Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Studi Kasus Inovasi Ekonomi

PELATIHAN MERAMBAN DAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN ALTERNATIF UNTUK MENGHADAPI DAMPAK VIRUS CORONA Tri Haryanto; Rumayya Rumayya; Shochrul Rohmatul Ajija; M. Khoerul Mubin
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 5 No. 02 (2021)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The COVID-19 pandemic has caused residents of RT 01 / RW 01, Kelurahan Dukuh Pakis, Surabaya to face problems in the form of a decrease in residents' income and a potential shortage of foodstuffs due to the implementation of the lockdown policy (PSBB). The solution offered to mitigate this problem is to conduct training on the introduction and use of wild plants for food, as well as online assistance with botanists in developing wild food plant gardens on unused land located in the middle of residential areas. Online assistance is carried out using WhatsApp in residents’ groups. Apart from online assistance through WhatsApp, residents are also provided with modules in PDF format and an online learning video. This community development program is expected to give the residents of RT 01 / RW 01 Kelurahan Dukuh Pakis, Surabaya an insight into the benefits of wild plants as an alternative food source; ability to manage alternative plant cultivation independently or collectively; and realizing food self-sufficiency with various types of wild plants in anticipation of a food crisis due to the Corona virus. There are 4 (four) outputs from this program: 1) publication in an ISSN journal; 2) publication in print / electronic mass media; 3) online learning videos on the use of wild plants; and 4) availability of beneficial wild plant gardens as alternative food sources.
INISIASI GREEN BUSINESS “AYAM HALAMAN” BAGI PEKERJA HARIAN LEPAS SEBAGAI UPAYA ADAPTASI DI MASA PANDEMI COVID-19 Rumayya Rumayya; Deni Kusumawardani; Nur Aini Hidayati; Rizqatus Sholehah
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 6 No. 01 (2022)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/skie.v6i01.18630

Abstract

Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret tahun 2020 di Indonesia hingga saat ini menyebabkan turunnya kinerja perekonomian di seluruh sektor. Sektor konstruksi menjadi salah satu yang paling terdampak karena hampir seluruh proyek pembangunan infrastruktur pemerintah diberhentikan sementara. Padahal, sektor ini merupakan sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. Berhentinya aktivitas di sektor konstruksi menyebabkan banyak pekerja bangunan harian lepas kehilangan pekerjaan. Karena keterampilan kerja yang terbatas, para pekerja harian lepas tersebut relatif memiliki alternatif pekerjaan yang terbatas. Di sisi lain, mereka memiliki keluarga yang masih harus terus dibiayai kehidupan sehari-harinya. Hal ini terjadi pada sebagian anggota Koperasi Lazuardi di Kelurahan Dukuh Pakis Kota Surabaya yang merupakan pekerja bangunan harian lepas. Di sisi lain, permasalahan lingkungan yang dihadapi Kota Surabaya adalah mengenai sampah organik. Saat ini sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Benowo Surabaya sebesar 1.600 ton per hari dimana 50-60%-nya adalah sampah organik. Tumpukan sampah organik di TPA jika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan masalah lingkungan. Program pengabdian masyarakat (pengmas) ini menawarkan solusi berupa pelatihan dan pengembangan bisnis hijau (green business) untuk pekerja bangunan harian lepas melalu Koperasi Lazuardi. Bisnis ini menyediakan jasa pembuatan lubang biopori dan bak tadah hujan yang dapat digunakan untuk mengurangi potensi terjadinya banjir, serta jasa layanan pembangunan kandang ayam untuk kegiatan mengompos sampah organik dengan ayam pada tingkat rumah tangga.  Dengan program ini diharapkan para pekerja bangunan harian lepas akan memiliki alternatif pendapatan dari bisnis hijau di masa pandemi COVID-19.