Diabetesmilitus semakin menjadi beban kesehatan masyarakat, yang di tandai dengan meningkanya status penyakit ini kedalam urutan sepuluh penyakit terbanyak dan menjadi penyebab kematian ke tiga dalam golongan penyakit tidak menular setelah hipertensi dan stroke. Hal ini telah di perkirakan oleh WHO bahwa prevalensi diabetes militus dalam sepuluh tahun mendatang akan menjadi berlipat ganda, di Negara berkembang prevalensi penyakit ini menjadi menonjol perkembangannya dibandingkan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia besarnya 1,2% - 2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun. Sedangkan di unit rawat jalan Puskesmas Rama Indra jumlah kasus DM tipe 2 mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2010 45 kasus. Tahun 2011 87 kasus dan pada tahun 2012 118 kasus. Peningkatan kasus ini diiringi dengan meningkatnya peringkat penyakit tidak menular ke dalam sepuluh penyakit terbanyak.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimental, Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan dari penderita DM yang berobat rutin ke Puskesmas Rama Indra, kec.Sep.Raman, kabupaten Lampung Tengah sejak bulan Januari – Desember 2012 yang terdiri dari DM tipe II sebanyak 118 orang, sedangkan sampel yang diambil adalah sebanyak 54 responden. Analisis yang digunakan adalah dengan analisa univariat, bivariat, dengan menggunakan uji t dependent dan uji t independent.Hasil dalam penelitian ini diperoleh p-value < 0,05 yang artinya ada pengaruh yang bermakna pada responden yang menjalankan senam diabetes sebanyak satu kali dalam seminggu dan tiga kali dalam seminggu. Selisih rata-rata dari perlakuan tersebut di peroleh nilai p-value sebesar 0,04, artinya senam diabetes yang dilaksanakan tiga kali dalam seminggu lebih bermakna dalam menurunkan kadar gula darah sewaktu penderita DM.