Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia

Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Derajat 1 di Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung Tahun 2016 Teguh Dhika Rohkuswara; Syahrizal Syarif
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.479 KB) | DOI: 10.7454/epidkes.v1i2.1805

Abstract

Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia, cukup tinggi yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013). Sebagian besar penderita hipertensi termasuk dalam kelompok hipertensi derajat 1 dan separuhnya tidak menyadari sebagai penderita. Hipertensi bukan penyakit kausal tunggal, ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap munculnya hipertensi, salah satunya yang sering ditemukan adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung. Desain penelitian adalah cross sectional , menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016. Subjek penelitian adalah pegawai instansi Pemerintah dan BUMN di lingkungan Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Pelabuhan Cirebon yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM KKP Bandung pada tahun 2016 yaitu sebanyak 206 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016 yaitu sebesar 41,7% dan obesitas sebesar 54,9%. Berdasarkan analisis cox regresi, responden yang obesitas (IMT ≥25) memiliki risiko sebesar 1,681 kali untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel umur, riwayat hipertensi keluarga dan aktivitas fisik. Pengoptimalan Posbindu PTM, meningkatkan peran serta masyarakat dan mengaplikasikan perilaku GERMAS diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi. Kata kunci: Hipertensi derajat 1, Obesitas, Posbindu PTM
Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS di Kalangan Remaja 15-19 Tahun di Indonesia (Analisis Data SDKI Tahun 2012) Berliana Situmeang; Syahrizal Syarif; Renti Mahkota
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.274 KB) | DOI: 10.7454/epidkes.v1i2.1803

Abstract

Stigma terhadap ODHA menjadi salah satu hambatan paling besar dalam pencegahan, perawatan, pengobatan, dan dukungan HIV/AIDS. Pengetahuan tentang HIV/AIDS mempengaruhi terjadinya stigma terhadap ODHA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan stigma terhadap ODHA di kalangan remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 dengan disain cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 8.316 orang. Hasil studi menunjukkan 71,63% remaja mempunyai stigma terhadap ODHA, 49,10% remaja mempunyai pengetahuan yang kurang tentang HIV. Pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS berhubungan dengan stigma terhadap ODHA (PR= 1,210 95% CI: 1,149-1,273) setelah dikontrol oleh keterpaparan media massa. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja guna mengurangi stigma terhadap ODHA.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ventilator Associate Pneumonia di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang Yesi Maria; Syahrizal Syarif
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i2.6367

Abstract

Ventilator Associate Pneumonia yang sering disingkat VAP adalah terjadinya pneumonia pada pasien yang telah terpasang ventilasi mekanik dengan menggunakan endotrakhea tube (ETT) dengan durasi penggunaan minimal 48 jam. Pneumonia terjadi karena infeksi nosocomial yang umumnya didapatkan dari penggunaan ventilator di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian VAP pada pasien yang dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data skunder yaitu telaah rekam medis pasien sebanyak 120 responden. Chi square dan regresi logistik ganda digunakan sebagai uji statistik pada penelitian ini. Hasil penelitian menyatakan prevalensi responden yang mengalami VAP diruang ICU RSU Kabupaten Tangerang sebesar 6,7%. Faktor yang memiliki hubungan statistik signifikan dengan kejadian VAP antara lain usia (POR=5,28; 95% CI=1,10- 25,2) dan lama penggunaan ventilator (POR=12,2; 95% CI=1,41-105). Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa ada hubungan antara usia dan kejadian VAP pada pasien yang dirawat diruang ICU Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Tuberkulosis dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Tinjauan Sistematis Shania Adhanty; Syahrizal Syarif
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v7i1.6571

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bacillus mycobacterium tuberculosis. Ketidakpatuhan dalam pengobatan kerap menjadi masalah secara global, karena jika tidak mengikuti rangkaian pengobatan secara benar dapat menyebabkan resistensi obat, kambuhnya kembali penyakit, bahkan sampai kematian. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui kepatuhan pengobatan pasien TB paru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada studi observasional. Terdapat empat database (PubMed, Scopus, EMBASE dan MEDLINE) yang digunakan untuk menulusuri artikel. Kata kunci yang digunakan untuk pencarian diantaranya: (tuberculosis) OR (TB) AND (treatment adherence) OR (treatment compliance) OR (medication adherence) OR (medication compliance) AND (directly observed treatment shortcourse) OR (DOTS). Ditemukan sebanyak lima  artikel yang relevan digunakan untuk tinjauan dalam artikel ini. Penelusuran artikel mengacu pada PRISMA diagram. Analisis dilakukan terhadap beberapa artikel dari Asia, Afrika dan Timur Tengah. Penelitian dilakukan pada pasien TB paru dimana terdapat tiga artikel yang menggunakan desain kasus kontrol dan dua artikel menggunakan desain cross-sectional. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien TB diantaranya adalah usia, status pekerjaan, efek samping obat, jarak, pengetahuan TB, peran keluarga dalam memberikan pengawasan serta dukungan dalam menjalani pengobatan, hubungan yang baik antara dokter dan pasien serta stigma. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan pembangunan dan pengembangan dalam pemberian layanan kesehatanagar pasien dapat mengakses pelayanan kesehatan secara  maksimal, khususnya bagi pasien yang terhambat oleh jarak dan biaya. Selain itu, memberikan edukasi terkait TB, meningkatkan hubungan pasien dan dokter, dukungan keluarga baik secara fisik dan spiritual juga dibutuhkan untuk menjaga niat pasien dan memberikan kekuatan secara psikologis terhadap stigma yang mungkin diterima dari orang-orang sekitar.