Dalam memahami tauhid asmā wa ṣifāt, para mufassir dari berbagai kelompok berbeda dalam mendeskripsikannya. Dalam hal ini khususnya berbicara tentang sifat fi’liyah Allāh mufassir berbeda pendapat dan untuk dapat mengetahui lebih dalam apa dan bagaimana penafsiran para ulama terhadap ayat-ayat fi’liyyah Allāh, terutama dari pemahaman Fakhr Al-Dīn Al-Rāzi. Pada artikel ini penulis memfokuskan pada lafaz istawā, Al-maji, Al-kalām, irādah, dan Al-rizq. Adapun hasil penelitian ini memberikan fakta bahwa Fakhr Fakhr Al-Dīn Al-Rāzi cenderung menggunakan takwil dalam memahami ayat-ayat sifat. Tidak memaknai lafaz ayat dengan makna yang zahirnya dikarenakan adanya dalil yang tidak memungkinkan untuk memaknai lafaz ayat tersebut dengan makna zahir. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dan untuk pencapaian yang maksimal, metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kajian tafsir mauḍu’i.