Dyah Nurani Setyaningsih
Jurusan TJP, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG Arief, Ulfah Mediaty; Purbawanto, Sugeng; Setyaningsih, Dyah Nurani
Jurnal Abdimas Vol 19, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wingko babat merupakan makanan khas tradisional kota Semarang yang sangat terkenal dari Zaman dahulu dan digemari oleh masyarakat luas, baik masyarakat kota Semarang maupun luar kota Semarang. Wingko babat bukan hanya dijual di toko-toko atau pusat oleh-oleh (Jl. Pandanaran Semarang) tetapi juga banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Tempat penjualan tersebut juga mencerminkan segmen pasar Wingko Babat, yang dijual di toko harganya relatif mahal (di atas Rp 2.500,-/per buah), untuk kalangan menegah ke atas, dibuat dengan cara lebih modern. Sementara Wingko Babat yang dijual di pasar tradisional umumnya harganya relatif murah (± Rp 350-750,-/per buah), dan untuk kalangan menengah ke bawah, dan umumnya dibuat dengan peralatan sederhana. permasalahan menyangkut banyak aspek, seperti aspek produksi, teknologi yang dipakai, kualitas produk, kemasan, manajemen pemasaran dan lain-lain aspek yang perlu dicari pemecahaannya. Pelaksanaan program IbM ini bertujuan memecahkan permasalah yang ada pada industri wingko babat untuk industri kecil yang mengambil lokasi di industri wingko babat cap Lokomotif milik pak Slamet Riyono yang berlokasi di Jl. Brotojoyo IV/3 Semarang (UKM 1) dan wingko babat “ Pak Moel” Jl. Pekunden Tengah 1106 Semarang (UKM 2) sebagai mitra untuk kelompok wingko yang ada disemarang. Metode program IbM ini adalah mensosialisasikan program, rancang bangun alat pengaduk (mixer) wingko babat dengan kapasitas ± 100 kg sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi industri wingko babat di kota semarang”, kemudian melakukan uji coba sebagai pelatihan dan demonstrasi plotting alat pengaduk (mixer) yang dilakukan di industri wingko babat cap Lokomotif. Hasil uji coba ini didapatkan hasil pencampuran yang homogenitasnya cukup sesuai standar industri tersebut dan kualitas yang sesuai citarasa industri. Pelatihan aspek manajemen usaha yaitu melatih pembukuan pengelolaan keuangan maka pihak mitra UKM akan mempunyai neraca setiap minggu,atau bulan, atau tahun.Kata kunci: wingko babat , capacity , mixer
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA SEBAGAI BANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA Kuswardinah, Asih; Setyaningsih, Dyah Nurani
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 32, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v32i1.5709

Abstract

Family Welfare Education as A Character Building of young generation. The long-term aim of this study is to implement PKK subject to all Students of Elementary Education in Indonesia. Major Target: 1. describing teacher’s attitude of PKK subject as an effort to build student’s character; 2. Describing level of validity for PKK textbook for Junior High School. According to its aim, this study is applied study; According to its method, this study employs R&D design; while according to its explanation, this study is quantitative descriptive research. Population of this study is Junior High School teacher in Semarang Regency. Sample, art teacher of National-standardized Junior High School in Semarang. Data was collected through questionnaire and FGD. Data analysis is using descriptive percentage. The result of the study: 23% Junior High School teachers were strongly agree to the material of PKK subject. 85% teacher stated that PKK textbook is strongly relevant while 15% said that it is relevant. Conclusion: 1) the average number of Junior High School teachers in Semarang Regency were strongly agree to implement PKK Subject; 2) the average number of teachers in Semarang Regency stated that the material was strongly relevant to be implemented. Suggestion: a. Teachers are expected not only to teach skills but also teach the soft skills related to family welfare. b. It is also recommended for the Department of Education and Culture, especially in Elementary Education in Semarang Regency to arrange such policy about the significance of PKK subject for students.
PENINGKATAN PENGETAHUAN POLA MAKAN SEHAT BAGI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG JEPARA Fathonah, Siti; Setyaningsih, Dyah Nurani; Astuti, Pudji
Teknobuga Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari kegiatan penyuluhan diet sehat adalah 1)  santri putri memiliki pengetahuan diet sehat, dan 2) santri putri  memiliki keahlian untuk membangun menu seimbang. Pelaksanaan pelayanan masyarakat adalah penjelasan diet sehat untuk anak perempuan santri di pondok pesantren Balekambang Jepara. Kegiatan ini dilakukan  dengan  tiga  tahap,  yaitu:  1)  persiapan  dengan  aktivitas  izin  dan penyusunan  item  dan  praktek,  2)  pelaksanaan  dua  kali  pertemuan,  dengan penjelasan diet sehat, dan seimbang menu untuk remaja dan praktek, dan 3) monitoring. Orang-orang Target gadis-gadis santri di pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin sebanyak 25 orang. Kehadiran peserta dalam mengikuti kegiatan dalam kategori tinggi, dengan jumlah peserta yang menghadiri 100%, peserta yang menarik dan keseriusan dalam kegiatan berikut yang ditunjukkan dengan jumlah pertanyaan dan antusias dalam mengikuti penyuluhan dan praktek untuk menu seimbang. Santri perempuan memiliki pengetahuan tentang diet sehat. Berarti nilai pre-test dan post- test meningkat tajam dari 56,7 menjadi 77,2, dan efektivitas 0,46 dalam kategori sedang. Keterampilan dalam membangun menu untuk dirinya sendiri cukup baik, dengan menu struktur 3 kali dan 2 makanan tambahan. Kegiatan ini perlu untuk menindaklanjuti dengan kegiatan kelanjutan terdiri dari 1) pengembangan topik lainnya untuk anak perempuan santri, seperti perhitungan menu gizi yang diperlukan dan 2) memberikan keterampilan untuk mengolah makanan (sayur, lauk, makanan ringan) untuk remaja.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGADUK OTOMATIS PADA USAHA DONAT KENTANG DI SEMARANG Arief, Ulfah Mediaty; Setyaningsih, Dyah Nurani; Purbawanto, Sugeng
Jurnal Abdimas Vol 22, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Donat  merupakan  suatu  jenis  olahan  bahan  makanan  yang  terbuat  dari  bahan dasar terigu dan bentuknya bulat, olahan makanan ini sangat dikenal dimasyarakat baik untuk dikomsumsi anak-anak maupun dewasa. Salah satu kreatifitas dalam mengolah donat yang bahan dasarnya dari terigu dapat dikembangkan pengolahannya dengan menggunakan bahan dasar kentang. Donat Kentang bukan hanya dijual di toko-toko tetapi juga banyak dijual di rumahan (UKM). Harga jual donat kentang di UKM relatif murah dibanding dengan di toko- toko modern. Donat Kentang yang dijual di toko modern harganya di atas Rp 3000,-/per buah dan  di  UKM  relatif  murah ±  Rp  1.000,-/per  buah.  Permasalahan  pada  UKM donat disebabkan oleh beberapa aspek yaitu aspek produksi, teknologi, aspek kualitas produk, kemasan, manajemen pemasaran. Pada pelaksanaan program IbM ini akan memberikan solusi permasalahan yang ada, yaitu meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas produk donat kentang dengan memberikan alat pencampur adonan   yang  otomatis.   Metode   atau tahapan   yang   dilakukan   pada kegiatan IbM ini adalah  melakukan sosialisasi ke UKM tentang kegiatan IbM, mengumpulkan dan menganalisa  data  yang  diperlukan  untuk  alat mekanisasi yang akan dirancang sesuai kebutuhan UKM , dan melakukan uji coba peralatan yang akan diberikan. Alat mekanisasi yang diberikan ini, membutuhkan daya listrik 450 watt yang sesuai dengan data kebutuhan UKM tersebut. Alat ini mampu mengaduk adonan donat kentang sebanyak 2 kg sekali. Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur adonan yaitu selama 20 menit.   Adanya alat pengaduk otomatis ini,   maka UKM dapat meningkatkan kapasitas produksinya dari 4 kg sehari menjadi 15 kg dan hasil kualitas produk adonan donat kentang lebih homogen, tekstur yang lembut dan higienisitas.
Eksperimen Pembuatan Egg Drop Cookies Berbahan Dasar Tepung Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker) Istiqomah, Annisa’ Nur; Setyaningsih, Dyah Nurani; Suryatna, Bambang Sugeng
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v7i1.19531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui adakah perbedaan kualitas egg drop cookies substitusi pati ganyong dengan perbandingan pati ganyong dan tepung maizena sebesar 50% : 50%, 70% : 30%, dan 90% : 10%, ditinjau dari indikator warna, rasa, aroma, dan tekstur; 2) mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap egg drop cookies hasil eksperimen ditinjau dari indikator warna, rasa, aroma, dan tekstur; dan 3) mengetahui kandungan protein dan serat egg drop cookies hasil eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah Desain Acak Lengkap. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penilaian uji inderawi, uji kesukaan, dan uji laboratorium. Analisis data dalam penelitian ini adalah Analisis Varian Klasifikasi Tunggal (ANAVA) untuk uji inderawi yang dilanjutkan dengan uji Tukey, analisis deskriptif untuk uji kesukaan, dan analisis secara kimiawi untuk mengetahui kandungan protein dan serat pada egg drop cookies hasil eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) ada perbedaan kealitas inderawi egg drop cookies subtitusi tepung maizena dan tepung pati ganyong ditinjau dari indikator warna. Sedangkan pada indikator rasa, aroma, dan tekstur tidak ada perbedaan; 2) keseluruhan sampel egg drop cookies menunjukkan kriteria disukai oleh masyarakat; dan 3) kandungan protein pada sampel A1(0% TPG) yaitu sebanyak 9,13%, pada sampel A2(50% TPG) yaitu sebanyak 9,17%, pada sampel A3(70% TPG) yaitu sebanyak 10,19%, dan pada sampel A4(90% TPG) yaitu sebanyak 13,26%. Kandungan serat pada sampel A1(0% TPG) yaitu sebanyak 4,26%, pada sampel A2 (50% TPG) yaitu sebanyak 3,97%, pada sampel A3(70% TPG) yaitu sebanyak 4,35%, dan pada sampel A4(90% TPG) yaitu sebanyak 4,07%.
Meningkatkan Pemahaman Etiket Sehari- Hari melalui Pendidikan Bagi Pengurus dan Anggota PKK Kelurahan Sukorejo Kodya Semarang Kuswardinah, Asih; Setyaningsih, Dyah Nurani; Saptariana, Saptariana
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v7i1.19554

Abstract

Tujuan kegiatan, untuk meningkatkan pemahaman pengetahuan, cara mengantisipasi dan memberikan solusi hal yang berkaitan dengan masalah kenakalan anak usia remaja sampai dewasa bagi keluarga anggota PKK di Kelurahan Sukorejo, khususnya yang memiliki putera- puteri usia sekolah sampai dewasa. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan melalui penyuluhan, metode yang digunakan, ceramah, tanya jawab, demontrasi, diskusi. Jumlah peserta 29 orang terdiri dari pengurus dan anggota PKK kelurahan Sukorejo, kodya Semarang. Hasil menunjukkan, adanya peningkatan pemahaman etiket sehari, rata- rata sangat baik; Hal ini terlihat dari kegiatan diskusi aktif mereka, yang lebih lanjut, berharap ada penyuluhan lanjutan. Kesimpulan, Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan: Meningkatkan Pemahaman Etiket Sehari- hari dan memiliki kontribusi yang tinggi bagi masyarakat setempat. Saran yang diberikan: Untuk ketua tim penggerak PKK Kelurahan Sukorejo: Mohon untuk terus meningatkan kinerja para penggerak PKK dimulai dari tingkat RW, karena mereka memiliki potensi yang tinggi untuk maju dan sebagai kader yang semangat dalam pemberdayaan anggota PKK untuk meningkatkan pemahaman pengetahuan dan implementasi etiket bermasyarakat yang benar dan santun.
ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG Arief, Ulfah Mediaty; Purbawanto, Sugeng; Setyaningsih, Dyah Nurani
Jurnal Abdimas Vol 19, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wingko babat merupakan makanan khas tradisional kota Semarang yang sangat terkenal dari Zaman dahulu dan digemari oleh masyarakat luas, baik masyarakat kota Semarang maupun luar kota Semarang. Wingko babat bukan hanya dijual di toko-toko atau pusat oleh-oleh (Jl. Pandanaran Semarang) tetapi juga banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Tempat penjualan tersebut juga mencerminkan segmen pasar Wingko Babat, yang dijual di toko harganya relatif mahal (di atas Rp 2.500,-/per buah), untuk kalangan menegah ke atas, dibuat dengan cara lebih modern. Sementara Wingko Babat yang dijual di pasar tradisional umumnya harganya relatif murah (± Rp 350-750,-/per buah), dan untuk kalangan menengah ke bawah, dan umumnya dibuat dengan peralatan sederhana. permasalahan menyangkut banyak aspek, seperti aspek produksi, teknologi yang dipakai, kualitas produk, kemasan, manajemen pemasaran dan lain-lain aspek yang perlu dicari pemecahaannya. Pelaksanaan program IbM ini bertujuan memecahkan permasalah yang ada pada industri wingko babat untuk industri kecil yang mengambil lokasi di industri wingko babat cap Lokomotif milik pak Slamet Riyono yang berlokasi di Jl. Brotojoyo IV/3 Semarang (UKM 1) dan wingko babat “ Pak Moel” Jl. Pekunden Tengah 1106 Semarang (UKM 2) sebagai mitra untuk kelompok wingko yang ada disemarang. Metode program IbM ini adalah mensosialisasikan program, rancang bangun alat pengaduk (mixer) wingko babat dengan kapasitas ± 100 kg sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi industri wingko babat di kota semarang”, kemudian melakukan uji coba sebagai pelatihan dan demonstrasi plotting alat pengaduk (mixer) yang dilakukan di industri wingko babat cap Lokomotif. Hasil uji coba ini didapatkan hasil pencampuran yang homogenitasnya cukup sesuai standar industri tersebut dan kualitas yang sesuai citarasa industri. Pelatihan aspek manajemen usaha yaitu melatih pembukuan pengelolaan keuangan maka pihak mitra UKM akan mempunyai neraca setiap minggu,atau bulan, atau tahun.Kata kunci: wingko babat , capacity , mixer
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA SEBAGAI BANGUNAN KARAKTER ANAK BANGSA Kuswardinah, Asih; Setyaningsih, Dyah Nurani
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 32, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v32i1.5709

Abstract

Family Welfare Education as A Character Building of young generation. The long-term aim of this study is to implement PKK subject to all Students of Elementary Education in Indonesia. Major Target: 1. describing teacher’s attitude of PKK subject as an effort to build student’s character; 2. Describing level of validity for PKK textbook for Junior High School. According to its aim, this study is applied study; According to its method, this study employs R&D design; while according to its explanation, this study is quantitative descriptive research. Population of this study is Junior High School teacher in Semarang Regency. Sample, art teacher of National-standardized Junior High School in Semarang. Data was collected through questionnaire and FGD. Data analysis is using descriptive percentage. The result of the study: 23% Junior High School teachers were strongly agree to the material of PKK subject. 85% teacher stated that PKK textbook is strongly relevant while 15% said that it is relevant. Conclusion: 1) the average number of Junior High School teachers in Semarang Regency were strongly agree to implement PKK Subject; 2) the average number of teachers in Semarang Regency stated that the material was strongly relevant to be implemented. Suggestion: a. Teachers are expected not only to teach skills but also teach the soft skills related to family welfare. b. It is also recommended for the Department of Education and Culture, especially in Elementary Education in Semarang Regency to arrange such policy about the significance of PKK subject for students.
PENINGKATAN PENGETAHUAN POLA MAKAN SEHAT BAGI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG JEPARA Fathonah, Siti; Setyaningsih, Dyah Nurani; Astuti, Pudji
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/teknobuga.v2i2.6430

Abstract

Tujuan dari kegiatan penyuluhan diet sehat adalah 1)  santri putri memiliki pengetahuan diet sehat, dan 2) santri putri  memiliki keahlian untuk membangun menu seimbang. Pelaksanaan pelayanan masyarakat adalah penjelasan diet sehat untuk anak perempuan santri di pondok pesantren Balekambang Jepara. Kegiatan ini dilakukan  dengan  tiga  tahap,  yaitu:  1)  persiapan  dengan  aktivitas  izin  dan penyusunan  item  dan  praktek,  2)  pelaksanaan  dua  kali  pertemuan,  dengan penjelasan diet sehat, dan seimbang menu untuk remaja dan praktek, dan 3) monitoring. Orang-orang Target gadis-gadis santri di pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin sebanyak 25 orang. Kehadiran peserta dalam mengikuti kegiatan dalam kategori tinggi, dengan jumlah peserta yang menghadiri 100%, peserta yang menarik dan keseriusan dalam kegiatan berikut yang ditunjukkan dengan jumlah pertanyaan dan antusias dalam mengikuti penyuluhan dan praktek untuk menu seimbang. Santri perempuan memiliki pengetahuan tentang diet sehat. Berarti nilai pre-test dan post- test meningkat tajam dari 56,7 menjadi 77,2, dan efektivitas 0,46 dalam kategori sedang. Keterampilan dalam membangun menu untuk dirinya sendiri cukup baik, dengan menu struktur 3 kali dan 2 makanan tambahan. Kegiatan ini perlu untuk menindaklanjuti dengan kegiatan kelanjutan terdiri dari 1) pengembangan topik lainnya untuk anak perempuan santri, seperti perhitungan menu gizi yang diperlukan dan 2) memberikan keterampilan untuk mengolah makanan (sayur, lauk, makanan ringan) untuk remaja.
Upaya peningkatan produksi dengan menggunakan alat pengaduk otomatis pada usaha donat kentang di Semarang Arief, Ulfah Mediaty; Setyaningsih, Dyah Nurani; Purbawanto, Sugeng
Jurnal Kompetensi Teknik Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jkomtek.v9i1.11565

Abstract

Donat merupakan suatu jenis olahan bahan makanan yang terbuat dari bahan dasar terigu dan bentuknya bulat, olahan makanan ini sangat dikenal dimasyarakat baik untuk dikomsumsi anak-anak maupun dewasa. Salah satu kreatifitas dalam mengolah donat yang bahan dasarnya dari terigu dapat dikembangkan pengolahannya dengan menggunakan bahan dasar kentang. Donat Kentang bukan hanya dijual di toko-toko tetapi juga banyak dijual di rumahan (UKM). Harga jual donat kentang di UKM relatif murah dibanding dengan di toko-toko modern. Donat Kentang yang dijual di toko modern harganya di atas Rp 3000,-/per buah dan di UKM relatif murah ± Rp 1.000,-/per buah. Permasalahan pada UKM donat disebabkan oleh  beberapa  aspek yaitu  aspek  produksi,  teknologi, aspek kualitas produk, kemasan, manajemen pemasaran. Pada pelaksanaan program IbM ini akan memberikan solusi permasalahan yang ada, yaitu meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas produk donat kentang dengan memberikan alat pencampur adonan   yang   otomatis.   Metode   atau   tahapan   yang   dilakukan   pada kegiatan IbM ini adalah  melakukan sosialisasi ke UKM tentang kegiatan IbM, mengumpulkan dan menganalisa data yang diperlukan untuk alat mekanisasi yang akan dirancang sesuai kebutuhan UKM , dan melakukan uji coba peralatan yang akan diberikan. Alat mekanisasi yang diberikan ini, membutuhkan daya listrik 450 watt yang sesuai dengan data kebutuhan UKM tersebut. Alat ini mampu mengaduk adonan donat kentang sebanyak 2 kg sekali. Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur adonan yaitu selama 20 menit.  Adanya alat pengaduk otomatis ini,  maka UKM dapat meningkatkan kapasitas produksinya dari 4 kg sehari menjadi 15 kg dan hasil kualitas produk adonan donat kentang lebih homogen, tekstur yang lembut, dan higienisitas.