat meningkatkan kesehatan pekerja dan kapasitas produksi home industri tersebut. Metode yang digunakan untuk meredesain mesin pemotong tempe adalah dengan menggunakan service quality dan quality function deployment melalui pendekatan antropometri. Dengan penyebaran kuisioner sebanyak 8 (delapan) orang pekerja untuk mengumpulkan data keluhan muskuloskeletal melalui nordic body map, mengumpulkan data tingkat kepentingan, tingkat kepuasan dan tingkat harapan dari pekerja terhadap mesin pemotong tempe melalui service quality dan quality function deployment serta menghimpun data antropometri yang dibutuhkan. Hasil dari service quality diperoleh gap positif terbesar terdapat pada atribut tinggi mesin. Hasil dari quality function deployment diketahui tingkat kepentingan tertinggi terdapat pada atribut tinggi mesin 4,625. Tingkat kepuasan tertinggi terdapat pada atribut tinggi mesin yaitu sebesar 4,75. Ukuran mesin pemotong tempe yang baru adalah tinggi mesin 94,32 cm dan lebar 55,78 cm. Kata kunci: Service Quality, Quality Function Deployment, Antropometri
Desain Mesin Mixing pada Proses Produksi Tempe Menggunakan Quality Function Deployment Berdasarkan Ergonomi Ariantono, Muhammad Rifqi; Oesman, Titin Isna; Simanjuntak, Risma Adelina
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai dan kapang atau ragi. Industri tempemerupakan industri rumah tangga salah satu yang mengelola industri tempe adalah home industry tempe di bantulmilik Bapak Rasimun. Home industry tersebut memproduksi 200 kg tempe setiap hari. Dalam proses produksi padaperagian terdapat cara kerja yang belum ergonomis Karena proses produksi masih konvesional dan para pekerjabelum memperhatikan higienitas dari produk, sehingga diperlukannya mesin yang dapat merubah cara kerjakonvesional dengan memperhatikan higienitas produk.Perancangan mesin mixing ragi dan kedelai ini menggunakanmetode Quality Function Deployment(QFD) berdasarkan ergonomi.Metode QFD merupakan suatu metode yangterstruktur dalam penggambaran produk yang memungkinkan pengembangan produk untuk menetapkan denganjelas semua keinginan dan kebutuhan konsumen serta mengevaluasi masing-masing kemampuan produk yangditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan.Metode ergonomi digunakan untuk menyesuaikan mesindengan dimensi tubuh pekerja.Dalam penelitian ini dihasilkan mesin mixing ragi dan kedelai yang memilikikapasitas 5 (lima) kg. mesin tersebut didesain sesuai dengan tubuh pekerja sehingga dapat mengurangi keluhanmuskuloskeletal yang dialami pekerja, meningkatkan higienitas produk dan mempercepat proses produksi, terutamapada bagian peragian.Kata Kunci: Perancangan, Quality Funtion Deployment, Ergonomi
Optimalisasi Biaya Distribusi Produk PT. Madubaru dengan Pendekatan Metode Saving Matrix Dan Generalized Assignment Azizah, Ulfah Nur; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Madubaru merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan dan pembuatan gulakonsumsi dengan lokasi retailer di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) - Jawa Tengah. PT. Madubaru inimempunyai mekanisme distribusi yang tidak optimal dengan melakukan pengiriman produk ke setiap retailer darisebuah gudang kemudian kembali ke gudang dan seterusnya. Hal tersebut menimbulkan permasalahan terkaitpenjadwalan, pengaturan rute, dan pengaturan kapasitas.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan hasil metode penyelesaian dalam Supply ChainManagement (SCM) yaitu Saving Matrix dan Generalized Assignment. Tujuan utama dari metode ini adalahperencanaan rute dan penugasan kendaraan dengan biaya distribusi yang optimal. Metode Saving Matrix dilakukandengan membuat suatu matriks penghematan (savings matrix). Matriks ini berisi daftar penghematan yang diperolehjika menggabungkan dua atau lebih retailer dalam satu kendaraan. Metode Generalized Assignment bekerja denganmenentukan seed point atau titik tengah kendaraan, kemudian menghitung biaya penyisipan untuk setiap pelanggan.Hasil dari penelitian yang dilakukan pada 12 retailer diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan metode savingmatrix sebesar Rp. 395.222/hari dapat memberikan penghematan lebih besar Rp. 81.593/hari (14 %) dibandingkandengan penggunaan metode generalized assignment Rp. 399.305/hari dengan penghematan sebesar Rp. 77.510/hari(13%) dari biaya sebelumnya sebesar Rp. 476.815/hari. Rute usulan yang optimal juga dihasilkan oleh metodeSaving Matrix (tiga rute dengan total jarak tempuh sebesar 112,45 km) dibandingkan rute usulan yang dihasilkandengan Generalized Assignment (tiga rute dengan total jarak tempuh sebesar 116 km) dari 12 rute sebelumnyadengan total jarak tempuh 263 km. Rute yang dimiliki oleh saving matrix lebih sederhana, fleksibel dan mempunyaikecepatan tinggi daripada generalized assignmentKata Kunci: generalized assignment, saving matrix, supply chain management