Tites Stiawan
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Sains dan Teknik UNSOED

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Geologi Kelautan: Media Hasil Penelitian Geologi Kelautan

PROSES SEDIMENTASI CEKUNGAN BONE BERDASARKAN PENAFSIRAN SEISMIK REFLEKSI DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN Lili Sarmili; Dwi Indriati; Tites Stiawan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13035.479 KB) | DOI: 10.32693/jgk.14.1.2016.338

Abstract

Secara geologi, Cekungan Bone terletak diantara Lengan Sulawesi Selatan dan Lengan Sulawesi Tenggara. Cekungan Bone terbentuk pada Paleogen-Neogen dan telah mengalami beberapa kali proses tektonik serta aktivitas magmatik. Morfologi Cekungan Bone dikontrol oleh beberapa sistem sesar yaitu sesar Walanae, Palukoro dan lainnya. Sesar-sesar ini selama Plio-Pleistosen hingga Kuarter mempengaruhi proses sedimentasi pada cekungan ini. Pada tahap awal, cekungan Bone terbentuk akibat dari proses subduksi lalu berkembang menjadi cekungan intermontane. Didalam Cekungan Bone tersebut terdapat beberapa sekuen yang ditafsirkan dari penampang seismik pantul, dimulai dari Kala Paleosen sampai Oligosen Awal diendapkan sekuen A. Sekuen A ditutupi Sekuen B secara tidak selaras pada Kala Oligosen Awal sampai Oligosen Akhir. Di atas sekuen B ini diendapkan Sekuen C secara tidak selaras yang mulai terbentuk pada umur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Sekuen berikutnya diendapkan Sekuen D yang terbentuk pada saat Miosen Awal hingga Miosen Akhir dan ditutupi Sekuen E pada lingkungan laut dangkal hingga darat. Endapan yang paling atas adalah sekuen  F yang berumur Kuarter dan sebagai sedimen pengisi lembah-lembah yang dipengaruhi oleh adanya sesar Walanae yang teraktifkan kembali. Kata Kunci : cekungan Intermontane, sesar Walanae yang teraktifkan kembali, cekungan Bone Geologically, the Bone Basin is situated in between south Sulawesi Arm and southeast Sulawesi Arm. The Basin was formed on the Paleogene-Neogene time and has repeatedly processed in terms of tectonics and magmatic activities. The morphology of Bone Basin was formed by some faults system, there are Walanae Fault, Palukoro Fault and others. These faults during Plio-Pleistocene up to Quaternary times were affected their sediment of the basin. In the beginning, the Bone Basin was formed by subduction and then developed become intramontane basin. In The Bone basin there are some sequences that are interpreted from seismic reflection, started from Palaeocene to Early Oligocene was marked by A sequence. Then, it was overlied unconformity by B sequence of Early Oligocene to Late Oligocene. On the top of B sequence was deposited unconformitily by C sequence which was formed from late Oligocene to Early Miocene. Furthermore, D sequence was deposited during Early Miocene to Late Miocene and covered by E sequence of shallow marine to terrestrial environments. The youngest is F sequence which formed in the Quaternary age and as a channel filed sediment was influenced by reactivated of Walanae Fault.Keywords : Intramontane basin, reactivated of Walanae Fault, Bone Basin