Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah simpulan (pengetahuan atau keyakinan). Dalam membuat karangan, baik karangan ilmiah maupun nonilmiah, penulis tidak sekedar menuangkan gagasan, tetapi terdapat fase-fase yang harus dilalui, yakni fase persiapan, penulisan (penuangan gagasan atau pengetahuan), dan perbaikan (pengeditan dan revisi). Selain melalui fase-fase tersebut, menulis karangan juga merupakan proses bernalar. Oleh karena itu, kemampuan bernalar harus dikuasai dalam kegiatan menulis sehingga pengungkapan ide atau gagasan benar-benar tertata secara sistematik agar mendapat simpulan yang sahih. Penelitian ini bertujuan menggambarkan bentuk penalaran dalam karangan siswa ke.las X SMA Negeri 1 EndePenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik studi dokumentasi. Peneliti mengambil data yang berupa paragraf argumentasi dari guru Bahasa Indonesia. Data tersebut ditulis oleh siswa saat jam pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Setelah data terkumpul peneliti menganalisis teks dengan membaca seluruh sumber data untuk memahami data secara mendalam dan terperinci, selanjutnya peneliti mengidentifikasi data yang meliputi bentuk penalaran, data-data tersebut kemudian disalin dalam tabel pengumpulan data dan dimanfaatkan sebagai bahan analisis selanjutnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis mengalir. Menurut model alir analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penalaran dalam paragraf argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Ende terdiri atas penalaran quasi logis (penalaran transitivitas dan hubungan timbal balik), penalaran generalisasi, penalaran kausalitas (sebab-akibat, sebab-akibat-sebab-akibat-akibat, sebab-akibat-akibat, sebab-sebab-akibat, sebab-akibat-sebab-akibat, akibat-akibat-akibat, sebab-akibat-akibat-akibat, sebab-sebab-akibat-akibat, akibat-sebab, sebab-akibat-sebab, akibat-sebab-sebab, akibat-sebab-sebab, akibat-sebab-akibat, sebab-sebab-sebab-akibat), dan bentuk penalaran koeksistensial (tindakan).