Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP TENSILE STRENGTH DAN ELONGATION AT BREAK EDIBLE FILM DARI NATA DE SOYA Harianingsih Harianingsih; Suwardiyono Suwardiyono; Retno Wulandari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1736

Abstract

Perkembangan industri makanan disertai dengan perkembangan pengemasannya. Saat ini dibutuhkan pengemas makanan yang ramah lingkungan dan aman dikonsumsi oleh tubuh manusia. Pada penelitian ini dikembangkan pengemas makanan berupa edible film dari nata de soya dengan melihat pengaruh penambahan gliserol pada kualitas tensile strength (kekuatan tarik) dan elongation at break (pemanjangan saat pemutusan). Edible film nata de soya dibuat dari hasil samping pengolahan tahu yang biasanya hanya dibuang ke sungai. Nata de soya yang terbentuk dihaluskan ditambah dengan larutan gliserol kemudian diletakkan dalam cetakan kaca dan di oven dengan suhu 40oC selama 24 jam. Variasi penambahan gliserol 1% menghasilkan kekuatan tarik 0,11 N/mm2 dan pemanjangan saat pemutusan sebesar 0,976%. Penambahan gliserol 1,5% menghasilkan kekuatan tarik 0,098 N/mm2 dan pemanjangan saat pemutusan sebesar 1,211%. Kekuatan tarik 0,086 N/mm2 dihasilkan saat variasi penambahan gliserol 2% dan pemanjangan pemutusan meningkat menjadi 1,266%. Kekuatan tarik menurun menjadi 0,071 N/mm2 dan pemanjangan pemutusan naik pada penambahan gliserol 2,5 %. Penambahan gliserol 3% mengakibatkan kekuatan tarik berkurang menjadi 0,064 N/mm2 dan pemanjangan pemutusan bertambah menjadi 1,324%. Penambahan gliserol sebanyak ml dalam 100 gram nata de soya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan gliserol memberikan pengaruh terhadap kekuatan tarik dan pemanjangan saat pemutusan dari edible film nata de soya. Kata kunci: elongation at break, gliserol, nata de soya, tensile strength
IDENTIFIKASI GC- MS EKSTRAK MINYAK ATSIRI DARI SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus) MENGGUNAKAN PELARUT METANOL Harianingsih Harianingsih; Retno Wulandari; Claudya Harliyanto; Cindy Nurlita Andiani
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 18, No 1 (2017): Techno Volume 18 No 1, April 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v18i1.1445

Abstract

ABSTRAKPerkembangan industri parfum, bahan – bahan kecantikan atau kosmetik, makanan, obat-obatan, aroma terapi,  dan bidang farmasi semakin tahun semakin meningkat yang berakibat meningkatnya kebutuhan minyak atsiri. Sereh wangi diproses, dan diolah menjadi minyak atsiri, maka akan mendapatkan nilai jual yang tinggi, maka dilakukan penelitian identifikasi GC-MS ekstrak minyak atsiri dari 100 g sereh wangi dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut 1000 ml metanol selama 6 jam dan evaporasi dilakukan selama 120 menit. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ekstraksi minyak atsiri menggunakan pelarut metanol mendapatkan yaitu 6,608%. Analisis rendemen dilakukan dengan membandingkan berat minyak atsiri sereh yang dihasilkan dan berat bahan yang digunakan (sereh wangi). Rendemen rata-rata yang dihasilkan 6,608 gram. Sedangkan berat jenis yang diperoleh dari perhitungan 0,884136 gram/ cm3, sehingga untuk memperoleh 1 liter minyak (884,136 gram minyak) diperlukan sereh sebanyak 13.379,78 gram (13,379 kg). Hasil GC-MS 3 komponen utama minyak atsiri pada sereh wangi, diperoleh kadar sitronelal sebesar 36,11% pada waktu retensi 18,803 menit. Kadar geraniol sebesar 20,07% pada waktu retensi 22,072 menit dan kadar sitronelol sebesar 10,82% pada waktu retensi 21,286 menit.Kata kunci: atsiri, gc-ms,  sereh wangi ABSTRACTThe development of the perfume industry, cosmetic ingredients, food, medicines, aroma therapy, and pharmaceutical fields are increasingly increasing, resulting in an increase in the need for essential oils. Citronella essential oils processed, and processed into essential oil, it will get high selling value, then conducted identification research of GC-MS essential oil extract of 100 g perfumed coconut with extraction process using 1000 ml solvent methanol for 6 hours and evaporation done for 120 minutes . From experiments that have been done can be seen that the extraction of essential oils using methanol solvents get that is 6.608%. The rendement analysis was done by comparing the weight of citronous essential oil produced and the weight of the material used (citronella). The average yield yield is 6,608 grams. While the specific gravity obtained from the calculation of 0.884136 grams / cm3, so to obtain 1 liter of oil (884.136 grams of oil) required lemongrass as much as 13,379.78 grams (13,379 kg). Result of GC-MS 3 main component of essential oil on citronella, citronellal content of 36,11% at retention time 18,803 minute. Geraniol content was 20,07% at 22,072 minute retention time and sitronelol level was 10.82% at retention time 21,286 minutes.Keywords: atsiri, gc-ms, citronella fragrance