Latar belakang :Kasus disfungsi seksual kurang menjadi perhatian pemerintah, kurangnya promosi konseling fungsi seksual tidak banyak dibicarakan. Sebagian besar ibu post partum memiliki persepsi bahwa membahas seksualitas merupakan hal yang tabu, disfungsi seksual khususnya pada ibu post partum dapat memberikan dampak buruk bagi ibu, bayi dan keluarganya. Disfungsi seksual ibu post partum dapat menyebabkan stress hingga perceraian. Tujuan Penelitian : adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi disfungsi seksual ibu post partum dengan luka episiotomi dan sectio sesarea di wilayah kerja Puskesmas Tigaraksa. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional sehingga diperoleh 120 responden dengan analisa uji statistik chi square test. Hasil Penelitian : Didapatkan hasil uji analisa dengan usia ibu, paritas dan menyusui adalah p- value 0,000, 0,000 dan 0,004 < α (0,05) sedangkan pendidikan, pekerjaan dan jenis persalinan memiliki p-value 0,251, 0,810 dan 0,584 > α (0,05). Kesimpulan: Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara usia ibu, paritas dan menyusui serta tidak adanya hubungan antara pendidikan, pekerjaan, dan jenis persalinan terhadap prevalensi disfungsi seksual.