Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SINTESA ADSORBEN ZEOLITE ALAM AKTIF DENGAN BANTUAN MICROWAVE UNTUK ADSORPSI CO2 Poerwadi, Bambang; Miranda, Farid Fadillah; Arini, Mutiara Dita; Oktavian, Rama; Zulhijah, Rizka
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.42 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2017.001.01.01

Abstract

Pada penelitian ini telah dikembangkan sintesa adsorben zeolite alam aktif dengan bantuan microwave dan aplikasinya untuk proses adsorpsi gas CO2. Zeolite alam diaktivasi dalam larutan basa NaOH dengan variasi konsentrasi 1, 2, dan 3M, kemudian dilakukan proses pemanasan dengan menggunakan microwave pada suhu 80°C dengan variasi waktu 3, 4, 5, 6, dan 7 menit. Pengaruh konsentrasi NaOH dan lama pemanasan pada proses aktivasi terhadap kapasitas adsorpsi CO2 telah dipelajari dengan detail. Uji penyerapan CO2 dilakukan dengan mengalirkan campuran gas N2 dan CO2 pada kolom adsorpsi tipe fixed bed yang berisi granul zeolite teraktivasi pada suhu 28°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH dan lama waktu pemanasan mempengaruhi kemampuan adsorpsi zeolite, dimana kapasitas adsorpsi CO2 tertinggi, yaitu sebesar 1,165 mmol diperoleh untuk zeolite yang diaktivasi dengan NaOH 1M dan lama pemanasan 3 menit. Terlalu tinggi konsentrasi NaOH dan terlalu lama pemanasan mengakibatkan menurunnya luas permukaan adsorben. Hasil ini juga menunjukkan proses aktivasi pada zeolite alam mampu meningkatkan kapasitas adsorpsi secara signifikan, jika dibandingkan dengan zeolite yang tidak diaktivasi (0,377 mmol CO2/gram adsorben). Selain itu, keefektifan penggunaan microwave juga dievaluasi dengan membandingkannya dengan zeolite yang diaktivasi dengan menggunakan oven, dimana diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda untuk zeolite yang diaktivasi dengan NaOH 1M selama 3 menit dengan microwave, dibandingkan dengan pemanasan selama 4 jam dengan oven (1,405 mmol CO2/gram adsorben).
PEMANFAATAN GARAM BERBASIS CaCl2 SEBAGAI HEAT STORAGE UNTUK SUMBER ENERGI TERMAL PADA TERMOELEKTRIK KONVERTER Poerwadi, Bambang; Pratama, Dhanang Edy; Aprilia, Vivi Anita; Puspitasari, Diah Agustina; Supriyono, Supriyono
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.961 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2017.001.01.02

Abstract

Thermo Electric Converter (TEC) adalah peralatan pengkonversi energi panas menjadi listrik berdasarkan aliran elektron yang disebabkan oleh perbedaan suhu. Untuk dapat memanfaatkan panas matahari secara kontinyu, maka diperlukan material yang dapat menyerap dan menyimpan panas matahari. Penelitian ini menggunakan garam CaCl2.4H2O sebagai material penyerap dan penyimpan panas matahari. Garam CaCl2.4H2O merupakan material latent heat storage yang memiliki prinsip perubahan fase saat menyerap atau melepaskan panas. Penelitian ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu uji laboratorium dan uji lapangan. Pada uji laboratorium sumber panas menggunakan pemanas listrik yang memanaskan garam hingga temperatur 120oC. Uji ini dilakukan pada fraksi 60%, 70%, dan 80% volume wadah. Fraksi garam yang optimum kemudian digunakan untuk uji lapangan, dimana alat diuji untuk mengetahui seberapa besar efektivitas alat pada sinar matahari langsung antara pukul 07.00 hingga 13.00. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah garam dengan fraksi 60% volume wadah merupakan fraksi yang paling optimum. Fraksi tersebut mampu menerima dan melepas panas, dan menghasilkan listrik paling besar dibandingkan dengan fraksi lain. Pengujian lapangan terhadap fraksi 60% memberi hasil bahwa alat ini mampu menyimpan panas matahari dan mengkonversinya menjadi listrik 19,1 Watt pada pengujian laboratorium dan 0,3 Watt pada pengujian lapang pada jam 12.00 WIB.
The Effort to Improve The Economic Value Of Patchouli Oil: The Controlled Esterification at Production of The Aroma Compounds Base on Patchouli Oil Retnowati, Rurini; Poerwadi, Bambang
Jurnal Teknik Industri Vol 8, No 1 (2007): Februari
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.713 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol8.No1.67-70

Abstract

Patchouli oil is an excellent of the Indonesian essential oil, because 45% of essential oil government-reserve is gained from it. Patchouli oil is commonly used in soap industrial, hair tonic, mouthwash, and high quality perfume. In the utilizing, patchouli oil is mixed with other essential oil, such as: clove oil, rose oil, and vetiver oil; since the fixative nature with flavor substance could chain the other essential oil. The fixative nature and the odor resistance come from the tertier alcohol substance, e.i.: patchoulic alcohol as its main component. Although it has long odor resistance, as an aroma substance, the odor of patchouli oil has less strong. As the base character of aroma substances determined by ester component compiler, so it is interesting to study the esterification reaction controlling the amount of ester product. In this research, patchouli oil was converted into the ester substance by esterification reaction using anhydride acid and ZnCl2 catalyst. The esterification was optimized to various concentration of ZnCl2 catalyst from 1–5% and to obtained the most preferred ester dan patchoulic alcohol ratio. Characterization of trade patchouli oil and the product of esterification were conducted based on determining the physical nature, such as: density and refraction index, and also the patchouli oil component's profile from chromatogram and mass spectrum resulted from GC and GC-MS analysis. To know most preferred ester and pachoulic alcohol ratio, using hedonic test with 25 panelists was conducted. The research resulted that the esterification reaction of patchouli oil using anhydride acid could be done by using ZnCl2 catalyst. Characterization result using GC indicated that the component's profile change under esterification condition; while characterization result using GC-MS showed the existence of patchoulic acetate substance. Variation of anhydride acid composition affected the ratio profile of patchoulic acetate and patchoulic alcohol. Hedonic test results showed that panelists'most preferred ratio of patchoulic acetate and patchoulic alcohol is 0.7934.
The Effort to Improve The Economic Value Of Patchouli Oil: The Controlled Esterification at Production of The Aroma Compounds Base on Patchouli Oil Rurini Retnowati; Bambang Poerwadi
Jurnal Teknik Industri Vol. 8 No. 1 (2007): Februari
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol8.No1.67-70

Abstract

Patchouli oil is an excellent of the Indonesian essential oil, because 45% of essential oil government-reserve is gained from it. Patchouli oil is commonly used in soap industrial, hair tonic, mouthwash, and high quality perfume. In the utilizing, patchouli oil is mixed with other essential oil, such as: clove oil, rose oil, and vetiver oil; since the fixative nature with flavor substance could chain the other essential oil. The fixative nature and the odor resistance come from the tertier alcohol substance, e.i.: patchoulic alcohol as its main component. Although it has long odor resistance, as an aroma substance, the odor of patchouli oil has less strong. As the base character of aroma substances determined by ester component compiler, so it is interesting to study the esterification reaction controlling the amount of ester product. In this research, patchouli oil was converted into the ester substance by esterification reaction using anhydride acid and ZnCl2 catalyst. The esterification was optimized to various concentration of ZnCl2 catalyst from 1–5% and to obtained the most preferred ester dan patchoulic alcohol ratio. Characterization of trade patchouli oil and the product of esterification were conducted based on determining the physical nature, such as: density and refraction index, and also the patchouli oil component's profile from chromatogram and mass spectrum resulted from GC and GC-MS analysis. To know most preferred ester and pachoulic alcohol ratio, using hedonic test with 25 panelists was conducted. The research resulted that the esterification reaction of patchouli oil using anhydride acid could be done by using ZnCl2 catalyst. Characterization result using GC indicated that the component's profile change under esterification condition; while characterization result using GC-MS showed the existence of patchoulic acetate substance. Variation of anhydride acid composition affected the ratio profile of patchoulic acetate and patchoulic alcohol. Hedonic test results showed that panelists'most preferred ratio of patchoulic acetate and patchoulic alcohol is 0.7934.
POLY FRACTION (TRIMETILEN-BASED) FROM MONOMER RENEWABLE ONLY SOLUTION AND DECREASE TEMPERATURE Diah Mardiana; Bambang Poerwadi; Budi Kamulyan; Siannita Chandra
Jurnal Penelitian Saintek Vol 19, No 1: April 2014
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.151 KB) | DOI: 10.21831/jps.v19i1.2327

Abstract

Poly(trimethylene-sebacate), polyester material from glycerol and castor oil monomer resources, have been synthesized. Fractionation using suitable solvent-non solvent composition could be produced the pure polymer. In this experiment dissolution methods were modified by reduced temperature. In order to choose the suitable solvent and its composition, it was monitored by the turbidity, while the effect of reduced temperature were analysed based on poly(trimethylene-sebacate) mass and several physical properties of product. Result showed that the suitable solvent and non solvent were chloroform and methanol, respectively. As with out reduced temperature, the volume composition was 1 : 10, while temperature modified could be reduced 50% of methanol used. Furthermore, concentration of poly(trimethylene-sebacate) of 3% using volume composition of 1 : 5 at temperature of 20-22 oC , it was yielded 48.4% of product. It has melting point of 52 C with intrinsic viscosity of 10.89 mL/g, Mn 2632 g/eq and degree of crystalinity was 30.5%.  
Hydrophobic Aerogel-Based Film Coating On Glass By Using Microwave Poerwadi Bambang; Diah Agustina P; Christia Meidiana
UNEJ e-Proceeding 2016: Proceeding The 1st International Basic Science Conference
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Naturally hydrophobic films is currently receiving a lot of attention and has inspired efforts to create biomimetic surfaces. Application technology can be used as a water repellent coatings, for glass at a solar cell that can clean independently, so the use of outdoor solar cell can be used in a relative long period of time. In this study, the silica sol is made by making a solution of Na Silicate at 7%. and for the stabilization solution is used 1 M citric acid solution until a pH of about 2. Glass hydrophobic obtained by film coating on the glass test by means of dip coating, silica sol used is stabilized silica sol, glass coated silica sol are soaked in a surface-modifying agent that is TEOS, methanol, and n hexane in the ratio 1: 1: 1 volume ratio. The goal of treatment is to form silanol groups on the silica surface. The best hydrophobicity properties obtained on condition of Na silicate 7%, the modification time 2 hours at a temperature of 300C, the contact angle (Ө) of 128.40. The results of the study when compared to heating without microwave which takes 7 hours at 500C in terms of aspects of energy consumption, the use of the microwave can save energy by almost 85% to earn hydrophobic movie characters.
STERILISASI MIKROBA BUBUK TALC MENGGUNAKAN SINAR GAMMA (Co-60) Misriyani Misriyani; Bambang Poerwadi
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 18, No 1 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2022.18.1.6605

Abstract

Kerusakan produk bedak talek umumnya disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Beberapa industri mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknik pengawetan iradiasi sinar gamma (Cobalt-60). Penelitian ini mengidentifikasi jumlah mikroba yang tersisa dalam bedak talek dan struktur sel bakteri yang diiradiasi. Pada studi pendahuluan, proses iradiasi dilakukan dengan memberikan dosis iradiasi bedak talek yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0kGy, 5kGy, 7kGy, dan 9kGy yang dilakukan di PT. Rel-ion Bekasi menggunakan sinar gamma irradiator (Co-60), dan dilanjutkan dengan uji mikrobiologi terhadap sisa mikroba dalam bedak talk yang diradiasi yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Sains Universitas Brawijaya. Pengujian terdiri dari penghitungan jumlah bakteri dengan metode plate count dan identifikasi struktur sel bakteri dominan menggunakan metode pewarnaan gram dan pengamatan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada bedak talek menurun seiring dengan meningkatnya dosis iradiasi. Identifikasi struktur sel bakteri yang dominan pada bedak talk yang diiradiasi menunjukkan ciri-ciri bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan koloni bulat, licin, putih, memberikan pigmen kehijauan pada medium, dan menunjukkan sel bakteri gram negatif, dengan struktur batang, kadang-kadang bergandengan dan bercabang tidak beraturan dan berwarna merah.
Kinetika Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Microwave pada Produksi Biodiesel dari Minyak Jarak Bambang Poerwadi; Bambang Ismuyanto; Ahmad Ridwan Rosyadi; Ayu Indah Wibowo
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.483 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2019.003.01.02

Abstract

Biodisel merupakan alternative bahan bakar yang ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fossil. Dalam penelitian ini, biodisel diproduksi melalui reaksi transesterikasi minyak jarak dengan menggunakan microwave. Transesterifikasi divariasi pada suhu 45-65oC dan waktu 2-6 menit dengan rasio mol metanol dan minyak 7,5:1 serta KOH 1,5% terhadap berat total minyak dan metanol dalam microwave. Konversi minyak jarak menjadi biodisel dilihat dari metil ester yang terbentuk dan dianalisis menggunakan GC-FID. Pada penelitian ini, konstanta laju reaksi dan energi aktivasi reaksi transesterifikasi minyak jarak dengan katalis KOH dengan menggunakan microwave dihitung dan dievaluasi secara detail. Konstanta laju reaksi transesterifikasi rata-rata yang dihasilkan untuk temperatur operasi 65, 60, 55, 50, dan 45 oC secara berurutan adalah 1,222 L/mol.menit; 1,930 L/mol.menit; 2,002 L/mol.menit; 1,666 L/mol.menit dan 1,608 L/mol.menit. Energi aktivasi reaksi transesterifikasi yang dihasilkan sebesar 18,91 kJ/mol, dimana lebih kecil dibandingkan dengan transesterifikasi menggunakan pemanasan langsung.
Studi Performa Membran Hidrofobik Berbasis Silika Dalam Proses Pemurnian Biodiesel Rama Oktavian; Bambang Poerwadi; Supriyono Supriyono; Christina Wahyu K; Hardo Triwahyu Septiadi; Muhammad Ichya Yuniardi
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.125 KB) | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2019.003.01.04

Abstract

Gliserol dapat menyebabkan efek negatif pada mesin diesel seperti penyumbatan fuel filter, fouling pada injektor bahan bakar dan pembentukan deposit pada dasar tangki penyimpanan, maka perlu dilakukan pemurnian untuk meningkatkan kuatlitas biosisel yang sesuai denan SNI. Sampai saat ini, proses pemisahan yang dilakukan adalah dengan menggunakn membran polimer hirofobik polipropilen. Oleh karena itu, diperlukan alternatif membran lain untuk proses pemurnian produksi biodiesel yang berasal dari bahan yang mudah didapatkan dan bernilai ekonomis. Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan proses sintesis membran komposit silika hidrofobik dan performa membran ini pada proses pemisahan FAME dengan gliserol. Penelitian ini menguji performa dari membran komposit silika hidrofobik tersebut pada pemurnian biodisel untuk peningkatan kualitas biodiesel hasil proses transesterifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis membran pada penelitian ini dapat menghasilkan membran yang bersifat hidrofobik dengan sudut kontak di atas 90° (150°). Membran hidrofobik ini dapat digunakan dalam proses pemisahan CPO-air dengan nilai koefisien rejeksi sebesar 0,99. Selain itu dari hasil pengujian dengan laju alir 3 ml/menit didapatkan bahwa membran ini mampu meningkatkan kualitas dari biodiesel mentah dilihat dari parameter nilai kalornya. Selain itu didapatkan fluks membran sebesar 8,1 L/m2.h.
Pemanfaatan Methylene Blue dan Kulit Pisang Sebagai Komponen RFB (Redox Flow Battery) Moch Hanif Baktiyar; Anggita Adiningrum; Fatin Septianingsih; Bambang Poerwadi
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2021.005.01.02

Abstract

RFB (Redox Flow Battery) adalah baterai sekunder yang memberikan konversi energi antara kimia dan listrik melalui proses reaksi redoks secara bolak balik oleh 2 pasangan elektron dan proton. RFB dengan bahan aktif Vanadium (VRB) merupakan jenis RFB yang banyak digunakan dan mengalami berbagai masalah seperti harga Vanadium mahal, bersifat toksik dan pelarut (H2SO4) bersifat korosif. Oleh karena itu muncul gagasan penggunaan komponen elektrolit organik ramah lingkungan untuk menggantikan VRB. Methylene Blue dan kulit pisang dipilih sebagai komponen elektrolit RFB berbasis organik. Methylene Blue memiliki 2 pasang elektron-proton yang mampu memberikan reaksi redoks yang reversibel, dimana berpotensi sebagai bahan aktif elektrolit RFB. Kulit pisang juga berpotensi dijadikan sebagai pelarut elektrolit menggantikan H2SO4, karena mengandung karbohidrat, asam sitrat dan beberapa mineral elektrolit berupa air, kalium, garam sodium, fosfor dan magnesium yang dapat mendukung potensi sifat elektrolit kulit pisang. Metode penelitiannya adalah studi literatur, dan didapatkan hasil Methylene Blue mampu memberikan performa (efisiensi) terbaik pada RFB dan kulit pisang sebagai elektrolit pada baterai mampu menghasilkan tegangan mendekati bahkan melebihi tegangan keluaran VRB. Hal ini membuktikan Methylene Blue terbukti dapat dijadikan bahan aktif dan kulit pisang sebagai pelarut elektrolit.