Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM AIR CONDITION (AC) PADA MOBIL TYPE SANDEN Jamaludin Jamaludin
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 3, No 2 (2019): Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v3i2.3338

Abstract

Mobil yang menggunakan AC telah menjadi sebuah kebutuhan bagi pengendaranya. Sebagai penggunanya, ada baiknya jika dapat mengenal komponen atau bagian serta cara kerja AC mobil sehingga dapat mengetahui penyebab kerusakan pada AC mobil. Menanggapi hal ini maka hampir semua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kendaraan bermotor di Indonesia telah memasarkan kendaraan (terutama mobil pribadi) yang dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), yang mana dalam hal ini memerlukan tenaga mekanik atau teknisi yang professional dalam menanganinya baik pemasangan, perawatan, dan perbaikannya. Mengacu pada hal tersebut, untuk mengetahui penyebab kerusakan pada AC mobil dibuatlah alat simulator AC mobil. Dalam merancang simulator AC mobil, hal pertama yang dilakukan adalah merancang kerangka stand simulator. Kerangka stand didesain menggunakan autoCAD 2010. Bahan untuk merancang kerangka stand menggunakan besi hollow galvanis. Besi hollow galvanis dipotong, kemudian melakukan pengelasan pada besi hollow galavanis yang sudah dipotong. Setelah kerangka stand sudah jadi, dilakukan pemasangan komponen-komponen AC mobil. Proses pemasangan komponen dimulai dari pemasangan kompresor, pemasangan motor dinamo, pemasangan V belt kompresor dan motor dinamo, pemasangan kondensor dan kipas fan blower, pemasangan evaporator, pemasangan filter dryer atau receiver dryer, pemasangan trafo, pemasangan pipa refrigerant, dan melakukan pengisian freon.
ANALISIS MESIN PRESSURE JUS BUAH (MESIN X-1 IPX4) TIDAK TERCAPAI PRESSURE 1500 BAR PADA PRESSURE INDIKATOR Ali Rosyidin; Jamaludin Jamaludin
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 1 (2021): Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v5i1.5828

Abstract

Analisis ini dilatar belakangi perlunya hasil maksimal dari pada peroses pengambilan sari pati dari buah yang akan dijadikan jus atau minuman yang akak di kemas dan di jual di pasaran untuk memenuhi permintaan masyrakat.  Tujuannya untuk mengetahui kurangnya tekanan atau Pressure dalam pengoperasian mesin Pressure X-1 IPX4 pada saat proses pengambilan sari pati buah akibat dari kebocoran pada sill alat, kurangnya tekanan oli, reservoyi r yang bocor dan lain-lain. Dengan adanya analisa dari peralatan Mesin X-1 IPX4 ini diharapkan mendapatkan hasil optimal pada saat proses produksi dan efektifas alat serta mengurangi beban maintenance akibat tidak mengehaui bagian mesin yang rusak. Kebocoran sill yang terjadi ini perlu di minimalkan, karena menggangu kinerja mesin Press X-1 IPX4 dan kerugian hasil produksi. Pemeliharaan korektif perlu diterapkan pada mesin Press X-1 IPX4 untuk memberi perbaikan. Pemeliharaan korektif sementara yang dikerjakan karyawan pabrik adalah dengan mengganti sill kembali tersebut. Analisa awal dilakukan dengan menghitung respon yang bekerja pada mesin Press X-1 IPX4 akibat kebocoran tersebut. Dari survei didapat bahwa kebocoran terjadi pada bagian tabung oli pada  mesin Press X-1 IPX4 yang mendapat tekanan langsung dari reservoir sehingga tidak tercapainya persure 1500bar pada Pressure Indikator.
ANALISA TERMODINAMIKA MESIN DIESEL TYPE MDX-186 FAE PADA GOKART URBAN DIESEL KONTES MOBIL HEMAT ENERGI (KMHE) RISTEK DIKTI Jamaludin Jamaludin; Ali Rosyidin
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 2 (2021): Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v5i2.6300

Abstract

Analisa perencanaan bermula dari suatu kebutuhan dan memutuskan untuk berbuat agar dapat terpenuhi kebutuhan yang diperlukan. Di Universitas Muhammadiyah Tangerang, selama ini sudah ada kendaraan khususnya karya mahasiswa seperti gokart. Gokart yang sudah ada saat ini adalah gokart dengan penggerak berbahan bakar bensin. Untuk itu, sebagai kelanjutan, nantinya juga akan digunakan untuk perlombaan agar nama institusi bisa selalu eksis di setiap perlombaan, dengan itu diadakan dan direncanakan adanya pembuatan gokart urban berbahan bakar diesel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan observasi pada kendaraan gokart urban diesel khusunya pada mesin Matsumoto-Mdx-186 FAE. Dengan melihat spesifikasi dari mesin tersebut makan perhitungan tempratur awal dan akhir saat kompresi, tekanan akhir kompresi, kerja yang dilakukan atau out put dan yang terakhir adalah efisiensi thermal. Hasil dari perhitungan ini untuk memastikan mesin diesel yang digunakan pada gokart urban sesuai dengan regulasi. Dan gokart dapat berjalan dengan kecepatan yang penuh namun dengan menggunakan bahan bakar yang sedikit. Dari hasil penelitian atau perhitungan pada gokart urban diesel yang menggunakan mesin diesel Matsumoto MDX-186 FAE. Terutama pada perhitungan tempratur awal dan tempratur akhir kompresi mesin Matsumoto MDX-186 FAE di dapatkan tempratur awal pada saat langkah hisap sebesar  atau sebesar  dan tekanan akhir kompresi didapat sebesar. Nilai tekanan akhir kompresi didapat sebesar sebesar  atau sebesar 287,17 Psia. Maka dapat dipastikan  suhu akhir kompresi lebih besar dari suhu awal saat kompresi dengan nilai efisiensi thermal 91% dan mesin diesel Matsumoto Mdx-186 FAE dapat digunakan pada gokart urban.
ANALISIS SISTEM PENGEREMAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU TIPE VERTIKAL DENGAN KAPASITAS 450 WATT Jamaludin Jamaludin; Agus Sulaeman; Efrizal Efrizal
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 4, No 2 (2020): Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v4i2.5748

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengereman yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga bayu tipe vertikal untuk kapasitas 450 watt. Pembangkit listrik tenaga bayu digunakan untuk membangkitkan energi listrik dengan memanfaatkan energi angin. Pada pembangkit listrik tenaga angin sistem pengereman berfungsi untuk mengurangi kecepatan hingga menghentikan putaran baling-baling. Tujuannya agar pembangkit listrik tetap bekerja pada titik aman pada saat terjadi angin yang sangat kencang Sistem pengereman pada pembangkit listrik tipe vertikal ini menggunakan tipe rem tromol. Hasil penelitian ini menunjukan berapa gaya yang bekerja pada setiap sepatu rem serta berapa waktu yang diperlukan dan gaya yang diperlukan untuk melakukan pengereman pada setiap kecepatan angin yang berbeda-beda. Gaya yang bekerja pada sepatu rem 1 terhadap O1 sebesar 1.013 N, gaya yang bekerja pada sepatu rem 2 terhadap O2 sebesar 1.094 N. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pengereman pada kecepatan angin 6,1 m/s adalah 0,9 detik dengan gaya pengereman sebesar 54,194 N.
ANALISIS ALIRAN UDARA FAN BLADE PADA MESIN CFM56-7B BOEING 737-800NG DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) Yafid Effendi; Jamaludin Jamaludin
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 4, No 1 (2020): Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v4i1.5711

Abstract

Pesawat terbang merupakan transportasi yang sangat diminati oleh masyarakat, karena kenyamanan dan waktu penerbangan yang sangat singkat. Pada saat ini penguasaan teknologi rancang bangun di bidang kedirgantaraan sangatlah pesat contohnya saja bermunculan berbagai jenis pesawat terbang seperti Boeing series, Airbus Series, Bombardir Series, ATR Series, bahkan dalam negeri juga mempunyai pesawat tersendiri buatan PT Dirgantara Indonesia seperti CN (235,295,2235-200), NC212, Helikopter H21 Super Puma, N219, dan lain-lain. Aliran udara melewati fan blade pada pesawat terbang jenis BOEING 737-800NG dengan mesin CFM56-7B yang dianalisa menggunakan software CFD. Pada penelitian ini memfokuskan pengaruh ketinggian terhadap kecepatan, gaya dorong, dan gaya hambat pada aliran udara melewati fan blade dengan menggunakan software CFD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, pengumpulan data langsung pada objek yang di analisis pada software CFD. Berdasarkan simulasi pada CFD dapat disimpulkan bahwa Velocity x dan pressure setelah melewati fan blade pada ketinggian 10.000 feet, masing-masing menghasilkan  m/s dan 64801.10 pa. Sedangkan berdasarkan ketinggian 20.000 feet, masing-masing menghasilkan  dan 30619,11 Pa. Pola aliran udara yang dibelakang   fan blade menghasilkan pola aliran udara laminar dan gaya dorong (thrust) dan gaya tahanan (drag) yang di hasilkan pada ketinggian 10.000 feet berturut-turut adalah 115120,442 N dan 12244,13N, dan pada ketinggian 20.000 feet adalah 134418,55 N dan 15965,3.
Analisis Perbandingan Laju Perpindahan Panas Filler Material Alumunium dan Plastik pada Cooling Tower Jamaludin Jamaludin; Sumarno Sumarno; Bambang Suhardi Waluyo
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 1 (2022): Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v6i1.6718

Abstract

Filler (bahan pengisi) merupakan komponen paling berpengaruh besar terhadap kinerja menara pendingin, dimana kontak antara air dengan udara diperluas dan waktunya diperpanjang. Bentuk Filler yang sering digunakan adalah bentuk inclined honey comb yang terbuat dari lembaran PVC (berbahan plastik) tipis dan hargnya sangat mahal.Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menentukan bahan filler yang harganya terjangkau dan memiliki tingkat efektifitas sangat tinggi terhadap perpindahan panas yang akan dihasilkan. Filler yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah filler yang terbuat dari material alumunium. Dimana kita ketahui bahwa material alumunium mempunyai daya penghantar yang lebih besar dibandingkan material plastik.Objek yang akan diuji merupakan menara pendingin yang dibuat khusus oleh penyusun untuk mengetahui data-data dari hasil pengukuran yang akan diuji. Dalam pengukuran ini peneliti lebih menitik beratkan terhadap efektifitas kinerja perpindahan panas filler yang terbuat dari alumunium terhadap menara pendingin. 
ANALISIS KELAYAKAN VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 AHM SPX2 MATIC, API-SL JASO PADA MOTOR PCX 150 TAHUN 2018 Jamaludin Jamaludin; Sumarno Sumarno
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 2 (2022): Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v6i2.7954

Abstract

Viskositas adalah pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Cair atau tidaknya suatu cairan terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul kekentalan suatu pelumas berubah    seiring dengan kenaikan atau penurunan suhu pada lokasi dimana oli itu berada, pada dasarnya fluida Sebagian besar akan mengalami penurunan kekentalan seiring dengan kenaikan suhu. Setelah suhu kembali normal atau mendingin, viskositas tidak akan kembali ke tingkat semula tetapi       secara bertahap akan mengalami penurunan, sehingga viskositas akhirnya tidak lagi memuaskan. Total acid Number (TAN) adalah jumlah total atau kadar keasaman dalam minyak. Oli dengan kadar asam lebih besar dari jumlah kadar asam standar untuk pelumas maka mengakibatkan terjadinya pengkaratan pada komponen engine dan peyumbatan aliran oli karena pembentukan cat dan endapan, sehingga oli tidak lagi sesuai untuk mesin. Berdasarkan hasil anlisis tersebut didapatkan suatu hasil penelitian bahwa semakin jauh rute yang dicapai oli pelumas maka akan mengalami penurunan kadar kekentalan kinematiknya dari 0 km yaitu 151,45 cSt  turun menjadi 101,34 cSt pada 2500 km dan 85,54 cSt km pada 3000 km. semakin jauh jarak yang ditempuh maka nilai viskositas indexnya semakin kecil hal ini dikarenakan adanya temperatur yang tinggi yang mengakibatkan semakin kecil dari nilai viskositas indexnya sedangkan total base number ketika mencapai jarak 4094,44 km juga mengalami penurunan Semakin jauh jarak ditempuh maka kadar base dari minyak pelumas tersebut akan mengalami penurunan. Pada saat jarak 0  km nilai basenya 8,56 mg KOH/g, sedangkan 4,85 mg KOH/g untuk jarak 2500 km dan 3,95 mg KOH/g pada 3000 km
Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Spindle dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Alumunium ADC12 pada Mesin Bubut CNC Okuma L150T Jamaludin Jamaludin
Radial : Jurnal Ilmiah Sains dan Rekayasa Vol. 1 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Bung Karno

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62024/radial.v1i1.2

Abstract

In the rapidly growing manufacturing industry, especially in the field of machining, the use of computer systems has become increasingly prevalent. Consumer demands for precise workpieces with consistent quality, quick completion, and large quantities can be more easily achieved using CNC (Computer Numerical Control) machine tools compared to conventional machine tools. To determine the influence of spindle rotational speed and feed depth variation on the surface roughness of ADC12 aluminum in the Okuma L150T CNC lathe, an experimental study was conducted. Aluminum ADC12 specimens were used, and variations in spindle rotational speed and feed depth were tested for surface roughness using a Mitutoyo SJ-210 surface roughness tester. The obtained data were then analyzed and discussed based on statistical correlation and hypothesis testing. From the results of this study, the following conclusions can be drawn: (1) There is an influence of spindle rotational speed variation. At speeds of 900 rpm, 1500 rpm, and 2100 rpm, the average surface roughness levels of the workpiece were 7.45 μm, 6.35 μm, and 5.23 μm, respectively. Therefore, higher spindle rotational speeds result in lower surface roughness of the workpiece. (2) There is an influence of feed depth variation. At depths of 0.25 mm, 0.50 mm, and 0.75 mm, the average surface roughness levels of the workpiece were 5.23 μm, 6.32 μm, and 7.42 μm, respectively. Thus, deeper feed depths lead to higher surface roughness of the workpiece. (3) The combination of feed depth variation and spindle rotational speed that resulted in the workpiece with the lowest average surface roughness was achieved at a feed depth of 0.25 mm and spindle rotational speed of 2100, which amounted to 5.23 μm.