Penelitian ini bertujuan menguraikan dekonstruksi tokoh dua roman Angkatan Balai Pustaka, yaitu roman “Siti Nurbaya” dan roman “Salah Asuhan” dalam novel “Trilogi Soekram” khususnya Bab III ‘Pengarang Tak Pernah Mati’ karya Sapardi Djoko Damono. Data penelitian diperoleh melalui metode kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menerapkan teori dekonstruksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dekonstruksi tokoh dalam novel “Trilogi Soekram” khususnya Bab III ‘Pengarang Tak Pernah Mati’ karya sapardi Djoko Damono. Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam novel tersebut merupakan dekonstruksin terhadap tokoh-tokoh yang ada dalam dua roman angkatan Balai Pustaka yaitu Siti Nurbaya dan Salah Asuhan seperti Datuk Meringgih, Siti Nurbaya, dan Hanafi. Tokoh-tokoh tersebut didekonstruksi karakternya, bahkan tokoh dari dua roman yang berbeda dipertemukan dalam ‘Pengarang Tak Pernah Mati’. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesuai dengan konsep dekonstruksi, makna sebuah teks tidak pernah berdiri sendiri dan tidak pernah mutlak.