Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Journal mechanical and manufacture technology (JMMT)

PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PR LOHJINAWI PASURUAN Hasan Bashori

Publisher : Prodi Teknik Mesin Universitas Yudharta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.528 KB) | DOI: 10.35891/jmmt.v2i1.2477

Abstract

Bahan baku merupakan faktor utama di dalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi, baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Masalah penentuan besarnya permintaan merupakan masalah yang penting dalam perusahaan, karena persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (modal yang tertanam) dalam persediaan akan menentukan keuntungan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah ukuran pemesanan yang ekonomis, mengurangi biaya penyimpanan, dan mengetahui kapan waktu pemesanan atau pembuatan harus dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada bahan baku tembakau yang diproduksi oleh P.R LOHJINAWI Pasuruan untuk menjadi rokok. Adapun hasil perhitungan dari pengolahan data yang dilakukan adalah dengan prediksi permintaan untuk periode selanjutnya (Januari 2021) adalah sebesar 96 ball. Dalam menentukan sistem pengendalian persediaan bahan baku, dipilih total biaya persediaan tahunan yang terkecil. Dari sini sistem pengendalian persediaan bahan baku model EOQ merupakan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang baik karena memiliki nilai TIC sebesar Rp.80.796,04 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan sistem pengendalian persediaan sebelumnya sebesar Rp.118.000,00 yang dipakai oleh perusahaan, dengan frekuensi pemesanan 2 kali dan jarak siklus pemesanan 12 sampai 13 hari. Dengan menggunakan model EOQ, maka perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar 31,61 %.
PENENTUAN WAKTU BAKU PENENUNAN LAP KAIN DI HOME INDUSTRI YULITA PASURUAN Hasan Bashori; Muhammad Rosyadi

Publisher : Prodi Teknik Mesin Universitas Yudharta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.81 KB) | DOI: 10.35891/jmmt.v2i1.2479

Abstract

Yulita adalah sebuah industri rumah tangga yang bergerak di bidang manufaktur, yakni memproduksi lap kain (kain untuk membersihkan debu/kotoran). Dalam proses produksinya, menggunakan bahan baku benang yang berjenis TC dan katon. Bahan baku ini didapatkan bekerja sama dengan perusahaan benang di Semarang dan Surabaya. Waktu produksi merupakan salah satu faktor utama permasalahan perusahaan. Hal ini untuk menunjang kelancaran proses produksi dan meningkatkan produktifitas karyawan. Dengan perbaikan, yang sederhana, murah dan mudah dilaksanakan, diharapkan ada peningkatan produksi dan produktifitas. Bisa dalam bentuk berkurangnya kelelahan kerja, rasa sakit, beban tambahan, penghematan waktu untuk pekerjaan yang sama, sampai pada peningkatan jumlah produksi untuk waktu jam kerja yang sama. Tujuan penelitian ini menentukan waktu baku dalam proses penenunan lap kain untuk memperoleh penghemetan waktu kerja. Metode pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode direct stopwatch time study. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh prosentase pengehematan waktu kerja operator 1 sebesar 21,16% dan operator 2 sebesar 21,74%.
ANALISIS DESAIN STRUKTUR MESIN PENGERING KAIN PEL: INOVASI UNTUK EFISIENSI DAN KUALITAS Ahlun Wijaya; Tulus Subagyo; Hasan Bashori

Publisher : Prodi Teknik Mesin Universitas Yudharta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jmmt.v4i2.4424

Abstract

Mesin pengering kain lap pel yang menggunakan pengeringan dengan sistem pemanasan yang menggunakan elemen heater dan mendapatkan hasil laju pengeringan tertinggi didapat pada menit ke 20 dengan nilai laju pengeringan sebesar 2,422621 kg/jam.. Dapat dilihat dalam grafik terjadi peningkatan laju pengeringan dari menit ke 80 menuju ke 100 dan 120 dimana nilai laju pengeringan naik turun sebesar 1,378076 kg/jam. meningkat ke 1,442854 kg/jam.dan terjadi penurunan kembali dengan nilai laju pengeringan sebesar 1,370069 kg/jam.. Namun, berat kain pel yang dikeringkan tetap menurun secara konstan. Dari seluruh laju pengeringan tiap 20 menit didapat laju pengeringan rata rata sebesar 1,7560002 kg/jam.. Waktu pengeringan perselisih 20 menit.
EFISIENSI MESIN EXTRUDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN IDENTIFIKASI SIX BIG LOSSES Farizal Mudakkirin; Mohammad Effendi; Hasan Bashori

Publisher : Prodi Teknik Mesin Universitas Yudharta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jmmt.v4i2.4425

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi gaya tambahan yang ditimbulkan oleh etos OEE bagian depan bidang ekstruder dan elemen-elemen yang menimbulkan kehancuran bidang ekstruder dan gerakan pengendapannya. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman dan pembahasan yang lebih mendalam tentang penyebab terjadinya standar penyebab terjadinya gempa. Penelitian ini menggunakan kustomisasi kuantitatif. mendeteksi penyebab kecelakaan pesawat dan mencari solusi dari masalah kecelakaan menggunakan efektivitas peralatan umum (OEE) digunakan untuk keberhasilan etos ketersediaan, efisiensi kinerja dan tingkat kualitas. Pengukuran tingkat efektivitas peran pesawat extruder ditambahkan OEE PT. X ditambah hasil yang didapat adalah pesawat reservoir-3 terjadwal ditemukan tidak memiliki etos parameter kelas dunia sebesar 85%. Reservoir line menambahkan etos OEE 72,02%, Line ban menambahkan etos OEE 69,80% Etos tersembunyi terendah di depan Mesin Line 3 Dengan etos OEE 65,74%. Dalam perkiraan enam kerugian utama untuk pesawat Line 3 yang memiliki terendah, elemen kehilangan kecepatan mengatasi kerugian tertinggi ditambah etos 16,97%. Untuk meningkatkan efisiensi bagian depan pesawat harus diubah jadwal perawatannya, yang lebih tepat bila alasan pemusnahan peralatan/bagian dari racun kempes dan selalu mencegah pesawat incompressible dari naiknya elemen mekanik/elektrik. Dan operator perlu mendapatkan persepsi tentang perawatan dan pembuangan pesawat secara rutin.