Rifki Ahda Sumantri, Rifki Ahda
Dosen Agama Islam Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : An-Nidzam : Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam

PEMIKIRAN DAN PEMBAHARUAN ISLAM MENURUT PERSPEKTIF NURCHOLISH MADJID DI INDONESIA Rifki Ahda Sumantri
An-Nidzam : Jurnal Manajemen Pendidikan dan Studi Islam Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.86 KB) | DOI: 10.33507/an-nidzam.v6i1.184

Abstract

Tulisan ini akan menjelaskan tentang simpul pemikiran Cak Nur yaitumonoteisme radikal dan kemordernan. Variannya antara lain gagasan tentangsekularisasi serta inklusivisme dan universalisme Islam. Sekularisasi versi CakNur adalah menduniawikan nilai-nilai yang semestinya bersifat duniawi danmelepaskan umat Islam dari kecenderungan mengakhiratkannya.Cak Nur menawarkan sebuah pandangan yaitu memelihara nilai lamayang baik, menggali nilai baru yang lebih baik. Akan tetapi dia mengatakanbahwa kita harus waspada. Kita tidak bisa mengharapkan seseorang yang tidakmengimani agama kita mampu menampilkan Islam tanpa bias. Jangankanyang tidak beriman, orang yang beriman saja masih bisa salah, buktinya Abduhmengkritik berbagai kitab tafsir lama.Sejak tahun 70-an sampai sekarang, Cak Nur sudah melakukan usaha-usahayang menggoncangkan tradisi yang otoritarian, dengan cara mengemukakanpikiran-pikiran yang oleh orang lain dipandang aneh, nyleneh, edan dansebagainya. Seperti isu sekularisasi, yang berusaha mendevaluasi kesakralanyang lain selain Allah, penerjemahan Allah dengan Tuhan yang berusahamempribumikan konsep Allah dalam konteks keindonesiaan, dan sekarangpengertian Islam yang dia aplikasikan secara lebih luas sehingga meliputi“Abrahamic millat” yang hanif itu. Usaha-usaha reinterpretasi terhadap hal-halyang sudah baku tersebut harus dipandang sebagai pembatasan tradisi yangdiharapkan dapat meratakan jalan bagi usaha pembeharuannya.