Penambangan batubara terbuka yang mendorong terjadinya oksidasi mineral sulfida, melepaskan asam sulfat yang akan menurunkan pH secara drastis. Peristiwa ini dikenal dengan istilah air asam tambang yang mengakibatkan tingginya akumulasi logam berat pada tanah dan air. Salah satu alternatif penangananakumulasi logamyang murah, ramah lingkungan, dan mudah diterapkan adalah metodefitoremediasi dengan konsep pemanfaatan tanaman untuk penanganan limbah dan sebagai indikator pencemaran udara dan air pada suatu lahan basah. Pada penelitian ini digunakan tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) untuk mengakumulasi logam berat karenakemampuannyadapat hidup pada daerah lahan basah dengan kandungan besi dan mangan tinggi, serta memiliki fitostabilisasi dan fitoekstraksi.Penelitian dilakukan di sekitar pertambangan batubara PT. Jorong Barutama Greston dan bertujuan untuk mengetahui berapa besar kemampuan penyerapan tanaman purun tikus terhadap logam Fe dan Mn pada air asam tambang dengan waktu kontak yang telah ditentukan (per dua minggu).. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan penyerapanpurun tikus untuk logam Fe berkisar antara 26,92 mg/gsampel 91,76 mg/g sampel di lokasiM23-E (pH 4 – 5). Sedangkan pada lokasi M4-E (pH 6 – 7) berkisar antara 25,27 mg/g sampel 63,74 mg/g sampel. Untuk logam Mnberkisar antara 0,0596 mg/g sampel 0,2364 mg/g sampel dilokasi M23-E. Sedangkan pada lokasi M4-E berkisar antara 0,0617 mg/g sampel 0,1891 mg/g sampel dalam waktu kontak yang telah ditentukan. Kata kunci: Air asam tambang, purun tikus, logam berat, dan fitoremediasi