Arif Sumantri
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional

Evaluasi Berat Badan Tidak Naik pada Bayi di Bawah Dua Tahun Warga Miskin Setelah Pemberian MP-ASI Ratri Ciptaningtyas; Arif Sumantri; M. Arbi Ramadhan
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7 No. 5 Desember 2012
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.956 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v7i5.45

Abstract

Program Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berupa bubur untuk 6-11 bulan dan biskuit untuk 12-24 bulan dan bertujuan untuk meningkatkan status gizi pada anak, terutama pada keluarga miskin. Tujuan penelitian ini mengevaluasi berbagai faktor yang memengaruhi beratbadan tidak naik pada baduta keluarga miskin setelah pemberian program MP-ASI kementerian kesehatan. Penelitian ini dilakukan pada 82 ibu baduta yang menerima MP-ASI dengan desain studi kasus kontrol menggunakan data primer dan sekunder. Analisis dilakukan dengan regresi multivariat.Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara berat badan tidak naik dengan ASI eksklusif (OR = 3,48; IK 95% = 1,38-8,80), pemberian MP-ASI kementerian kesehatan (OR = 0,30; IK 95% = 0,10-0,94), riwayat penyakit infeksi (OR = 3,07; IK 95% = 1,17-8,03), dan pola konsumsi susu (OR = 0,23; IK 95% = 0,07-0,79). Faktor yang paling dominan berpengaruh adalah ASI eksklusif (B = 6,152). Sebaiknya, program MP-ASI disosialisasikan secara menyeluruh dan jelas.Kata kunci: baduta, berat badan tidak naik, intervensi gizi, MP-ASIAbstractThe Complementary Feeding Program is conducted through the distribution puree for 6-11 month old and biscuits for those who were 12 to 24 months old infant and aimed to improve the nutritional status of malnourished toddlers from poor families. The aim of this study was to evaluate the factors influencing failure weight gain among toddlers of low economy familiesafter the program. This study was conducted on 82 mothers who received Complementary Feeding Program biscuit using case-control design study. Analysis conducted through the multivariate regression. The result showed that the state of failure weight gain is significantly affected by exclusivebreastfeeding (OR = 3.48; CI 95% = 1.38-8.80), the duration of provision for the Complementary Feeding Program (OR = 0.30; CI 95% = 0.10-0.94), the history of infectious diseases (OR = 3.07; CI 95% = 1.17-8.03), and the pattern of milk consumption (OR = 0.23; CI 95% = 0.07-0.79). The most dominant factor affecting failure weight gain was exclusivebreastfeeding (B = 6.15). A through socialization of the Complementary Feeding Program is recommended.Keywords: toddlers, failure weight gain, nutrition intervention, complementary feeding
Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin Arif Sumantri; Ela Laelasari; Nita Ratna Junita; Nasrudin Nasrudin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8 No. 8 Mei 2014
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.155 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v8i8.411

Abstract

Potensi produksi pertambangan emas di Indonesia termasuk dalam kategori cukup besar dengan produksi rata-rata 113.720,4423 kg/tahun. Penggunaan merkuri pada proses pengolahan emas berpotensi menyebabkan terjadinya masalah kesehatan seperti keracunan merkuri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko akumulasi merkuri pada rambut pekerja penambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Cisarua, Nanggung, Bogor tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja PETI Desa Cisarua. Sampel diambil menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 40 pekerja. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan. Pengukuran konsentrasi merkuri dalam rambut pekerja menggunakan AAS FIMS dengan Reverence Recovery Material 100%. Variabel bebas pada penelitian ini adalah umur, masa kerja, jam kerja dan konsumsi ikan dengan variabel terikatnya adalah akumulasi logam merkuri pada rambut pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata akumulasi logam merkuri dalam rambut pekerja antara 2,03 sampai 9,04 ppm atau terdapat 24 orang (60%) mengalami keracunan merkuri lebih dari 2 ppm. Faktor masa kerja (nilai p = 0,000) memiliki korelasi dengan akumulasi logam merkuri pada sampel rambut pekerja yang menunjukan korelasi positif dengan kekuatan sedang (r = 0,552). Hasil analisis multivariat dijelaskan dalam model (akumulasi logam merkuri = -0,315 + 0,896*masa kerja) dengan variabel Adjusted R Square masa kerja sebesar 52,6%.Indonesia has a quite large potential production of gold mining with average production 113.720,4423 kg/year. Gold mining production by mercury could cause health problems, such as mercury poisoning. The purpose of this study was to analyze the risk factor of mercury accumulation in hair samples from illegal gold mining (IGM) workers in Cisarua, Nanggung, Bogor in 2013. This research was a quantitative study by cross sectional approach. The population in this research were all illegal mining workers in Cisarua. The samples were taken using accidental sampling technique with a number of 40 workers and collected by interviews and observation. The measurement of mercury levels in workers hair counted with AAS FIMS by Reverence Recovery Material 100%. The independent variables in this study were age, working period, hours of work and consumption of fish. Meanwhile, the dependent variable was the accumulation of mercury in workers hair samples. The results showed that the average accumulation of mercury in hair samples counted between 2,03 to 9,04 ppm. There are 24 people (60%) suffered mercury poisoning more than 2 ppm. The working period factor (p value = 0.000) correlated with the accumulation of mercury in hair samples of IGM workers. It had a positive correlation with moderate strength (r = 0.552). Multivariate analysis described the model (Accumulation of Mercury = -0.315 + 0.896*working period) with Adjusted R Square 52.6%.