Ferril Pamungkas Maramba Putra
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Penataan Ruang

Elemen Citra Kawasan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Historik dan Arkeologi Ferril Pamungkas Maramba Putra; Karina Pradinie Tucunan
Jurnal Penataan Ruang Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Penataan Ruang 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v16i2.7456

Abstract

Kota Surabaya memiliki kawasan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah di daerah Ampel yang bernilai sejarah Islam. Namun, situs tersebut mengandung fitur, struktur, serta artefak yang tidak sesuai dengan karakteristik negara magrib. Penelitian bertujuan menganalisa pengaruh akulturasi dalam aspek desain perkotaan situs Ampel dan implikasi pertumbuhan masa depan daerah tersebut. Dipersembahkan oleh pendekatan etnologi, penelitian ini menemukan bahwa selain Islam, ada beberapa pengaruh Hindu dan juga Jawa (budaya lokal) yang membentuk situs warisan Islam ini.Pengaruh Islam ditemukan dalam aspek berikut: (1) path, komponen pola sirkulasi grid-linear yang terdiri dari jalan utama (syari), jalan kecil (fina), dan pola buntu (cul-de-sac); (2) pada area publik, fungsi sebagai komponen simpul yang dapat diakses oleh siapa saja. Itu terletak di sekitar area ekspansi Masjid Ampel; (3) ujungnya, komponen ini adalah pasar lokal (suq), yang juga ada di banyak negara magrib; (4) distrik, komponen ini terdiri dari tiga bagian, yang merupakan distrik pemukiman, distrik ibadah, dan distrik suqs berorientasi ke Masjid Ampel; (5) terakhir, komponen Landmark adalah Masjid Ampel sebagai pusat wilayah.Sedangkan, aspek desain perkotaan mengadopsi pengaruh Islam, ornamen, warna, dan simbol mewakili pengaruh Hindu sebagai warisan Kerajaan Majapahit. Pertama, pada komponen tepi, adalah warisan Kerajaan Majapahit dalam bentuk gerbang (paduraksa) sebagai daerah transisi menuju ruang suci di masjid, konsep ini hampir tidak digunakan pada desain perkotaan Islam. Kedua, penggunaan ornamen Kerajaan Majapahit Surya Wilwatika yang berarti kekuatan dan kemenangan, tanaman memanjang yang berarti kesuburan, kuncup bunga yang berarti banyak biji, delapan di mahkota bunga.Pengaruh Jawa ditemukan di Masjid Ampel (tengara). Ini adalah bentuk atap bertingkat tiga konsep kosmologis. Konsep ini mencoba menginternalisasi tiga tindakan (rasio-akal-hati), maka akan menyatukan untuk membentuk atap yang disebut atap Tajug. Kedua, pengaruh Jawa juga ditemukan di ujung atap Masjid Ampel sebagai mustika (mahkota), ciri khas budaya Jawa, dan mendefinisikan otoritas tertinggi untuk Tuhan.