S Syamsuri
STIA Bina Banua Banjarmasin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE SEKOLAH DAN MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH PADA SMK NEGERI 5 KOTA BANJARMASIN S Syamsuri; Ade Hermawan
Administraus Vol. 3 No. 1 (2019): Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen
Publisher : STIA Bina Banua Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.589 KB)

Abstract

This study aims to (1) Know and analyze the implementation of Permendikbud Number 75 of 2016 about School Committee and principal management at SMK Negeri 5 Banjarmasin. (2) To identify obstacles in the implementation of Permendikbud Number 75 year 2016 About School Committee and Headmaster Management at SMK Negeri 5 Banjarmasin. (3) To know and analyze solutions that can overcome these obstacles, in the implementation of Permendikbud Number 75 year 2016 About School Committee and principal management at SMK Negeri 5 Banjarmasin. The method used in this research is Qualitative Descriptive. The informants of this study determined that the School Committee as many as 2 people and the Principal 1 person. Data were collected through interviews and documentation. The results of the research show that (1) the implementation of Permendikbud Number 75 year 2016 about School Committee and the principal's management at SMK Negeri 5 Banjarmasin is basically been running well, but in the side still existence of element of teacher as member of school committee enable conflict of interest from teacher, education personnel, school organizers, and other stakeholders. (2) obstacles in the implementation of Permendikbud Number 75 year 2016 About the School Committee with the principal's management at SMK Negeri 5 Banjarmasin is (a) The perception of the public about free school, (b) The existence of apathetic attitude of parents because assuming the education has been guaranteed government, (c) Lack of corporate awareness to provide CSR (Corporate Social Responsibility) assistance. (3) Solutions that can overcome obstacles are (a) The community responds to the provision of assistance in the form of BOS. (b) Reduce, suppress the growth of apathy towards character education, (c) Invite the public and the World / Industrial World to always take an active role in advancing the school program. Implementasi Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah dan Manajemen Kepala Sekolah Pada SMK Negeri 5 Kota Banjarmasin. Dibimbing Oleh Iswiyati Rahayu sebagai Pembimbing I dan Ade Hermawan sebagai Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi Permendikbud Nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah dan manajemen kepala sekolah pada SMK Negeri 5 Kota Banjarmasin. Untuk mengidentifikasi yang menjadi kendala dan menganalisis solusi yang dapat mengatasi kendala tersebut, dalam implementasi Permendikbud Nomor 75 tahun 2016 Tentang Komite sekolah dan manajemen kepala sekolah pada SMK Negeri 5 Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Informan penelitian ini yang ditentukan yakni Komite Sekolah sebanyak 2 orang dan Kepala Sekolah 1 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) implementasi Permendikbud Nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah dan manajemen kepala sekolah pada SMK Negeri 5 Kota Banjarmasin pada dasarnya sudah berjalan baik, namun di sisi masih adanya unsur guru sebagai anggota komite sekolah memungkinkan terjadinya conflict of interest dari guru, tenaga kependidikan, penyelenggara sekolah, dan stakeholder lainnya. (2) kendala dalam implementasi Permendikbud Nomor 75 tahun 2016 Tentang Komite sekolah dengan manajemen kepala sekolah pada SMK Negeri 5 Kota Banjarmasin adalah (a) Adanya persepsi masyarakat tentang sekolah gratis, (b) Adanya sikap apatis orang tua karena beranggapan pendidikan sudah di jamin pemerintah, (c) Kurangnya kepeduliaan perusahaan untuk memberikan bantuan CSR (Corporate Social Responsibility). (3) Solusi yang dapat mengatasi kendala adalah (a) Masyarakat menyikapi pemberian bantuan dalam bentuk BOS. (b) Mengurangi, menekan tumbuh kembangnya sifat apatisme menunju pendidikan karakter, (c) Mengajak masyarakat dan Dunia Usaha / Dunia Industri untuk senantiasa berperan aktif untuk memajukan program sekolah.