Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Paradigma: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KOMUNIKASI POLITIK Beberapa Tilikan Kasus Akhmad Fathanah di Media Harian Tempo MUJIATI LA SAADI; FADLY KASDAM
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 4 No 1 (2018): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam wacana politik, tujuan penggunaan bahasa umumnya untuk menutupi kekurangan, melarikan diri dari tanggung jawab, menangkis serangan lawan politik, menutupi topeng kebusukan, menjatuhkan mental, meneror, atau bahkan menakut-nakuti lawan. Seorang politisi dalam menggunakan bahasa pastilah menyiratkan kesantuanan, baik yang positif maupun yang negatif untuk menjatuhkan lawan politiknya serta untuk penyelamatan muka. Penentu kesantunan tidak hanya bentuk bahasa itu sendiri, melainkan juga bentuk bahasa dan konteksnya, yang antara lain latar penggunaan, partisipan, tujuan, instrumen, norma, dan genre. Seperti halnya kasus Akhmat Fathanah yang termuat dalam media massa „Harian Tempo‟ menyiratkan berbagai strategi kesantunan sebagai upaya penyelamatan muka. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah teks yang mengandung kesantunan berbahasa. Sumber data penelitian ini adalah media massa “Harian Tempo” edisi 31 Januari 2013 dan 6 Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode baca-catat. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan formulasi Model Person Brown dan Levinson, yaitu rasionalitas dan muka. Hasil analisis menunjukan bahwa strategi kesantunan yang diterapkan berupa tanpa basa basi menuduh atau menyudutkan salah satu pihak tertentu, kesantunan positif dengan masih memercayai dan menghargai orang lain, dan kesantunan negatif sebagai upaya perlawanan untuk mempertahankan eksistensi dirinya. Pelajaran yang dapat diambil dari kasus korupsi AF yang termuat dalam media massa Harian Tempo bahwa kritik, ketidaksetujuan, keluhan, dan sebagainya boleh saja dikemukakan dalam suatu wacana politik, asalkan memilih strategi kesantunan yang tepat karena dapat membantu menciptakan citra elegan di hadapan masyarakat terkait kedudukan politiknya.