Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

INTEGRASI NILAI-NILAI AGAMA DALAM PSIKOLOGI Andriyani, Juli
Jurnal Mentari Vol 13, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia adalah makhluk yang mempunyai motif untuk beragama dan berinteraksi dengan orang lain.  Karena agama merupakan fitrah dan dijadikan pandangan hidup manusia dan manusia merupakan makhluk sosial. Agama dijadikan rujukan dalam setiap perilaku dan setiap aktivitas manusia. Penerapan nilai-nilai psikologi dalam proses keberagamaan  bertujuan untuk menempatkan manusia  sebagai makhluk Tuhan dengan segala kemuliaannya, karena agama berperan dalam pembentukan sikap, keyakinan, dan perasaan, yang akan melahirkan bentuk-bentuk perilaku yang bermanfaat untuk mengadakan interaksi dengan individu lain. Agama dapat berperan sebagai terapi  (penyembuhan)  bagi gangguan  mental, sehingga manusia dapat  terbebas dari berbagai persoalan batin. Proses terapi melalui pendekatan agama dan pendekatan psikologis akan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh setiap individu baik  dari persoalan yang berasal dari  aspek  diri yang paling dalam atau persoalan yang berasal dari interaksi dengan individu lain. Kata Kunci:  agama,  psikologi     DAFTAR PUSTAKA   Bastamam, Hanna Djumhana, 1995, Integrasi Psikologi dalam Islam Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar dan Insan Kamil. Daradjat, Z, 1982, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental Jakarta: Bulan Bintang.   Dadang Hawari, 1999, Al Quran: Ilmu Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. Departemen  Agama, 1999, Al Quran dan Terjemahan. Gunarsa, Y, Singgih, 1989, Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia. Jalaluddin R, 1997, Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nawawi, R.S, 2000, Metodologi Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syafrilsyah, 2004, Psikologi Agama Suatu Pengantar. Banda Aceh: Yayasan Pena: Yusuf Syamsu dan Juntika Nurihsan, 2006, Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosda Karya.
PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MORAL PADA REMAJA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PANTI ASUHAN NIRMALA BANDA ACEH Juli Andriyani; Sri Wahyuna
Jurnal Ilmiah Psikologi An Nafs Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi An Nafs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moral merupakan keyakinan setiap individu mengenai yang baik dan yang buruk dalam bertingkah laku dalam lingkungan sosialnya. Individu yang memiliki nilai moralitas yang baik maka indovodu tersebut dapat mengendalikan dari kerusakan moral dan sebaliknya individu yang memiliki pengematan nilai moralitas yang tidak baik maka dapat dengan cepat terpengaruh dengan kerusakan moral. Begitu juga halnya dengan remaja yang tinggal di Panti Asuhan, semakin baik persepsi dan didikan dalam lingkungan sekolahnya maka akan semakin baik pula nilai moralnya. Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui hubungan persepsi terhadap lingkungan sekolah dengan moral pada remaja di UPTD PAnti Asuhan Nirmala Banda Aceh.Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di UPTD PAnti Asuhan Nirmala Banda Aceh yang berjumlah 60 orang. Sampel dalam peneltian ini adalah keseluruhan dari populasi, yang berjumlah 60 orang dengan teknik probability sampling. Dalam penelitian ini analisis data yan digunakan adalah metode analisis korelasi, serta pengambilan data menggunakan skala persepsi terhadap lingkungan sekolah dan moral. Persepsi terhadap lingkungan sekolah merupakan salah satu variable yang memberikan sumbangan relative terhadap moral yaitu sebesar 66,7% sedangkan 33,3% dipengaruhi oleh faktor lain.Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik persepsi terhadap lingkungan sekolah yang diterima oleh remaja maka semakin baik pula moral remaja tersebut. Begitu juga sebaliknya semakin tidak baik persepsi terhadap lingkungan sekolah yang diterima oleh individu maka semakin tidak baik pula moral remaja tersebut. Kata kunci: persepsi, lingkungan sekolah, moral remaja.
GAMBARAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BERPRESTASI BELAJAR RENDAH DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH Juli Andriyani; Efrar Khalid Hanas
Jurnal Ilmiah Psikologi An Nafs Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi An Nafs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Agar dapat lulus dari pendidikan tinggi mahasiswa harus menghadapi berbagai tantangan, kendala dan hambatan. Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah memotivasi diri untuk giat belajar. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar mahasiswa menjadi rendah dan dampak yang ditimbulkan pada mahasiswa yang memiliki motivasi be;ajar rendah.Responden pada penelitian ini terdiri dari tiga orang mahasiswa angkatan tahun 2008 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh yang motivasi belajarnya rendah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan instrument wawancara dan observasi.Berdasarkan hasil paparan data dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan bahwa gambaran motivasi belajar mahasiswa yang berprestasi belajar rendah di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh meliputi aktivitas mahasiswa diluar yang begitu sibuk, tidak focus dengan pendidikan, dan tidak mendisiplinkan diri. Dari hasil penelitian ditemukan faktor penyebab seseorang tidak memiliki motivasi belajar meliputi faktor ekonomi, factor kesehatan, dan faktor dari dalam diri, seperti tidak percaya diri. Sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah menjadi kesulitan dalam mengejar mata kuliah yang tertinggal, perasaan malu yang besar, pola hidup menjadi tidak teratur, dan hilangnya semangat untuk melanjutkan kuliah. Kata kunci: motivasi belajar, prestasi belajar. 
Pola Asuh Orang Tua: Perkembangan Konsep Diri Remaja Juli Andriyani
Jurnal Ilmiah Psikologi An Nafs Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Jurnal Ilmiah Psikologi An Nafs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan konsep diri remaja. Perawatan orang tua yang penuh kasih saying dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun social budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Perkembangan konsep diri remaja tidak terlepas dari penerapan pengasuhan orang tua melalui interaksi antara ibu dan ayah dengan remajanya. Orang tua merupakan lingkungan pertama yang paling berperan dalam pengasuhan remaja sehingga mempunyai pengaruuh yang paling besar pada pembentukan konsep dirinya. Orang tua memiliki beberapa sikap khas yang dapat mempengaruhi cara memperlakukan anak secara berlebihan, permisivitas, memanjakan, penolakan, penerimaan, dominasi, tunduk pada anak, serta ambisi orang tua.Pola asuh yang salah terhadap remaja akan mengakibatkan ketergantungan, frustasi dan akhirnya akan mengganggu proses perkembangan konsep dirinya. Remaja yang memiliki konsep diri negatif akan cenderung menunjukkan perilaku yang negatif dan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Pada masa remaja konsep dirinya cenderung negatif sehingga sangat memerlukan pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan remaja. Konsep diri terbentuk dan berkembang berdasarkan persepsi seseorang mengenai reaksi dan sikap lingkungan terhadap dirinya. Kata kunci: Pola Asuh Orangtua, Konsep Diri Remaja.
Terapi Religius sebagai Strategi Peningkatan Motivasi Hidup Usia Lanjut Juli Andriyani
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 19, No 2 (2013): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v19i28.104

Abstract

Usia lanjut biasanya cenderung lebih mendekatkan diri pada agama dan hal-hal yang berguna diakhir kehidupannya dikarenakan untuk mencari kedamaian jiwa dan memohon ampun atas dosa-dosa yang lalu. Kecemasan yang timbul terhadap peristiwa kematian menyebabkan manusia membutuhkan agama untuk solusi hidupnya. Terapi religious merupakan terapi keagamaan, yaitu terapi yang dilakukan dengan pendekatan keagamaan, terapi jenis ini diterapkan dengan menggunakan pendekatan ayat-ayat suci al-quran , hadis Nabi, dan pemi kiran-pemikiran keislaman yang secara implisit mengandung terapi, terapi ini biasanya dimaksudkan agar seseorang bebas dari kesepian, kemiskinan, rasa cemas, tegang dan depresi yang terjadi pada usia lanjut. Banyak orang yang menggunakan terapi jenis ini melalui doa-doa dan zikir-zikir yang memohon pada Allah agar diberi ketenangan hati. Motivasi tidak terlepas dari tahapan kehidupan manusia. Secara garis besar kehidupan manusia terbagi atas tiga tahap yaitu tahapan pra kehidupan, tahapan kehidupan dunia, dan tahapan alam pasca kehidupan dunia. Sangat banyak terapi religius yang sangat membantu untuk menyucikan jiwa manusia, di antara terapi yang sangat sering dipakai adalah membaca Al-Qur’an, berzikir kepada Allah, shalat dan do’a. Dalam pandangan Al Qur’an kesadaran spiritualitas terhimpit sangat erat dengan kesadaran manusia. Mikrajnya seorang mukmin bukanlah sebuah upaya pendakian spiritual untuk berpaling dari tanggung jawab kemanusiaan, melainkan justru agar bisa terjalin kontak antara kehendak suci dilangit dan orientasi manusia di bumi. Terapi berguna untuk membantu penderita dalam memahami diri sendiri, mengetahui sumber patologi dan kesulitannya, serta memberikan perspektif masa depannya, membantu penderita dalam menentukan bentuk – bentuk patologinya dan membantu penderita dalam menentukan langkah – langkah dan pelaksanaannya dalam meningkatkan motivasi hidup. Kata kunci : terapi religious, motivasi hidup, usia lanjut
COPING STRESS PADA WANITA KARIER YANG BERKELUARGA Juli Andriyani
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 20, No 2 (2014): Jurnal Al Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v20i30.119

Abstract

Keluarga dan pekerjaan yang harus diurus oleh seorang wanita banyak menimbulkan beban psikis dan juga fisik. Sumber stress yang dialami wanita tersebut berbeda-beda, bisa berasal dari internal dan eksternal . Stress akibat tuntutan bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (lelah secara psikis), tekanan yang timbul akibat peran ganda itu sendiri (kemampuan manajemen waktu dan rumah rumah tangga merupakan kesulitan yang paling sering dihadapi oleh para ibu bekerja), pekerjaan di kantor sangat berat, suami dan anak-anak merasa “kurang dapat perhatian”. Sikap dan perilaku pada anak dan suami tidak mungkin disamakan dengan perilaku pada lingkungan kerja. Dalam mengatasi stress akibat peran ganda yang dijalaninya ada berbagai macam cara yang sangat tergantung pada kepribadian, usia, intelegensi dan status social serta pekerjaannya. Coping stress dilakukan para wanita untuk mengurangi reaksi stres yang mereka alami. Coping stress merupakan suatu proses pemulihan kembali dari pengaruh pengalaman stress atau reaksi fisik dan psikis yang berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman atau tertekan yang sedang dihadapi. Ada 2 tipe coping yang biasanya dapat menurunkan stress yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Individu yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna untuk membantu memecahkan masalah. Sedangkan emotion-focused coping lebih menekankan pada usaha untuk menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah atau tekanan. Kata Kunci : Copping Stress, Wanita Karier, Keluarga
KONSELING ISLAM LINTAS BUDAYA (Studi terhadap Da’i Perbatasan di Kecamatan Danau Paris, Suro Makmur dan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh) Juli Andriyani; Jarnawi Jarnawi
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 24, No 2 (2018): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v24i2.3755

Abstract

Kondisi masyarakat di daerah perbatasan sangat heterogen baik suku, agama maupun budaya, dimana kondisi ini cenderung menimbulkan berbagai gesekan di tengah masyarakat. Sejumlah Da’i Perbatasan telah disebar di daerah perbatasan Provinsi Sumatera dan Aceh guna menegakan amr makruf nahi munkar. Kompetensi para Da’i Perbatasan sangatlah bervariatif. Kehadiran Da’i Perbatasan diharapkan mampu meredam konflik, menawarkan pandangan untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat, menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai lewat pendekatan psiko, sosio, kultural dan religius, sehingga setiap gesekan kecil mampu diredam agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar. Akan tetapi, dewasa ini kehadiran dan kinerja Da’i Perbatasan tampaknya belum begitu optimal dalam membantu pemerintah menjaga integritas dan harmonisasi di tengah-tengah keberagaman masyarakat. Tujuan penelitian ini mengungkap permasalahan para Da’i Perbatasan dalam melaksanakan tugasnya, upaya yang telah dilakukan Da’i Perbatasan dalam menghadapi berbagai persoalan yang timbul di tengah masyarakat dan konseling multi-kultur yang telah dilaksanakan para Da’i Perbatasan dalam menjalankan tugasnya. Diketahui bahwa (1) dedikasi Da’i Perbatasan yang lemah, kompetensi keilmuan yang terbatas, keahlian yang kurang mumpuni dan tantangan dari masyarakat yang multi-etnis serta pembinaan muallaf yang belum maksimal, (2) upaya yang dilakukan adalah pendekatan persuasif, dakwah mimbar, pengajian dan membudayakan wirid yasin di desa-desa serta bekerjasama dengan lembaga pendidikan/Dayah dalam mendidik anak-anak muallaf untuk menjadi santri, (3) Da’i Perbatasan selama ini telah berupaya membina hubungan baik dengan warga masyarakat di daerah perbatasan dengan melakukan kunjungan ke rumah warga, menghadiri acara pernikahan dan kematian, melakukan komunikasi di tempat-tempat umum dan warung kopi. Hal ini dilakukan atas inisiatif dan kebiasaan para da’i secara sendiri sendiri.  Keyword : Konseling Islam Lintas Budaya, Da’i Perbatasan
KORELASI PERAN KELUARGA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI REMAJA Juli Andriyani
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 22, No 2 (2016): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v22i34.878

Abstract

ABSTRACT: There are some teens who have failed in the adjustment itself, such as inability to undertake real appearance, unable to adapt to a variety of groups, can not interact socially with the community, can not accept his situation. This failure was provoked by a problem with the family, such as economic status of parents down to the middle, the parents are very busy at work, parents who are less attentive to their children, parents who are too authoritarian, causing the child lacks self-esteem, no confidence , academic achievement is low, less able to hang out with friends, having problems when adjustments with friends that the economic status of their parents upper middle, the child became naughty, hostility, anxiety, and aggressive.The purpose of this study to determine the extent of the role of family environment on the adolescent ctadjustment.. This research uses quantitative methods. The independent variable is the family environment and the dependent variable is the adjustment. Subjects numbered 125 respondents were selected using random sampling techniques. In collecting the data, researchers used the method in the form of Likert scale. Data analysis using correlation techniques Product Moment Karl Person, with SPSS version 17.0 for Windows. Based on the results of data analysis in this study obtained the r value of 0.769 and significance of P = 0.000 (P
RESILIENSI DAN KECEMASAN PADA KELUARGA DI ERA NEW NORMAL (STUDI DI KOTA BANDA ACEH) Juli Andriyani
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 4, No 1 (2021): Jurnal At-Taujih
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/taujih.v4i1.10542

Abstract

Pandemi covid 19 merubah berbagai aspek kehidupan setiap orang terutama aspek sosial, aspek kesehatan , aspek ekonomi  dan aspek pendidikan. Kehidupan new normal merupakan anjuran bahkan paksaan dari pemerintah. New normal merupakan penyesuaian baru terhadap pola hidup. Secara sosial setiap orang harus beradaptasi dengan beraktivitas dan bekerja dimana harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, menghindari kerumunan serta bekerja dan belajar dari rumah. Proses penyesuian ini menimbulkan kepanikan dan ketakutan yang akan menyebabkan kecemasan yang apabila tidak diatasi maka akan menyebabkan abnormalitas. Resiliensi merupakan salah satu hal yang mampu dan bisa menurunkan tingkat kecemasan akibat covid 19 terutama resiliensi yang dimiliki oleh keluarga . Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama untuk menghadapi new normal life. Berdasarkan pemaparan d iatas penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kecemasan keluarga dan peran resiliensi keluarga terhadap penurunan kecemasan di era new normal. Penelitian menggunakan mix metode yaitu menggabungkan antara kuantitatif dan kualitatif dengan teknik purpossive sampling. Sampelnya adalah 30 keluarga dengan kriteria : keluarga muda, memiliki minimal 2 anak, ekonomi menengah kebawah, pernah trauma Tsunami /konflik. Pengumpulan data menggunakan kuisoner dan wawancara mendalam. Hasil penelitian semakin tinggi resiliensi keluarga maka semakin rendah tingkat kecemasan dan resiliensi keluarga berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan serta ada faktor-faktor lainnya yang mendukung seperti agama dan dukungan masyarakat.Kata Kunci : Resiliensi keluarga, kecemasan
PERAN LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA Juli Andriyani
At-Taujih : Bimbingan dan Konseling Islam Vol 3, No 1 (2020): Jurnal At-Taujih Vol.3 No.1 Januari-Juni 2020
Publisher : Prodi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dawah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/taujih.v3i1.7235

Abstract

Masa remaja merupakan suatu periode yang penuh dengan perubahan serta rentan munculnya masalah terutama yang berhubungan dengan perasaan atau kesadaran akan jati dirinya. Remaja dihadapkan pada berbagai pertanyaan menyangkut keberadaan dirinya, masa depannya,peran-peran sosialnya dalam keluarga dan masyarakat serta kehidupan beragama. Ada tiga lingkungan perkembangan yang harus dijalani oleh remaja  yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya.  Yang paling berperan adalah lingkungan keluarga karena kehidupan individu sejak awal berada dalam keluarga. Keluargalah yang memenuhi segala kebutuhan remaja baik kebutuhan fisik maupun psikologis.  Kenakalan remaja merupakan salah satu perilaku menyimpang yang  perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap proses penyelesaiannya karena merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa transisi remaja merupakan masa yang paling menentukan. Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja meliputi proses pembinaaan dan bimbingan yang dilakukan oleh keluarga.  Orang tua berusaha menciptakan keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja serta membantu remaja dalam proses penyesuaian diri dan sosialnya.Kata kunci : Lingkungan Keluarga. Kenakalan Remaja