Metode pengendalian gulma yang tidak efektif akan menyebabkan dinamika gulma ke jenis yang lebih sulit dikendalikan dan tertundanya matang sadap 2-3 tahun. Penelitian ini untuk mengkaji pertumbuhan gulma dan tanaman karet akibat pengaruh berbagai interval pengendalian dan aplikasi herbisida pada kebun karet TBM. Penelitian dilaksanakan dari Januari 2013 sampai Juni 2014. Rancangan penelitian Split Plot, petak utama adalah perlakuan interval pengendalian gulma dan perlakuan herbisida sebagai anak petak dengan ulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan gulma daun lebar lebih dominan (SDR 52,76%) dari gulma sempit (SDR 47,24%) di awal penelitian (pra perlakuan). Bobot kering dan penutupan gulma lebih rendah, pada interval pengendalian lebih singkat. Bobot kering gulma antar petak perlakuan berbeda nyata pada Juni dan Desmber 2013. Bobot kering dan penutupan gulma terendah pada perlakuan glifosat + metil metsulfuron yang tertinggi pada perlakuan ditebas dan kontrol. Bobot kering dan penutupan gulma selalu berbeda nyata antara perlakuan glifosat + metil metsulfuron dengan perlakuan ditebas dan kontrol. Perlakuan herbisida campuran parakuat + metil metsulfuron menghasilkan pertumbuhan lilit batang karet lebih baik (17,9 cm) dibanding perlakuan glifosat + metil metsulfuron (16,9 cm). Pertumbuhan lilit batang tanaman karet sangat dipengaruhi bobot kering gulma dengan nilai koefisien diterminasi R2  = 0,82. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan herbisida glifosat + metil metsulfuron lebih efektif menekan pertumbuhan gulma dan pertumbuhan lilit batang karet sangat dipengaruhi bobot kering gulma yang membentuk pola hubungan pertumbuhan negatif.