Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN PEDESAAN DARI SEGI REGULATOR DI KABUPATEN SUKABUMI Evi Fadillah; Arini Dewi Lestari; Aan Sunandar
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 12 No 2 (2021): December 2021
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Sukabumi menyediakan layanan angkutan umum jenis angkutan pedesaan. Angkutan pedesaan di Kabupaten Sukabumi sebanyak 29 trayek. berdasarkan hasil survei di lapangan didapatkan bahwa 13 dari 29 trayek yang beroperasi terjadi penyimpangan trayek. Selain itu, didapatkan pula bahwa load factor angkutan umum rendah rata-rata 34% dari 29 trayek yang beroperasi, tingkat tumpang tindih yang tinggi dan beberapa wilayah tidak terlayani angkutan umum. Dimana permasalahan ini menyebabkan terjadinya penurunan minat masyarakat terhadap penggunaan angkutan umum di Kabupaten Sukabumi. Pada penelitian ini diawali dengan menganalisis kinerja pelayanan angkutan umum ( frekuensi, faktor muat, tingkat perpindahan, waktu perjalanan, kecepatan perjalanan, waktu tunggu, umur, jumlah armada ). Selanjutnya dilakukan perengkingan kinerja angkutan umum dari segi pemerintah ( tingkat operasi, tingkat penyimpangan, tingkat tumpah tindih ) dan menghitung biaya operasional kendaraan (BOK) dari trayek angkutan yang bermasalah. Berdasarkan hasil analisis kinerja pelayanan angkutan umum pedesaan dari segi pemerintah di dapatkan 6 trayek paling bermasalah baik dari tingkat operasi, tingkat penyimpangan, tingkat tumpang tindih yaitu trayek 09, trayek 28, trayek 29, trayek 31, trayek 32, dan trayek 37. Sedangkan untuk biaya operasional kendaraan pada trayek bermasalah yaitu Trayek 09 adalah sebesar Rp. 7.460, Trayek 28 sebesar Rp.8.425 , Trayek 29 sebesar Rp. 6.808, Trayek 31 sebesar Rp. 5.048, Trayek 32 sebesar Rp. 5.399, Trayek 37 sebesar Rp 6.739.
Pemberdayaan Angkutan Umum Sebagai Angkutan Sekolah Di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Djamal Sebastian; Putri Intan Cahyaningrum; Aan Sunandar
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 11 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.002 KB)

Abstract

Pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Atas di Kecamatan Pare lebih memilih kendaraan pribadi dibanding angkutan umum untuk menuju ke sekolah. Hal ini dikarenakan angkutan umum yang sulit didapatkan, pelayanan yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan dan belum dapat mengakses daerah asal- tujuan. Untuk itu diperlukan penyediaan sarana bagi pelajar di Kecamatan Pare berupa angkutan sekolah serta untuk mempertahankan keberadaan angkutan pedesaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi melalui kuisioner online yang diberikan kepada pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Atas yang akan dilayani angkutan sekolah sebagai data primer. Data sekunder berupa jumlah seluruh siswa, lokasi masing-masing sekolah, dan trayek angkutan pedesaan. Analisis menggunakan matriks asal- tujuan yang menjadi dasar untuk mengetahui demand angkutan sekolah. Kemudian dilakukan analisis penentuan rute, analisis operasional yang dihitung secara aktual dan potensial yang menjadi acuan untuk merencanakan penjadwalan, biaya operasional dan tarif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah permintaan angkutan sekolah adalah 457 siswa untuk permintaan aktual dan 6785 siswa untuk permintaan potensial dan terbanyak yaitu zona 2 dengan jumlah kebutuhan armada total pada permintan aktual sebanyak 2 kendaraan dan permintaan potensial sebanyak 8 kendaraan. Terdapat dua rute rencana dengan panjang rute 5.3 km dan 7.1 km, dengan jadwal pengoperasiannya dibagi menjadi shift pagi satu jam dan shift siang dua jam. Tarif yang akan dikelurkan untuk angkutan sekolah sebesar Rp3.000,00 /pnp-trip. Untuk meningkatkan pelayanan angkutan sekolah, maka harus mulai beroperasi maksimal pukul 06.15 WIB dan pukul 13.00 WIB. Selain itu fasilitas di dalam armada angkutan sekolah harus terpenuhi.