Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

XTEA CRYPTOGRAPHY IMPLEMENTATION IN ANDROID CHATTING APP Irfan Syamsuddin; Siska Ihdianty; Eddy Tungadi; Kasim Kasim; Irawan Irawan
Journal of Information Technology and Its Utilization Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jitu.3.2.3622

Abstract

Information security plays a significant role in information society. Cryptography is a key proof of concept to increasing the security of information assets and has been deployed in various algorithms. Among cryptography algorithms is Extended Tiny Encryption Algorithm. This study aims to describe a recent Android Apps to realize XTEA Cryptography in mobile form. In addition, a thorough example is presented to enable readers gain understanding on how it works within our Android Apps.
Pemanfaatan Air Buangan Ac Untuk Tanaman Hias Berbasis Internet Of Things Eky Arjayanto Nurhasana; Hermansyah Hermansyah; Lely Aylia; kasim kasim
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 16, No 1 (2019): Mei
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.409 KB) | DOI: 10.31963/elekterika.v3i1.1520

Abstract

In relation to utilizing AC waste water and the use of water in watering plantsespecially ornamental plants and provide awareness for efforts to save water. By usingapplication of Internet of Things (IoT) based electronic circuit which is one of the programsdeveloped to facilitate the process of watering and fertilizing plants automatically. One ofthe way you can do this is by using IoT devices as a control device.This product is expected to be a product that can be sold to the market at an affordable price. andhas a function that is environmentally friendly and can be used by all people in the future. Activitiesmaking this product starts with the initial stage of observing the room using AC and makingdesign model, after getting the right room, then is to prepare the device to beused to make products both electronic and non-electronic devices and finally prepare toolswhich will be used for installation and configuration of the tool. After the product is finished, the next is testingproduct. The final stage includes functional checks to determine whether the tool is functioning properly based onsystem design that has been designed.
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKN PADA POKOK BAHASAN KEWENANGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD RI TAHUN 1945 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DI KELAS X MIPA 2 SMA NEGERI 2 PEKANBARU Kasim Kasim
PEKA Vol. 4 No. 2 (2016): Desember
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah. Hal ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan disekolah banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami peserta didik sebagai anak didik. Guru sebagai seorang pendidik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran bertugas menciptakan kondisi belajar yang dapat membuat peserta didik belajar dengan optimal untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan peserta didik termotivasi aktif dalam belajar maka akan memungkinkan terjadi peningkatan hasil belajar.PPKn adalah salah satu mata pelajaran di SMA/sederajat yang mempelajari tentang materi, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Salah satu pokok bahasan PPKn yang dipelajari di SMA kelas X MIPA adalah Kewenangan Lembaga – Lembaga Negara Menurut UUD RI Tahun 1945.Model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Model ini menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan penemuan terbimbing (Guided Discovery) ini adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh peserta didik sendiri. Adapun keunggulan dari model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) ini (Hudojo dalam Yaharma, 2005) antara lain: (1) peserta didik benar-benar aktif dalam kegiatan belajar, sebab dituntut untuk berpikir menggunakan kemampuannya sehingga menemukan hasil akhir; (2) peserta didik benar-benar dapat memahami bahan ajar, karena mengalami proses untuk mendapatkan konsep atau rumus sehingga akan lebih ingat lebih lama; (3) Menumbuhkan sikap ilmiah dan rasa ingin tahu peserta didik; (4) Dengan menemukan sendiri, peserta didik merasa puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik terpenuhi. Hal ini mengakibatkan peserta didik ingin menemukan lebih lanjut; (5) peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan metode ini akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; (6) Melatih peserta didik untuk belajar sendiri; (7) Penemuan mereka itu lebih dominan kepada kehidupan sehari-hari.Dari hasil analisis didapat peningkatan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, yaitu Siklus I (78,14%), Siklus II (80,55) dan siklus III (87,08%.). kesimpulan dari penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran Guided Discovery dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dimana proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan menyenangkan sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar. Kata Kunci :Strategi Pembelajaran Guided Discovery, Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar