Tulisan ini merupakan hasil penelitian terhadap perempuan penyadap karet di Desa Janah Jari, Kecamatan Awang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, yang dilakukan bersama lembaga JPIC (Justice, Peace and Integrity for Creation) Kalimantan. Penelitian ini mempertanyakan bagaimana peran yang dijalankan perempuan penyadap karet di Desa Janah Jari yang hidup di wilayah konflik sawit pada masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian mendeskripsikan: (1) dampak kehadiran perusahaan sawit PT Ketapang Subur Lestari terhadap ruang hidup perempuan (2) konflik laten yang terjadi di masyarakat (3) peran perempuan penyadap karet dimasa pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Adapun hasil penelitian: (1) ruang hidup perempuan berupa hutan dan sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kini menyempit. (2) Masyarakat masih merasa kecewa, serta marah dengan pihak perusahaan sawit PT Ketapang Subur Lestrari yang tak peduli dengan kondisi ruang hidup mereka. (3) Terdapat peran reproduktif dan peran produktif, dan beban kerja sebagai bentuk perjuangan kehidupan bagi keluarga mereka. Adapun kesimpulan penelitian bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit dan pandemi Covid-19 sama-sama membawa perubahan pada kehidupan sosial (budaya) dan ekonomi perempuan penyadap karet yang berdampak pada beban kerja perempuan penyadap karet yaitu memberikan alokasi waktu lebih untuk menjalankan peran reproduktif dan peran produktif.Kata Kunci : Perempuan Penyadap Karet, Konflik Sawit, Pandemi Covid-19