Angka kepadatan lalat merupakan salah satu cara penilaian sanitasi lingkungan di suatu wilayah, semakin tinggi angka kepadatan lalat, maka menunjukan bahwa wilayah tersebut dalam kategori sanitasi yang buruk. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, typhus perut, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk. Penularan penyakit ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya yang kotor merupakan tempat menempelnya microorganisme penyakit yang kemudian lalat tersebut hinggap pada makanan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksploratif dimana peneliti mencari angka kepadatan lalat di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengukuran sesaat menurut keadaan atau statusnya pada waktu observasi tanpa ada prosedur lanjutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kavling aktif dan pasif yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran yaitu berjumlah 3 kavling yaitu zona aktif 1, zona aktif 2 dan zona pasif. Masing-masing zona dilakukan pengukuran dengan fly grill pada 5 titik, dengan 10 kali pengulangan interval 30 detik. Pada zona aktif dilakukan penangkapan lalat dengan fly trap untuk identifikasi jenis lalat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistim pengolahan sampah di TPA air sebakul Kota Bengkulu menggunakan system Control Landfill. Tingkat kepadatan lalat tertinggi ada di zona aktif 1 dengan lima rata-rata tertinggi adalah 35 ekor, zona aktif 24,2 ekor dan zona pasif 18,52 ekor. Jenis lalat yang tertangkap sebagian besar adalah musca domestica (Lalat rumah) 73,56 % dan Calliphora vomitoria (lalat Hijau) 26,44 %. Kesimpulan : Tingkat kepadatan lalat di 3 zona adalah zona aktif 1, aktif 2 dan zona pasif sangat padat. Disarankan untuk dilakukan pengendalian kepadatan lalat serta metode Control Landfill perlu diimplementasikan dengan baik. Kata Kunci : control landfill, fly trap, kepadatan lalat