Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI DENGAN LOYALITAS KERJA KARYAWAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SEI MUSAM Sesilia, Ayudia Poppy; Azis, Azhar; Syafrizaldi, Syafrizaldi
JURNAL DIVERSITA Vol 2, No 1 (2016): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Psychology Department Faculty of Psychology Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.955 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v2i1.502

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kompensasi dengan loyalitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara II kebun Sei Musam.Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan jumlah responden sebanyak 78 orang karyawan PT. Perkebunan Nusantara II kebun Sei Musam. Hasil penelitian ini menunjukkan = 0,427 dengan tingkat signifikansi 0,000, yang berarti p < 0,050, artinya bahwa variabel kompensasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap loyalitas kerja karyawan. R square sebesar 0.182, yang artinya 18,2% variabel loyalitas kerja dipengaruhi oleh kompensasi dan sisanya sebesar 81,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil lain nya adalahloyalitas kerja karyawan tergolong rendah dilihat dari mean hipotetik 105 > mean empirik 80,27 dan kompensasi yang diberikan perusahaan juga tergolong kecil, dilihat dari mean hipotetik 95 > mean empirik 78,79. Kata kunci : Kompensasi, Loyalitas Kerja
Hubungan Atribut Produk Dengan Keputusan Membeli Kosmetik Oriflame Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area harfiah, hafiah; syafrizaldi, syafrizaldi
JURNAL DIVERSITA Vol 3, No 1 (2017): Diversita Juni
Publisher : Psychology Department Faculty of Psychology Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.779 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v3i1.1175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian extraversion dengan minat berwirausaha. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kepribadian extraversion dengan minat berwirausaha, dengan asumsi semakin extraversion kepribadian yang dimiliki individu, maka semakin tinggi minat berwirausaha, dan sebaliknya semakin lemah kepribadian extraversion yang dimiliki individu, maka semakin rendah minat berwirausaha. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Dharmawangsa Medan sebanyak 125 orang yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dari skala untuk mengukur kepribadian extraversion dan minat berwirausaha. Perhitungan dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment melalui bantuan SPSS 15 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,535 (p < 0.05). Ini menunjukkan ada hubungan positif antara kepribadian extraversion dengan minat berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel kepribadian extraversion terhadap minat berwirausaha adalah sebesar 28,6 persen, selebihnya 72,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti self efficacy, locus of control, lingkungan keluarga, pengetahuan kewirausahaan, dan motivasi berprestasi. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ada hubungan positif antara kepribadian extraversion dengan minat berwirausaha dapat diterima.
Perbedaan Kematangan Emosi Ditinjau dari Jenis Kelamin pada Remaja di SMAS Sinar Husni Medan Ulfa, Siti Annisyah; s, Syafrizaldi
JURNAL DIVERSITA Vol 3, No 2 (2017): Diversita Desember
Publisher : Psychology Department Faculty of Psychology Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.824 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v3i2.1268

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kematangan emosi ditinjau dari jenis kelamin pada remaja di SMA Swasta Sinar Husni Medan. Subjek penelitian ini adalah remaja di SMA Swasta Sinar Husni Medan. Penelitian ini disusun berdasarkan metode skala Likert yang terdiri dari aspek-aspek kematangan emosi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis T-Test dengan t = 16.737 dan koefisisen signifikan 0,000 < 0,050. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, terdapat perbedaan kematangan emosi remaja laki laki dan perempuan dimana, kematangan emosi pada remaja perempuan berada pada kategori rendah, Sedangkan kematangan emosi pada remaja laki-laki berada pada kategori tinggi, Hal ini berarti hipotesis yang diajukan berbunyi ada perbedaan kematangan emosi ditinjau dari jenis kelamin pada remaja dengan asumsi remaja laki-laki lebih matang emosinya daripada remaja perempuan diterima.
Faktor-Faktor Stres Kerja Pada Karyawan PT. LNK Cabang Stabat Ritonga, Sri Rachmayani; Syafrizaldi, Syafrizaldi
JURNAL DIVERSITA Vol 5, No 1 (2019): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Psychology Department Faculty of Psychology Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.235 KB) | DOI: 10.31289/diversita.v5i1.2266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan PT. LNK Cabang Stabat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian model kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor. Adapun jenis instrumen penelitian ini menggunakan skala guttmant dan instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala stress kerja berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling, dimana pengambilan sampel dengan cara acak. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang Karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam analisis faktor diperoleh Faktor tertinggi yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan PT. LNK Cabang Stabat adalah Hubungan Dalam Pekerjaan  24%  dan dilanjutkan dengan pengembangan karir 24%. Faktor kedua yaitu faktor group stressor  sebesar 15%. Faktor ketiga adalah beban kerja 14% dan extra organizational 14 % . Faktor terakhir adalah individual stressor sebesar 9 %. Artinya faktor dalam pekerjaan dan faktor pengembangan karir memiliki faktor terbesar yang mempengaruhi stres kerja dan faktor individual stressor menjadi faktor paling kecil yang mempengaruhi stres kerja karyawan PT. LNK Cabang Stabat.
Control of Audiences through Information Communication Technology in the Perspective of Communication Psychology Syafrizaldi
Britain International of Humanities and Social Sciences (BIoHS) Journal Vol 3 No 1 (2021): Britain International of Humanities and Social Sciences, February
Publisher : Britain International for Academic Research (BIAR) Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/biohs.v3i1.388

Abstract

This journal discusses audience control through information and communication technology in the perspective of communication psychology through studying phenomena with a literature approach. Information and communication technology (ICT) is capable of providing a controlling effect for individuals and society. In fact, from 2014-2019 there were mass actions carried out by a group of masses. Some have named it the MUI Fatwa Guard National Movement (GNPF-MUI) Action 411 and 212 until the mass action which took place on May 22, 2019 and on September 26, 2019. Various news has spread through the sophistication of information and communication technology through media applications social facebook, instagram, whatsapp information spreads so massively. This has an effect on controlling the behavior of individuals and communities (audiences), so that so many audiences who are exposed to information are unable to stem and carry out searches related to the information obtained, resulting in behavior in accordance with the expectations of the information disseminators. In this case it can be concluded that the effect of media can affect perceptions, down to the aspects of affection and behavior. Communication psychology provides a relevant understanding perspective related to these various phenomena. Individuals and societies when using information and communication technology involve perceptions, memories, needs, values, attitudes, motives, motivations, personality, knowledge, emotions, skills and personal and social interpretations. Thus it can be concluded that information and communication technology in use today can have an impact on audiences in aspects of perception, affection, and behavior. So without realizing it information technology can be used for the benefit of various individuals or groups in controlling audiences.
Hubungan antara Lingkungan Sosial dengan Harga Diri Remaja Panti Asuhan Al Jam’iyatul Washliyah Binjai Syafrizaldi Syafrizaldi; Shafira Pratiwi
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 3, No 1 (2020): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Agustus
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.949 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v3i1.254

Abstract

This study aims to find The Correlation between Social Environment and Self-Esteem on Teenagers at Al Jam’iyatul Washliyah Orphanage in Binjai. The subject were 56 teenagers who lived in the orphanage. The sample was collected by using total sampling technique. The data was collected by using social environment and self-esteem scales. The data was analyzed by using correlation technique (rxy) in the amount of 0,792 with p = 0,000 < 0,050 which means there was a positive and significant relationship between social environment and self-esteem, it showed that the better the social environment, the higher self-esteem. Conversely, the worse the environment, the lower self-esteem. Social environment in this study was classified as high, due to (empirical mean = 111,32 > hypothetical mean = 90 where the difference exceeds the numbers of SD = 13,087). Self-esteem was also classified as high, due to (empirical mean = 120,68 > hypothetical mean = 95 where the difference exceeds the numbers of SD = 13,051). Coefficient of determination and correlation was r2 = 0,627 which means the social environment contributed 62,7% to self-esteem. Based on this study, there were still 37,3% influence of the other factors which weren’t revealed in this study. 
Hubungan Konsep Diri dengan Minat Wirausaha pada Mahasiswa Universitas Medan Area Syafrizaldi Syafrizaldi
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 1, No 2 (2018): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Desember
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.148 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v1i2.13

Abstract

In this study the researchers wanted to see how the correlation between self-concept and entrepreneurial interest in Medan Area University Students. After analyzing the statistical data, it appears that the self-concept by asking has a significant correlation. Statistical results show that Rx1y = 0.454, p <0.010, which means that there is a significant correlation between the two variables, with the understanding that the better the self concept, the higher the entrepreneurial interest in students and vice versa. The determinant coefficient (r2) from the correlation between self-concept and entrepreneurial interest is equal to r2 = 0.206. This shows that entrepreneurial interest is formed by self-concept of 20.6%,
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN DALAM KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 2 SIBORONG BORONG Ester Lia Siahaan; Istiana Istiana; Syafrizaldi Syafrizaldi
PSIKOLOGI KONSELING Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v12i1.12183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keharmonisan dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Siborongborong. Hipotesis yang dikemukakan peneliti adalah adanya hubungan yang positif antara keharmonisan dalam keluarga dengan konsep diri remaja, artinya semakin harmonisa suatu keluarga maka konsep dirinya akan semakin positif atau baik, sebaliknya semakin tidak harmonis suatau keluarga maka konsep dirinya akan semakin negative atau kurang baik. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsep diri yang dibuat berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Berzonsky (1998), yaitu aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek psikis. Skala keharmonisan dalam keluarga dibuat berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Gunarsa (2000), yaitu kasih sayang antara anggota keluarga, saling pengertian sesama anggota keluarga, komunikasi yang baik didalam keluarga, dan kerjasama antara anggota keluarga. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yaitu siswa-siswi kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Siborongborong. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil (1) ada hubungan positif yang signifikan antara keharmonisan dalam keluarga dengan konsep diri yang dilihat dari = 0,370 ; p = 0,000 (p<0,05), (2) sumbangan keharmonisan dalam keluarga terhadap konsep diri adalah 13,7 % diketahui dari  = 0,137. (3) konsep diri remaja kelas X dan XI SMA Negeri 2 Siborong borong tergolong sangat tinggi dan keharmonisan dalam keluarganya juga sangat tinggi. Kata kunci : Konsep Diri, Keharmonisan Keluarga, Remaja
Faktor-Faktor Stres Kerja Pada Karyawan PT. LNK Cabang Stabat Sri Rachmayani Ritonga; Syafrizaldi Syafrizaldi
Jurnal Diversita Vol 5, No 1 (2019): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v5i1.2266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan PT. LNK Cabang Stabat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian model kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor. Adapun jenis instrumen penelitian ini menggunakan skala guttmant dan instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala stress kerja berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling, dimana pengambilan sampel dengan cara acak. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang Karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam analisis faktor diperoleh Faktor tertinggi yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan PT. LNK Cabang Stabat adalah Hubungan Dalam Pekerjaan  24%  dan dilanjutkan dengan pengembangan karir 24%. Faktor kedua yaitu faktor group stressor  sebesar 15%. Faktor ketiga adalah beban kerja 14% dan extra organizational 14 % . Faktor terakhir adalah individual stressor sebesar 9 %. Artinya faktor dalam pekerjaan dan faktor pengembangan karir memiliki faktor terbesar yang mempengaruhi stres kerja dan faktor individual stressor menjadi faktor paling kecil yang mempengaruhi stres kerja karyawan PT. LNK Cabang Stabat.
Teori Kultivasi dalam Perspektif Psikologi Syafrizaldi Syafrizaldi
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 4, No 3 (2022): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), February
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.009 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v4i3.973

Abstract

Cultivation theory is a social theory that examines the long-term effects of television on audiences. Cultivation theory, developed by George Gerbner and colleagues at the University of Pennsylvania began in the late 1960s. This cultivation theory stems from several large-scale research projects entitled 'Cultural Indicators'. George Gerbner stated that every television broadcast can affect the audience who watch it. The influence caused by television is not only cognitive or affective, but also conative (behavioural). In principle, cultivation theory is related to the field of psychological theory in a behavioristic perspective, namely social learning theory and social cognition theory developed by Albert Banduran. Both of these theories assume that humans learn through observations and stimuli received from their environment. Likewise, what happens to children watching shows on television, with the senses that children will be able to process information from television. Then the information will automatically be stored in the cognitive and will ultimately affect the attitudes and behavior of children.