Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DESIGN PRESSURE OPERATING WINDOW PADA OPERASI AERATED DRILLING UNTUK SUMUR GEOTHERMAL PT AIR DRILLING ASSOCIATES Rial Dwi Martasari; Erlangga Erlangga; Winarto Winarto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.021 KB)

Abstract

The Analysis of Pressure Drop on RL 014 for Condensate Disposal on Geothermal Pipe Line Rial Dwi Martasari; Trias Puji Lestari
Journal of Earth Energy Science, Engineering, and Technology Vol. 3 No. 2 (2020): JEESET VOL. 3 NO. 2 2020
Publisher : Penerbitan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.358 KB) | DOI: 10.25105/jeeset.v3i2.7604

Abstract

Geothermal energy from the Earth's magma is manufactured in the form of hot steam. On the process of transmission of steam in the Pipe Line, there are various problems such as condensation in the steam. Condensation can cause problems such as pressure drop. The formation of condensate gives a negative impact on production activities both in the pipeline or power plant, thus condensate formed in pipelines should be disposed of via the blow down or steam trap. Due to a large number of steam pipelines in the DW area then to do an analysis of pipelines in order to prioritize the disposal of condensate in the pipe more prone formed condensate. DW Area special analysis was not done against condensation and the number of condensates that are formed so as to indicate the occurrence of condensation done with regular analysis pressure drop in the pipeline. The results of the analysis of the pipeline must first and more frequently carried out disposal of condensate on the RL 014 based on pressure drop highest is line DW 14 a and DW 67, next line DW 18 and 17, and the last is the line 11 and 14 b DW. The condition of the steam trap is also noteworthy if the steam trap leak then it can lower the temperature in the pipe. The drop in temperature in the pipeline will accelerate the condensation, the results of the analysis there is a steam trap leaked is 401.00.17.ST19 and 401.00.05.ST14 . Steam trap leaked that needs to be done to combat the most. The production of steam RL 014 per day was able to donate a 52.52% or about 73.5 MW of the total needs of PLTP (geothermal power plant) 140 MW per day.
Evaluasi Gradien Tekanan Sumur RDM Lapangan Geothermal Rial Dwi Martasari; Faizal Firdaus
Jurnal Migasian Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Migasian
Publisher : LPPM Institut Teknologi Petroleum Balongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jurnal-migasian.v3i1.64

Abstract

Scaling adalah terbentuknya endapan padat. Masalah yang umum terjadi pada sumur panas bumi khususnya sumur dominasi air atau water dominated sebagaimana terjadi pada sumur panas bumi di Dieng yang dikaji dalam penelitian ini. Scale yang terbentuk pada instalasi produksi sumur panas bumi dapat menyebabkan penurunan produksi sumur, bahkan dapat menyebabkan berhentinya produksi. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan masalah scaling menjadi hal penting yang diperhatikan. Endapan dapat terbentuk karena adanya reaksi kimia oleh pencampuran satu fluida panas bumi dengan fluida panas bumi lain yang berbeda komposisinya atau juga dapat disebabkan oleh perubahan sifat fisik fluida dikarenakan perubahan tekanan dan temperatur yang menyebabkan perubahan kejenuhan zat-zat penyusun fluida panas bumi. Titik kondisi tekanan dan temperatur tertentu dimana fluida panas bumi mulai terjadi penguapan atau mulai terjadi perubahan fasa dari satu fasa menjadi dua fasa, biasa disebut sebagai flash point. Pada inilah zat -zat yang melebihi titik jenuhnya akan mengalami pengendapan. Dengan mengetahui letak kedalaman titik uap atau flash point fluida panas bumi maka dapat diestimasi dimana letak scaling pertama kali terjadi. Letak kedalaman flash point dapat diketahui dengan melakukan penghitungan penurunan tekanan dari well head ke dasar sumur hingga diperoleh kondisi temperatur saturasi fluida, yaitu temperatur dimana mulai terjadi aliran dua fasa. Diantaranya adalah metode Beggs and Brill, metode Horrison-Freeston dan metode Lockhart-Martinelli. Pada studi kali ini korelasi yang digunakan adalah dengan korelasi penurunan tekanan Beggs and Brill yang pada studi-studi sebelumnya dianggap paling valid. Besarnya Gradien tekanan yang terjadi pada sepanjang pipa bawah permukaan sekitar 32.2578 Bar/m.s2, dengan asumsi kondisi sumur vertikal. Sehingga semakin besar tekanan wellhead menunjukkan semakin besar letak flash point. Hal ini disebabkan semakin besar tekanan maka semakin panjang penurunan tekanan hingga sampai pada tekanan saturasinya.
Penentuan Injeksi Udara Optimum Dalam Operasi Aerated Drilling Pada Sumur Panas Bumi PT Air Drilling Associates Rial Dwi Martasari; Dany Wiratama; Dwi Arifiyanto
Jurnal Migasian Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Migasian
Publisher : LPPM Institut Teknologi Petroleum Balongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jurnal-migasian.v5i2.166

Abstract

Kesuksesan pengeboran adalah faktor penting dalam mengembangkan bidang panas bumi, pengeboran dilakukan setelah survei geologi, geofisika, hidrologi dan geokimia serta perencanaan sumur telah selesai. Dalam proyek pengeboran, sistem sirkulasi membutuhkan biaya yang cukup besar mengingat tantangan mengebor di panas bumi yang akan menghadapi temperature yang sangat tinggi dengan tekanan yang rendah karena terdapat banyak rekahan pada formasi batuan. Penting untuk memilih fluida pemboran yang akan memberikan pertimbangan terbaik dalam hal biaya, keselamatan, mencapai kedalaman yang diinginkan dan output dari sumur. Pengeboran dengan aerated fluid adalah teknik pengeboran balance mendekati underbalance dan aerated drilling telah terkenal baik dipakai untuk menembus zona potensi sumur panas bumi. Teknik pengeboran aerated dilakukan dengan menambahkan kompresi udara ke fluida pemboran (lumpur atau air). Fluida pemboran aerated memiliki densitas lebih rendah dari fluida pemboran konvensional, sehingga tekanan hidrostatik dalam sumur dapat lebih rendah daripada tekanan formasi. Fluida pemboran aerasi ini memiliki densitas efektif antara 5-7 ppg. Penentuan rentang volume injeksi udara ke dalam sirkulasi lumpur dibuat untuk mengetahui Equivalent Circulating Density yang efektif untuk operasi aerated drilling pada pemboran panas bumi. Pengujian dilakukan dalam simulasi pemboran aerasi pada sumur geothermal dengan trayek 12 “ di kedalaman 2000 meter, trayek 9 ” di kedalaman 2400 meter dan trayek 7 “ di kedalaman 3000 meter diprediksi terdapat zona rekahan pada setiap kedalaman tersebut.