Stunting merupakan kondisi balita yang mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Faktor resiko stunting diantaranya status gizi, kebersihan lingkungan, makanan pendamping ASI, ASI ekslusif, berat badan lahir Data dari dinas kesehatan Kapupaten Rembang pada tahun 2020 menyebutkan kasus stunting terbanyak adalah di Kecamatan Pamotan dengan jumlah 261 kasus. Tujuan pengabdian masyarakat ini meningkatkan pemahaman responden tentang faktor resiko penyebab stunting. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah door to door melalui pendekatan, observasi, wawancara, dan sosialisasi serta pendampingan. Hasil dari pengabdian masyarakat diperoleh informasi responden berdasarkan usia, pendidikan, dan penghasilan keluarga. Kegiatan observasi didapatkan informasi tentang riwayat kehamilan, berat lahir bayi, pemberian ASI ekslusif, riwayat kelahiran, dan DDTK. Pada kegiatan wawancara didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yg kurang mengenai stunting sebanyak 35%. Sedangkan untuk kegiatan sosialisasi dan pendampingan dilakukan secara aktif dan antusias oleh responden. Simpulannya adalah pemahaman masyarakat pada faktor resiko stunting akan lebih efektif dalam melakukan intervensi terpadu pada kasus stunting balita.