Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Formulasi Pemupukan Berimbang pada Tanaman Lada di Bangka Belitung Daras, Usman; Sobari, Iing; Towaha, Juniaty
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak faktor yang diperkirakan menjadi penyebab masih rendahnya rataan produksi lada di Bangka Belitung, termasuk pemeliharaan tanaman yang belum optimal. Dalam upaya meningkatkan hasil lada, sebagian petani telah menggunakan pupuk N, P dan K meskipun jumlah dan/komposisi unsur pupuk yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula dan dosis pemupukan N, P dan K untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi lada di Bangka Belitung. Faktor yang diuji adalah komposisi NPK, 3 macam (K1 = NPK 12:12:17; K2 = NPK 15:15:15; dan K3 = NPK 12:8:20), yang masing-masing terdiri atas 3 taraf dosis pemupukan (D1 = 1,8; D2 = 2,4; dan D3 = 3,0 kg NPK/ph/th). Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 3 ulangan dan ukuran petak 16 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk 1,8 kg per pohon merupakan dosis pemupukan yang cukup memadai untuk budidaya tanaman lada dewasa (TM) di wilayah Bangka Belitung. Dosis pupuk tersebut, 25% lebih rendah dari anjuran umum pemupukan. Ketika komposisi NPK 12:12:17 tidak tersedia di pasaran, maka komposisi pupuk NPK 15:15:15 adalah alternatif pupuk yang dapat digunakan. Namun, dengan memperhatikan karakteristik tanaman lada dan kondisi agroklimat wilayah Bangka Belitung maka penggunaan komposisi pupuk NPK 12:8:20 dengan dosis 1,8 kg/pohon lebih dianjurkan.  Formulation of Balanced Fertilizers on Black Pepper Grown in Bangka Belitung ABSTRACT Many factors believed affect the growth and yields of black pepper in Bangka Belitung. The low productivity of black pepper in the areas is mainly attributed to imbalanced manuring, poor management practices and disease incidence. To improve yields of the crop, farmers commonly use fertilizers despite the fact that the amounts and kind of nutrients added might not meet its requirement for optimum growth. A research was established to investigate effects of fertilizer compositions and rates on growth and yields of mature black pepper grown at Bangka, from January to December 2011. Treatments examined were composition of NPK fertilizers, 3 kinds of NPK (15:15:15, 12:12:17, and 12:8:20), consisting of three rates each (1.8, 2.4 and 3.0 kg/tree). The treatments were arranged in randomized block design with 3 replicates and plot size of 16 plants. Results revealed that application of 1.8 kg/tree was likely to be an adequate amount of fertilizer rate that should be added to give comparable growth and yields in black pepper. It means that the added ferlitizers was 25 percent lower than those of the recommended one as much as 2.4 kg of NPK 12:12:17/tree/year. As the recommended fertilizer hard to be obtained in a local place recently, the use of NPK 15:15:15 may therefore be suggested for black pepper growing in Bangka Belitung. For long term purpose, the use of 1.8 kg NPK 12:8:20/tree would however be a preferably added fertilizer in relation to the characteristics of the crop and agro-climatic condition of Bangka Belitung.
Pengaruh Jenis Tanaman Penaung terhadap Pertumbuhan dan Persentase Tanaman Berbuah pada Kopi Arabika Varietas Kartika 1 Sobari, Iing; Sakiroh, Sakiroh; Purwanto, Eko Heri
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kopi adalah intensitas cahaya. Intensitas cahaya berhubungan dengan jenis naungan yang digunakan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengaruh berbagai jenis tanaman penaung terhadap pertumbuhan dan produksi kopi Arabika. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi dari bulan Februari sampai dengan Desember 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan 6 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah jenis pohon penaung, yaitu: (1) ceremai, (2) belimbing wuluh, (3) kayumanis, dan (4) gliricidia. Pengamatan dilakukan  terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah buku cabang primer, jumlah cabang primer, diameter batang, diameter tajuk, jarak antar cabang, dan persentase tanaman berbuah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gliricidia merupakan jenis tanaman penaung yang cocok bagi pertumbuhan dan persentase pembuahan tanaman kopi Arabika varietas Kartika 1 di KP Pakuwon.  Effect of Various of Shading Plant on Growth And Percentage Of Fruiting of Arabica Coffee Variety Kartika 1 ABSTRACT One of many factors that affects to growth and yields of coffee is light intensity. Light intensity will vary with type of shading trees used. The objective of this study was to find out a suitable shading trees for coffea growth and production . The study was carried at The Indonesian Research Institute for Industrial and Beverages Crops (IRIIBC), Sukabumi from Pebruary until December 2011. A randomized complete design with six replications was used in this study. Planting material used in this study was Arabica Coffee (var. Kartika 1) grown under 4 different shading trees tested for their suitability for coffe growing. The shading trees of coffee examined were: (1) Otaheite gooseberry, (2) Bilimbi, (3) Cassiavera, and (4) Gliricidia. Observations made were plant height, number of primary branches internodes, primary branch number, stem diameter, canopy diameter, distance between branches, and percentage of fruiting set. Result showed that Gliricidia was the most suitable of shading trees for growth and fruiting set of arabica coffea variety Kartika 1. Keywords :
Pengaruh Umur Batang Bawah Terhadap Persentase Keberhasilan Okulasi Hijau pada Tiga Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell Agr.) Heryana, Nana; Saefudin, Saefudin; Sobari, Iing
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbanyakan karet (Hevea brasiliensis Muell. Agr.) dengan okulasi cokelat membutuhkan waktu yang lama dalam pembibitannya, sedangkan perbanyakan dengan okulasi hijau belum banyak dilakukan karena tingkat keberhasilan masih sangat rendah. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh terhadap keberhasilan okulasi hijau adalah umur bibit batang bawah. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh perbedaan umur batang bawah terhadap persentase keberhasilan okulasi hijau pada tiga klon karet. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP.) Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar pada bulan Januari-Desember 2013. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi, tiga ulangan dan ukuran petak 25 pohon. Petak utama adalah jenis klon batang bawah, terdiri dari 3 klon, yaitu K1 = AVROS 2037, K2 = PB 260, dan K3 = GT 1. Anak petak adalah umur batang bawah terdiri dari 4 taraf, yaitu U1 = 4 bulan, U2 = 5 bulan, U3 = 6 bulan, U4 = 7 bulan. Okulasi dilakukan dengan cara membuka kulit batang bawah, kemudian entres dimasukkan ke dalam jendela sayatan hasil pembukaan. Pengikatan sambungan dilakukan dengan menggunakan plastik khusus dengan cara dililitkan dari bawah ke atas. Pengamatan dilakukan terhadap persentase keberhasilan okulasi hijau pada umur tiga minggu setelah okulasi (MSO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan okulasi hijau pada tanaman karet dipengaruhi oleh umur batang bawah. Untuk Klon PB 260 dan GT 1, makin tua umur batang bawah sampai maksimum 7 bulan di polybag maka semakin meningkat persentase keberhasilan okulasi, sedangkan pada klon AVROS 2037 belum memperlihatkan perbedaan yang nyata.Kata kunci: Hevea brasiliensis, umur batang bawah, klon, keberhasilan okulasi hijauPropagation of rubber (Hevea brasiliensis Muell. Agr.) using brown budding need a long time in the nursery, whereas the propagation usinggreen Budding has not yet been done due to the success rate is still very low. One of the factorthat might influence the successfulness of green budding is rootstock age.. The purpose of this study was to determine the effect of different age of rootstock on the percentage of green budding success in three rubber clones. The experiment was conducted at the Pakuwon experimental station (ES), Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, from January-December 2013. The research was done using split plot design with three replications, and the plot size is 25 trees. The main plot was the type of clones used for rootstock that comprised of 3 clones: K1 = AVROS 2037, K2 = PB 260, and K3 = GT 1. Meanwhile, the subplots were rootstock age consists of 4 levels, namely: U1 = 4 months, U2 = 5 months, U3 = 6 months, U4 = 7 months. Observations were made on the percentage of green budding success at 3 weeks old after grafting . The results showed that the success of the green budding on the rubber plants is influenced by the age of rootstock. The use of rootstock up to 7 months old in polybag in PB 260 dan GT 1 clones would increase the percentage of grafting success, whereas AVROS 2037 clone did not show any significant different. 
Pengaruh Mikoriza dan Amelioran terhadap Pertumbuhan Benih Kopi Daras, Usman; Trisilawati, Octivia; Sobari, Iing
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah yang telah ditanami tanaman kopi seringkali tidak mampu menyediakan nutrisi yang dibutuhkan secara memadai untuk kelangsungan hidup tanaman itu sendiri. Oleh karena itu, penggunaan pupuk anorganik dan organik sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Selain pupuk organik dan anorganik, beberapa pupuk hayati yang diformulasikan dari mikroba tanah non patogen seperti jamur mikoriza juga telah digunakan untuk tujuan pengembangan pertanian. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh mikoriza dan amelioran terhadap pertumbuhan benih kopi. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi pada bulan Februari-Desember 2012. Rancangan penelitian adalah acak kelompok faktorial dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor-faktor yang diuji adalah penggunaan mikoriza (tanpa mikoriza, mikoriza dari rizosfer kopi, dan mikoriza dari rizosfer jambu mete) dan amelioran (tanpa amelioran, kompos, kapur, dan kapur dicampur kompos). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan bobot kering daun, batang, dan akar, serta tingkat infeksi mikoriza pada akar kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan inokulum mikoriza, baik yang berasal dari rizosfer tanaman kopi maupun jambu mete mampu memperbaiki pertumbuhan benih kopi. Mikoriza yang berasal dari rizosfer kopi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan yang berasal dari rizosfer jambu mete, sedangkan penggunaan amelioran maupun kombinasinya tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan benih kopi.Kata Kunci: Mikoriza, benih kopi, amelioran, pertumbuhanIt is often the soil on which coffee is grown is not able to supply all nutrients needed by plant adequately for its life cycle. Hence, both inorganic and organic fertilizers are used to meet nutrient requirement. In addition to organic and inorganic fertilizers, some biofertilizers formulated from nonpathogenic soil microbes such as mycorrhizas fungi has been developed for agricultural purposes. The objective of this study was to analyze the effects of mycorrhizas fungi and ameliorants on the growth of Robusta coffee seedlings. The study was carried out at a green house of Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi from April to December 2012. Two factors examined were: (1) the use of mycorrhizal fungus (without mycorrhizas, added mycorrhizas fungi isolated from coffee plant rhizosphere, and those from cashew trees rhizosphere), and (2) ameliorant application (without ameliorant, compost, lime, and mixed lime with compost). The factors were arranged in a randomized complete block design with 3 replicates and plot size of 16 plants. Variables observed are plant height, diameter of girth, number of leaves, dry weight of leaves, stem, roots, and infection level of mycorrhizas in coffee roots. The result showed that the mycorrhizas fungus (arised from coffee or cashew rhizosphere) significantly affect on the growth of coffee seedlings. The coffee seedlings treated with mycorrhizas fungi isolated from coffee rhizosphere was better than those of cashew rhizosphere. Whereas, the ameliorant and their combinations not significantly affect on the growth of coffee seedling.
Pengaruh Jenis Tanaman Penaung terhadap Pertumbuhan dan Persentase Tanaman Berbuah pada Kopi Arabika Varietas Kartika 1 Sobari, Iing; Sakiroh, Sakiroh; Purwanto, Eko Heri
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kopi adalah intensitas cahaya. Intensitas cahaya berhubungan dengan jenis naungan yang digunakan. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengaruh berbagai jenis tanaman penaung terhadap pertumbuhan dan produksi kopi Arabika. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi dari bulan Februari sampai dengan Desember 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan 6 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah jenis pohon penaung, yaitu: (1) ceremai, (2) belimbing wuluh, (3) kayumanis, dan (4) gliricidia. Pengamatan dilakukan  terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah buku cabang primer, jumlah cabang primer, diameter batang, diameter tajuk, jarak antar cabang, dan persentase tanaman berbuah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gliricidia merupakan jenis tanaman penaung yang cocok bagi pertumbuhan dan persentase pembuahan tanaman kopi Arabika varietas Kartika 1 di KP Pakuwon.  Effect of Various of Shading Plant on Growth And Percentage Of Fruiting of Arabica Coffee Variety Kartika 1 ABSTRACT One of many factors that affects to growth and yields of coffee is light intensity. Light intensity will vary with type of shading trees used. The objective of this study was to find out a suitable shading trees for coffea growth and production . The study was carried at The Indonesian Research Institute for Industrial and Beverages Crops (IRIIBC), Sukabumi from Pebruary until December 2011. A randomized complete design with six replications was used in this study. Planting material used in this study was Arabica Coffee (var. Kartika 1) grown under 4 different shading trees tested for their suitability for coffe growing. The shading trees of coffee examined were: (1) Otaheite gooseberry, (2) Bilimbi, (3) Cassiavera, and (4) Gliricidia. Observations made were plant height, number of primary branches internodes, primary branch number, stem diameter, canopy diameter, distance between branches, and percentage of fruiting set. Result showed that Gliricidia was the most suitable of shading trees for growth and fruiting set of arabica coffea variety Kartika 1. Keywords :
Formulasi Pemupukan Berimbang pada Tanaman Lada di Bangka Belitung Daras, Usman; Sobari, Iing; Towaha, Juniaty
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak faktor yang diperkirakan menjadi penyebab masih rendahnya rataan produksi lada di Bangka Belitung, termasuk pemeliharaan tanaman yang belum optimal. Dalam upaya meningkatkan hasil lada, sebagian petani telah menggunakan pupuk N, P dan K meskipun jumlah dan/komposisi unsur pupuk yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formula dan dosis pemupukan N, P dan K untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi lada di Bangka Belitung. Faktor yang diuji adalah komposisi NPK, 3 macam (K1 = NPK 12:12:17; K2 = NPK 15:15:15; dan K3 = NPK 12:8:20), yang masing-masing terdiri atas 3 taraf dosis pemupukan (D1 = 1,8; D2 = 2,4; dan D3 = 3,0 kg NPK/ph/th). Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 3 ulangan dan ukuran petak 16 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk 1,8 kg per pohon merupakan dosis pemupukan yang cukup memadai untuk budidaya tanaman lada dewasa (TM) di wilayah Bangka Belitung. Dosis pupuk tersebut, 25% lebih rendah dari anjuran umum pemupukan. Ketika komposisi NPK 12:12:17 tidak tersedia di pasaran, maka komposisi pupuk NPK 15:15:15 adalah alternatif pupuk yang dapat digunakan. Namun, dengan memperhatikan karakteristik tanaman lada dan kondisi agroklimat wilayah Bangka Belitung maka penggunaan komposisi pupuk NPK 12:8:20 dengan dosis 1,8 kg/pohon lebih dianjurkan.  Formulation of Balanced Fertilizers on Black Pepper Grown in Bangka Belitung ABSTRACT Many factors believed affect the growth and yields of black pepper in Bangka Belitung. The low productivity of black pepper in the areas is mainly attributed to imbalanced manuring, poor management practices and disease incidence. To improve yields of the crop, farmers commonly use fertilizers despite the fact that the amounts and kind of nutrients added might not meet its requirement for optimum growth. A research was established to investigate effects of fertilizer compositions and rates on growth and yields of mature black pepper grown at Bangka, from January to December 2011. Treatments examined were composition of NPK fertilizers, 3 kinds of NPK (15:15:15, 12:12:17, and 12:8:20), consisting of three rates each (1.8, 2.4 and 3.0 kg/tree). The treatments were arranged in randomized block design with 3 replicates and plot size of 16 plants. Results revealed that application of 1.8 kg/tree was likely to be an adequate amount of fertilizer rate that should be added to give comparable growth and yields in black pepper. It means that the added ferlitizers was 25 percent lower than those of the recommended one as much as 2.4 kg of NPK 12:12:17/tree/year. As the recommended fertilizer hard to be obtained in a local place recently, the use of NPK 15:15:15 may therefore be suggested for black pepper growing in Bangka Belitung. For long term purpose, the use of 1.8 kg NPK 12:8:20/tree would however be a preferably added fertilizer in relation to the characteristics of the crop and agro-climatic condition of Bangka Belitung.