Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Politik Media dalam Membingkai Perempuan (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Video Porno Yahya Zaini dan Maria Eva di Harian Umum Kompas dan Suara Merdeka) Setiansah, Mite
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.68 KB)

Abstract

Abstract: This research is a qualitative descriptive research which is aims to get an explanation about process of reality reconstruction doing by mass media, various kind of framing devices that is used, and woman representation at Kompas and Suara Merdeka news reporting about circulation of Yahya Zaini-Maria Eva porn video. In its execution, this research is using framing analysis method to gain information about way of mass media’s telling story. The data are collected by using qualitative content analysis applied to Kompas and Suara Merdeka news articles publish during December 2006. Unit of analysis determined based on Pan and Kosicki framing analysis model. Data validity is measured by triangulation technique. Data analysis is conducted by using the interactive data analysis technique. The result of this research shows that Kompas and Suara Merdeka have different point of view in reconstruction this case. Kompas showed careful news reporting while Suara Merdeka is more market oriented. Both of newspapers are uses same framing devices, including syntactic, script, thematic, and rhetoric. In representing woman, Kompas and Suara Merdeka are tending to frame woman in unfavorable ways.
POLA KOMUNIKASI PEDESAAN PASCA REFORMASI (Analisis Jaringan Komunikasi di Desa Kawungcarang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas)RURAL COMMUNICATION PATTERN IN POST-REFORM ERA(Analysis of The Communication Network in The Village of Kawungcarang, Subdistrict of Sumbang, Banyumas Regency) Setiansah, Mite; Santoso, Edi
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di tengah serbuan media massa reformasi, muncul fenomena yang menarik untuk diamati yaitu bagaimanakah pola komunikasi masyarakat pasca reformasi itu, apakah memang mereka telah beralih ke media ataukah masih memilih jaringan komunikasi sosial sebagai rujukan kegiatan komunikasinya ? Penelitian ini menggunakan metode analisis jaringan yang bertujuan untuk mengetahui struktur komunikasi dan pola komunikasi yang berlaku di masyarakat – dalam hal ini di Desa Kawungcarang dengan menelusuri isu program JPS-Raskin. Data dikumpulkan dengan membuat kuesioner yang memuat tiga kelompok pertanyaan yaitu : l) Kelompok identitas; 2) Kelompok pertanyaan pokok; dan 3) Kelompok pertanyaan sosiometrik yang disebarkan ke anggota populasi sejumlah 282 KK dengan cara sensus. Hasil penelitian ini menunjukkan pola komunikasi masyarakat pedesaan yang relatif stabil bahkan cenderung lebih merupakan budaya yang butuh waktu lama untuk mengubahnya di mana anggota masyarakat desa masih memilih hubungan interpersonal dalam kegiatan komunikasinya. Bagi masyarakat desa media masih lebih dominan digunakan semata-mata untuk mendapatkan hiburan.
Politik Media dalam Membingkai Perempuan (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Video Porno Yahya Zaini dan Maria Eva di Harian Umum Kompas dan Suara Merdeka) Setiansah, Mite
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.68 KB) | DOI: 10.24002/jik.v6i2.200

Abstract

Abstract: This research is a qualitative descriptive research which is aims to get an explanation about process of reality reconstruction doing by mass media, various kind of framing devices that is used, and woman representation at Kompas and Suara Merdeka news reporting about circulation of Yahya Zaini-Maria Eva porn video. In its execution, this research is using framing analysis method to gain information about way of mass media’s telling story. The data are collected by using qualitative content analysis applied to Kompas and Suara Merdeka news articles publish during December 2006. Unit of analysis determined based on Pan and Kosicki framing analysis model. Data validity is measured by triangulation technique. Data analysis is conducted by using the interactive data analysis technique. The result of this research shows that Kompas and Suara Merdeka have different point of view in reconstruction this case. Kompas showed careful news reporting while Suara Merdeka is more market oriented. Both of newspapers are uses same framing devices, including syntactic, script, thematic, and rhetoric. In representing woman, Kompas and Suara Merdeka are tending to frame woman in unfavorable ways.
REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM RAYA AND THE LAST DRAGON (ANALISIS WACANA JAGER & MAIER) Khairunnisa Setyo Fatimatuzzahra; Mite Setiansah
Jurnal Riset Komunikasi Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jrk.v12i2.11946

Abstract

Film Raya and the Last Dragon merupakan sebuah film animasi yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios dan disutradarai oleh Don Hall, Calos Lopez Estrada. Film ini menarik untuk dikaji karena mengambil inspirasi dari budaya Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui representasi wacana perempuan dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana Jager & Maier dengan enam tahapan dalam prosesnya. Hasil dari penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan kepentingan antar suku dan penyalahgunaan kekuasaan didalam film, sehingga peneliti menggunakan tanda-tanda feminisme untuk menekankan kesadaran dan memperlihatkan representasi perempuan dalam film Raya and the Last Dragonbahwa perempuan mampu mengambil tingkah laku, pekerjaan, dan kegiatan yang diperankan oleh laki-laki dalam karakter yang diperankan melalui adegan baik verbal maupun nonverbal berupa dialog dan penampilan dalam film.
Smartphonisasi Agama: Transformasi Perilaku Beragama Perempuan Urban di Era Digital Mite Setiansah
Jurnal Komunikasi Vol. 10 No. 1 (2015): Volume 10, Nomor 1, Oktober 2015
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol10.iss1.art1

Abstract

Sebelum teknologi digital, termasuk smartphone menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, aktivitas beragama lebih merupakan bagian dari urusan privat daripada publik. Hampir semua agama mengajarkan bahwa ritual keagamaan baik yang dilakukan secara vertikal antara manusia dengan Tuhannya maupun secara horisontal antara manusia dengan manusia hendaknya dilakukan semata-mata untuk mendapatkan pahala dari Tuhan. Pamer keshalehan menjadi semacam tabu untuk dilakukan. Namun kini, smartphone telah mlelahirkan kultur baru dimana perilaku beragama tidak lagi merupakan urusan pribadi manusia dengan Tuhannya, namun juga menjadi bagian dari aktivitas yang biasa dipajang di ruang display media, khususnya smartphone. Praktek beragama kemudian mengalami smartphonisasi ketika karakteristik dan logika smartphone kemudian telah turut membentuk praktek beragama di era digital ini. Menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi penelitian ini mencoba mengungkapkan bagaimana transformasi perilaku beragama di kalangan perempuan urban
PENINGKATAN KETERLIBATAN ANAK DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DARI SUMBERNYA DI PERUMAHAN GRIYA SATRIA BANCARKEMBAR PURWOKERTO Mite Setiansah; Sabiq Ahmad; Nana Sutikna
Dinamika Journal : Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dj.2021.3.2.1549

Abstract

Melalui Surat Edaran Bupati bernomor 660.1/7776/2018, mulai awal Januari 2019 pengelolaan sampah yang semula menggunakan pola kumpul, angkut, dan buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), berubah dengan pola pengelolaan sampah mulai dari sumbernya. Kebijakan yang sama juga berlaku bagi warga Perumahan Griya Satria Bancarkembar. Sejak 13 Januari 2019, pemerintah RT setempat telah menutup tempat pembuangan sampah yang sebelumnya digunakan sebagai tempat penampungan sampah warga. Pembuangan sampah kemudian dilakukan melalui kerjasama dengan KSM dan pengembangan bank sampah oleh ibu-ibu PKK Perumahan Griya Satria. Permasalahan yang muncul kemudian adalah program penanganan sampah dari sumbernya yang dilakukan ibu-ibu belum memberikan hasil maksimal karena terkendala oleh kurangnya minat dan keterlibatan anggota keluarga lain termasuk anak. Di sisi lain, anak merupakan anggota keluarga yang menjadi penghasil sampah cukup besar. Oleh karena itu program PKM yang dapat meningkatkan minat dan keterlibatan anak dalam pengolahan sampah melalui beragam program yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak dalam mengolah sampah diyakini dapat menjadi faktor pendukung yang signifikan bagi keberhasilan program pengelolaan sampah dari rumah. Program PPM Ipteks yang dilaksanakan melalui metode story telling, demo dan praktik pengelolaan sampah dari sumbernya terbukti mampu meningkatkan minat dan keterlibatan anak dalam mengelola sampah dari sumbernya. 
Politik Identitas Perempuan Pengguna Smartphone: Negosiasi, Apropriasi dan Resistensi Perempuan Dalam Dunia Serba Ambivalen Mite Setiansah; Wening Udasmoro; Ratna Noviani
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v13i2.1458

Abstract

Politik Media dalam Membingkai Perempuan (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Video Porno Yahya Zaini dan Maria Eva di Harian Umum Kompas dan Suara Merdeka) Mite Setiansah
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 6 No. 2 (2009)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.68 KB) | DOI: 10.24002/jik.v6i2.200

Abstract

Abstract: This research is a qualitative descriptive research which is aims to get an explanation about process of reality reconstruction doing by mass media, various kind of framing devices that is used, and woman representation at Kompas and Suara Merdeka news reporting about circulation of Yahya Zaini-Maria Eva porn video. In its execution, this research is using framing analysis method to gain information about way of mass media’s telling story. The data are collected by using qualitative content analysis applied to Kompas and Suara Merdeka news articles publish during December 2006. Unit of analysis determined based on Pan and Kosicki framing analysis model. Data validity is measured by triangulation technique. Data analysis is conducted by using the interactive data analysis technique. The result of this research shows that Kompas and Suara Merdeka have different point of view in reconstruction this case. Kompas showed careful news reporting while Suara Merdeka is more market oriented. Both of newspapers are uses same framing devices, including syntactic, script, thematic, and rhetoric. In representing woman, Kompas and Suara Merdeka are tending to frame woman in unfavorable ways.
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN INTERNET LITERACY PADA ANAK MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) Mite Setiansah; Wiwik Novianti; Anggun Rahmawati; Lydia Agustina
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol 22, No 2 (2021): Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Publisher : Institution: Ministry of Communication and Information Technology of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31346/jpikom.v22i2.3530

Abstract

The use of the internet among children and adolescents is now unavoidable. The pandemic situation that hit Indonesia in early 2020 also had an impact on increasing ownership and use of internet-based media among children and adolescents. The problem is the limitations of parents in accompanying children to access the internet make parents unable to provide maximum protection for children in facing online risks and dangers. Children also cannot use their parents as a reference when they experience problems using the internet. Friends and siblings then become the child's main point of reference when looking for internet-related information. Starting from this condition, peer groups have great potential to be used as agents of internet literacy education for children. By using descriptive qualitative research methods supported by surveys and FGDs as data collection techniques, this study was conducted to obtain a model for developing literacy education in children through the formation of peer groups. The results showed that middle school age children had a high intensity of online media use, namely on average above 5 hours a day, they also had sufficient technical skills in accessing online media so that they could share knowledge among friends and other family members. It takes the role of schools and the media literacy community to be able to equip children with adequate media literacy education so that they can spread their knowledge to the people around them.
STRATEGI PENCITRAAN KOTA (CITY BRANDING) BERBASIS KEARIFAN LOKAL (Studi Kasus di Kota Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten Badung, Bali) Bambang Widodo
Profetik: Jurnal Komunikasi Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article is the first result of fundamental grant research about city branding and local wisdom which has conduct for two years in the district of Solo and Badung. The aims of this research were to get a comprehensive description about government understanding of city branding, city branding strategy which is held by the both of district and people image about their city. The datas collected by using depth interview, observation and document analysis. The research result shows that there was a difference betwen the district of Solo and Badung in interpreting and implementing city branding. Solo’s branding was formulated by third party in cooperation with several districts. On the other side, the district of Badung was using their live guidance as their base of city branding.