Muhammad Mulya Tarmidzi
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Journal Islamic Economics Ad Diwan

PERAN PEMBIAYAAN SYARIAH DALAM MENAHAN LAJU RESESI EKONOMI DI INDONESIA Jamaludin; Muhammad Mulya Tarmidzi
AD DIWAN Vol. 1 No. 2 (2022): AD DIWAN
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.75 KB) | DOI: 10.51192/ad.v1i2.313

Abstract

Pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas perekonomian sangat berdampak terhadap perekonomian makro, yang dicerminkan oleh turunnya Produk Domestik Bruto pada Triwulan II 2020 sebesar -5,32% dibanding tahun lalu (y-o-y). Pembiayaan Syariah untuk kapitalisasi atau permodalan usaha baik Usaha Mikro Kecil Menengah dan Usaha besar terbukti berperan dalam menahan laju resesi ekonomi agar tidak terlalu dalam. Jika diasumsikan pada tahun 2020 outstanding pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang disalurkan sebesar Rp. 182,3 T yang termasuk pembiayaan Debt Financing ataupun Equity Financing dan nilai tersebut diinjeksikan dalam model CGE Hasil analisis simulasi CGE dan Microsimulation menunjukkan bahwa peran produk pembiayaan Syariah dalam menyediakan permodalan dan konsumsi masyarakat berdampak pada perekonomian secara ekonomi makro dan perbaikan sosial. Dalam konteks resesi ekonomi pada tahun 2020 pembiayaan Syariah berperan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi agar resesi tidak terlalu dalam serta tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan tidak terlalu tinggi akibat pembatasan aktivitas perekonomian akibat pandemic COVID-19 di Indonesia.  Perbankan Syariah yang yang pembiayaannya tidak berbasis bunga mengharuskan perbankan Syariah menyalurkan pembiayaannya perlu lebih banyak berputar di sektor riil yang menghasilkan margin keuntungan dibanding berputar di sektor keuangan saja. Pembiayaan Syariah yang lebih banyak bergerak dalam pembiayaan sektor riil memiliki fungsi penting dalam perekonomian secara makro, sehingga diharapkan pembiayaan Syariah lebih ekspansif kembali sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia.