Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)

Inisiasi Teknologi Hayati Pada Petani Untuk Mendukung Revegetasi Lahan Bekas Perladangan Hanna Artuti Ekamawanti; Herkulana Herkulana
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2019 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.426 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v3i2.3492

Abstract

       Masyarakat di desa Antan Rayan Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, belum produktif secara ekonomis, tetapi berhasrat kuat untuk berwirausaha dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal. Kegiatan ini  bertujuan menginisiasi munculnya wirausahawan pertanian dengan pengetahuan dan keterampilan menghasilkan produk arang sekam dan produk teknologi hayati mikoriza untuk pembuatan bibit unggul. Khalayak sasaran yang dijadikan sebagai mitra adalah kelompok tani Naremang dan kelompok pemuda GPdI, khususnya di Nangun Nuyung. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat dan difusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Tahapan kegiatan yang dilakukan tahap penyadaran (penyuluhan dan pembekalan/bimbingan teknis) dan tahap penumbuhan (pendampingan praktis, pengawasan dan evaluasi). Hasil menunjukkan 70% peserta dapat memahami materi tentang potensi dan peluang pengembangan wirausaha pertanian. Persentase anggota mitra yang dapat membuat arang sekam 50%, 30% dapat membuat inokulum mikoriza dan bibit unggul dari 10 orang yang aktif mengikuti kegiatan ini.Produk teknologi hayati yang dihasilkandalam bentuk inokulum mikoriza arbuskula dan produk arang sekam tersebut dapat digunakan untuk membuat bibit-bibit unggul tanaman penghasil kayu dan buah-buahan. Selain dapat menunjang keberhasilan revegetasi lahan bekas perladangan, produk-produk tersebut juga dapat dijadikan peluang usaha mitra yang bernilai ekonomis yang dikelola oleh koperasi unit desa melalui pembentukan pengurus.