wahyuni sahani
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENGELOLA KANTIN DENGAN PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA KANTIN SEHAT SD DI KOTA MAKASSAR wahyuni sahani; Ghita Dwi Lestari
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.727

Abstract

Makanan jajanan merupakan salah satu makanan yang sangat diminati dikalangan masyarakat yang disajikan sebagai makanan siap  santap. Penggunaan bahan tambahan pangan pada makanan menentukan sehat dan amannya makanan yang dikonsumsi. Rhodamin-B adalah satu zat pewarna sintetik yang digunakan dalam industri tekstil dan kertas, akan tetapi ditemukan pada makanan dan minuman.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara dan pemeriksaan laboratorium. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengetahuan pengelola kantin sehat, mengetahui keberadaan pewarna Rhodamin-B pada makanan jajanan di kantin sehat, mengetahui makanan yang tercemar / terkontaminasi dan kadaluarsa, serta mengetahui makanan yang dikemas tidak ramah lingkungan. Jumlah sampel yaitu ada 22 sampel makanan jajanan.Hasil penelitian ini adalah masih kurangnya pengetahuan pengelola kantin tentang bahan tambahan pangan dan bahaya penggunaan pewarna yang dilarang sehingga dari 22 sampel makanan terdapat 6 sampel makanan yang positif mengandung zat pewarna rhodamin-B dan hanya 16 sampel yang negatif mengandung zat pewarna Rhodamin-B, masih ada kemungkinan terjadinya kontaminasi makanan pada saat pengolahan, penyimpanan dan penyajian makanan dan tidak ada terdapat makanan yang kadaluarsa, dan masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan kemasan yang tidak ramah lingkungan.Kesimpulan pada penelitian ini adalah pelaksanaan program adiwiyata di beberapa sekolah baik yang telah mendapat predikat sebagai adiwiyata nasional dan adiwiyata mandiri masih belum terlaksana secara maksimal. Kata Kunci: Program adiwiyata, Rhodamin-B. Makanan
PENGARUH LARUTAN BONGGOL NANAS (Ananas comosus L.Merr) DAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) DALAM MENURUNKAN JUMLAH KUMAN PADA PERALATAN MAKAN BAKSO GEROBAK Wahyuni sahani; BESSE INDRAYANTI
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1150

Abstract

Di Indonesia, pedagang kaki lima tidak memperhatikan kebersihan peralatan makan yang digunakan sehingga dapat menyebabkan berbagai bahaya seperti penyakit maka dari itu diperlukan penanganan untuk mendesinfektasi peralatan makan yaitu dengan memanfaatkan bonggol nanas dan daun sirih sebagai bahan desinfektan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan bonggol nanas dan daun sirih dalam menurunkan jumlah kuman pada peralatan makan bakso gerobak. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen, yaitu pengujian dengan membandingkan hasil dengan kontrol. Analisa laboratorium dengan metode Angka Lempeng Total (ALT). Pengolahan dan penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram. Data dianalisis dengan uji Independent Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan bonggol nanas dan daun sirih pada konsentrasi 5 % dapat menurunkan jumlah kuman pada alat makan dengan persentase penurunan sebanyak 42 %. Sedangkan persentase penurunan pada konsentrasi 10 % adalah sebanyak 71 %. Dan hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai sig (0,033) < α (0,05) makan ada perbedaan penurunan antara konsentrasi 5 % dengan konsentrasi 10 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah larutan bonggol nanas dan daun sirih konsentrasi 10 % lebih efektif menurunkan jumlah kuman pada alat makan dibandingkan konsentrasi 5 %. Sebagai saran kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan peningkatan konsentrasi larutan dan melakukan variasi waktu kontak larutan dengan peralatan makan lebih lama sehingga penurunan jumlah kuman dapat memenuhi persyaratan.Kata Kunci : Jumlah Kuman, Alat Makan, Bonggol Nanas, Daun Sirih
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PENYAKIT DERMATITIS DI PONDOK PESANTREN BABUL KHAER KAB.BULUKUMBA Andi Rezky Avita; Wahyuni Sahani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1480

Abstract

Personal hygiene di Pondok Pesantren sangat diperlukan untuk menghindari penyakit kulit. Dermatitis merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri yang berpengaruh pada kualitas hidup, penampilan, dan kenyamanan penderitanya sehingga personal hygiene perlu diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan personal hygiene terhadap penyakit dermatitis di Pondok Pesantren Babul Khaer Kab.Bulukumba Tahun 2019. Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 45 orang dan 9 ruang kamar tidur. Hasil penelitian yang menunjukkan kebersihan kulit tangan dan kuku memenuhi syarat sebanyak delapan responden (18%) dan tidak memenuhi syarat 37 responden (82%), kebiasaan mandi memenuhi syarat sebanyak 11 responden (24%) dan tidak memenuhi syarat 34 responden (76%), kebersihan tempat tidur dan seprei tidak memenuhi syarat 45 (100%), air bersih yang digunakan memenuhi syarat sebanyak sembilan kamar (100%), kelembaban tidak memenuhi syarat sembilan kamar (100%). Variabel kebiasaan mengganti pakaian dan suhu ruangan kamar tidur berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0,01 < α= 0,05 dan nilai P= 0,02 < α= 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengganti pakaian dan suhu kamar tidur dengan penyakit Dermatitis. Kesimpulan yang didapatkan yaitu personal hygiene kebiasaan mengganti pakaian memiliki hubungan yang signifikan dengan penyakit dermatitis dan Suhu kamar tidur juga memiliki hubungan yang signifikan dengan penyakit dermatitis. Saran untuk santriwati yaitu meningkatkan personal hygiene agar terhindar dari beberapa penyakit menular terutama penyakit kulit (Dermatitis).Kata Kunci : Dermatitis, Pondok Pesantren, dan Personal Hygiene.
KEMAMPUAN ZAT ANTOSIANIN PADA KETAN HITAM SEBAGAI PENDETEKSI BORAKS DAN FORMALIN PADA BAHAN MAKANAN DI PASAR KOTA MAKASSAR TAHUN 2022 Inayah Inayah; Maryam Maryam; Wahyuni Sahani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23, No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v23i1.3185

Abstract

Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang masih sering digunakan untuk mengawetkan makanan, seperti yang ditemukan di Pasar Karuwisi Makassar, berdasarkan sampel yang diperiksa dari 15 sampel makanan terdapat 7 sampel yang mengandung boraks. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan zat antosianin pada ketan hitam sebagai pendeteksi boraks dan formalin pada bahan makanan yang dijual di Pasar Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah ekperimental dengan menggunakan zat antosianin pada ketan hitam yang kemudian dipindahkan pada kertas saring sebagai media deteksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dari 3 sampel untuk pemeriksaan boraks meliputi cincau, kulit lumpia dan bakso mendapatkan hasil negatif mengandung boraks. Adapun 3 sampel untuk pemeriksaan formalin meliputi ikan basah, mie dan tahu, mendapatkan hasil 1 sampel yang mengandung formalin yaitu ikan basah. Maka dari itu kesimpulan penelitian ini kandungan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dideteksi dengan menggunakan zat antosianin pada ketan hitam menggunakan media kertas saring. Kata kunci : Bahan Tambahan Pangan, Zat Antosianin, Ketan Hitam