Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman

Tradisi “Sapparan” Sebagai Bentuk Akulturasi Budaya Daerah dan Islam di Kabupaten Probolinggo Herwati
AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman Vol 9 No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M), STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron, Ngawi, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53627/jam.v9i1.4804

Abstract

Abstract: Criticism of modernists who think negatively of the Selametan tradition, it is necessary that positive spiritual values ​​be re-appeared in the Selametan series and tradition. The "Sapparan" tradition carried out by the majority of rural Muslim communities in Probolinggo district is a religious tradition that has been passed down from generation to generation as a form of cultural acculturation from the ancestors. The "Sapparan" tradition is expected to be a solution in creating a harmonious and peaceful Muslim community in Probolinggo Regency. The "Sapparan" tradition is also a means of maintaining and developing Islamic traditions that still exist today. The purpose of this research is to reveal; The first is the "Sapparan" tradition as a form of acculturation of culture and Islam. Second, the function of the "Sapparan" tradition in the life of the people of Probolinggo Regency. The research method used in this research is a qualitative research method through a phenomenological approach. The results (findings) of this study are first, the "Sapparan" tradition is a religious tradition for the Muslim community as a form of acculturation of culture and Islam. Second, as a means of friendship between villagers who teach togetherness and harmony and create peace. Third, as a community Islamic motivation, the implementation is only once a year, in which there are readings of istighosah, tahlil, sholawat julus, sholawat qiyam and prayer for the month of shofar with the aim of being given safety and launching fortune by Allah SWT. Abstrak:Kritik terhadap kaum modernis yang beranggapan negatif terhadap tradisi Selametan, maka perlu kiranya nilai-nilai spirtual positif dimuculkan kembali dalam rangkaian dan tradisi Selametan. Tradisi “Sapparan” yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat Muslim pedesaan kabupaten Probolinggo merupakan tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun temurun sebagai bentuk akulturasi budaya dari nenek moyang. Tradisi “Sapparan” diharapkan menjadi solusi dalm menciptakan masyarakat Muslim di Kabupaten Probolinggo rukun dan damai. Tradisi “Sapparan” juga menjadi sarana dalam mempertahankan dan mengembangkan tradisi keIslaman yang tetap eksis hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap; pertama Tradisi “Sapparan” sebagai bentuk akulturasi budaya dan Islam. Kedua, Fungsi tradisi “Sapparan” dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Probolinggo. Metde penelelin yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Hasil (temuan) penelitian ini adalah pertama, Tradisi “Sapparan” merupakan tradisi keagamaan bagi Masyarakat muslim sebagai bentuk akulturasi budaya dan Islam. Kedua, sebagai sarana silaturrahmi antar warga desa yang mengajarkan kebersamaan dan kerukunan serta menciptakan kedamian. Ktiga, sebagai motivasi keIslaman masyarakat pelaksanaannya hanya 1 tahun sekali, didalamnya terdapat bacaan istighosah, tahlil, sholawat julus, sholawat qiyam dan doa bulan shofar dengan tujuan agar diberi keselamatan dan dilancarkan rejekinya oleh ALAH SWT.