Bagi Kant, Tuhan tidak bisa diketahui lewat jalan ilmu pengetahuan. Karena pintu akal budi teoritis telah tertutup, maka satu-satunya jalan yang tersedia adalah melalui akal budi teoritis atau moralitas. Kant menganggap bahwa Tuhan bukanlah masalah ilmu pengetahuan yang bisa dibuktikan secara teoritis, melainkan masalah iman yang bisa dibuktikan melalui akal budi praktis murni. Terhadap agama Kant memformulasikan agama dalam batas rasionalitas tertentu dan karena hal ini tampaknya ia banyak mereduksi agama atau Kekristenan menjadi sebatas agama moral dan rasional, namun yang perlu sebagai bahan pertimbangan kita adalah “sejauhmana agama itu mampu membuat manusia (umat beragama) menjadi lebih bermoral”.