Ismalia Qanit
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL PENELITIAN PERAWAT PROFESIONAL

Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Meningkatkan Resiko Obesitas pada Anak Ismalia Qanit; Cahaya Carla Bangsawan
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.467 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.46

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang cukup serius dengan perkiraaan jumlah anak yang mengalami obesitas sebanyak 42 juta. Obesitas diartikan sebagai penumpukan lemak berlebih yang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pemberian makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan. MP ASI pada anak sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan obesitas karena adanya peningkatan asupan kalori. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan untuk "mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal salah satu faktor penghambat pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini. Jenis dan jumlah makanan yang tidak sesuai dengan waktu pemberian selama masa bayi meningkatkan risiko obesitas dalam kehidupan. ). Penelitian yang dilakukan pada 847 anak-anak prasekolah menjelaskan bahwa di antara anak-anak yang tidak pernah disusui atau disusui kurang dari 4 bulan, dengan engenalan makanan pendamping sebelum usia 4 bulan dikaitkan dengan peningkatan enam kali lipat kemungkinan obesitas pada usia 3 tahun. pengenalan makanan padat atau makanan pendamping ASI untuk anak sebelum 6 bulan dikaitkan dengan peningkatan resiko obesitas atau kelebihan berat badan karena diketahui dapat mengakibatkan peningkatan endapan lemak sehingga meningkatkan resiko obesitas di kemudian hari
Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Meningkatkan Resiko Obesitas pada Anak Ismalia Qanit; Cahaya Carla Bangsawan
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.46

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang cukup serius dengan perkiraaan jumlah anak yang mengalami obesitas sebanyak 42 juta. Obesitas diartikan sebagai penumpukan lemak berlebih yang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pemberian makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan. MP ASI pada anak sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan obesitas karena adanya peningkatan asupan kalori. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan untuk "mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal salah satu faktor penghambat pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini. Jenis dan jumlah makanan yang tidak sesuai dengan waktu pemberian selama masa bayi meningkatkan risiko obesitas dalam kehidupan. ). Penelitian yang dilakukan pada 847 anak-anak prasekolah menjelaskan bahwa di antara anak-anak yang tidak pernah disusui atau disusui kurang dari 4 bulan, dengan engenalan makanan pendamping sebelum usia 4 bulan dikaitkan dengan peningkatan enam kali lipat kemungkinan obesitas pada usia 3 tahun. pengenalan makanan padat atau makanan pendamping ASI untuk anak sebelum 6 bulan dikaitkan dengan peningkatan resiko obesitas atau kelebihan berat badan karena diketahui dapat mengakibatkan peningkatan endapan lemak sehingga meningkatkan resiko obesitas di kemudian hari
Penatalaksanaan pada Pasien Laki-Laki Usia 50 Tahun dengan Tinea Pedis melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Ismalia Qanit; Azelia Nusadewiarti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 1 (2024): Februari 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i1.2194

Abstract

Tinea pedis merupakan infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat mengikis keratin di jaringan, khususnya pada kaki. Tinea pedis didapatkan pada orang dengan higien diri, lingkungan sekitar, dan perawatan kaki yang buruk. Pencegahan tinea pedis dapat dilakukan dengan cara pemakaian APD pada saat melakukan kontak dengan faktor penyebab atau memperbaiki higien diri. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta memberi penatalaksanaan pada pasien dengan penerapan pelayanan dokter keluarga secara holistik berbasis evidence based medicine. Metode studi ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di Puskesmas. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah laki-laki usia 50 tahun, datang dengan keluhan gatal dan nyeri pada kaki kanan. Gatal dirasakan sejak 1 minggu lalu. Pasien mengatakan keluhan sering berulang. Diketahui pasien seorang petani dan sering berkontak dengan air karena setiap hari selalu menggunakan sepatu tertutup dalam waktu yang lama. Pasien jarang memperhatikan kebersihan diri setelah beraktifitas.. Diketahui bahwa pasien tinggal bersama dengan 6 anggota keluarga lain dan rumah sedikit lembab. Pasien didiagnosis sebagai tinea pedis. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah penurunan gejala klinis dan peningkatan pengetahuan pasien dan keluarganya. Kesimpulan yaitu telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga pada Tn.H dengan tinea pedis yang disesuaikan dengan EBM. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan pasien dan mengubah beberapa perilaku pasien dan keluarganya, yang ditunjukkan dengan perbaikan pada diagnostik holistik akhir.