Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Studi Perencanaan Tembok Laut (Seawall) di Pantai Bobolio Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara Nimanto, Aji Prakoso; Suprijanto, Heri; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.392 KB)

Abstract

ABSTRAK: Pantai Bobolio mengalami perubahan morfologi pantai akibat erosi yang terjadi dari besarnya terjangan gelombang laut sehingga mengakibatkan kemunduran garis pantai. Kerusakan pemukiman penduduk, fasilitas umum serta bengunan lainnya yang disebabkan oleh kemunduran garis pantai dapat diminimalkan degan membangun tembok laut. Perencanaan tembok laut mula-mula dilakukan dengan menganalisis gelombang datang dengan kala ulang 25 tahun yang bertujuan untuk memperoleh dimensi tembok laut. Setelah didapatkan dimensi, akan dihitung stabilitas bangunan terhadap kelongsoran rotasi dan daya dukung tanah. Pondasi tiang pancang yang direncanakan mengunakan 3 alternatif berupa kayu bakau, kayu gelam dan bambu. Hasil perencanaan ini diperoleh gelombang dominan dari arah Tenggara dengan tinggi gelombang signifikan sebesar 1,50 m untuk kala ulang 25 tahun. Tembok laut terletak pada elevasi 0,0 m dengan tinggi puncak pada elevasi + 5,10 m, panjang 1315 m sepanjang garis pantai, berat batu pelindung terluar sebesar 2,11 ton dengan diameter 1,16 m. Analisis stabilitas lereng terhadap kelongsoran rotasi mengunakan bantuan software Geostudio Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu dapat dikatakan aman. Pondasi tiang pancang direncanakan sedalam 20 m dengan diameter tiang pancang sebesar 0.2 m. Total rencana angaran biaya (RAB) alternatif I dengan material pondasi tiang pancang menggunakan dolken kayu bakau sebesar Rp 62.448.965.000,00, alternatif II dengan material pondasi tiang pancang mengunakan dolken kayu gelam sebesar Rp 60.381.849.000,00 dan alternatif III dimana material pondasi tiang pancang mengunakan cerucuk bambu sebesar Rp 63.381.400.000,00. Kata kunci: tembok laut, kelongsoran rotasi, geostudio geoslope, pondasi tiang   ABSTRACT: The coastal morphology of Bobolio Beach has been changed due to erosion from wave movement.The damages of the settlements, public facilities and other buildings caused by the changes of coastline can be minimized by a seawall construction. The designing of seawall was first performed by analyzing the coming wave with a 25-year of return period to obtain the dimension. After the dimension is obtained, the stability of structure against the rotational slide and the bearing capacity of the soil can be evaluated. Three alternatives of pile foundation materials were used: mangrove wood, gelam wood and bamboo. From this study, it is observed that the dominant waves came from southeast with a significant wave height of 1.50 m for a 25-year of return period. As a final design, the height of seawall is 5.10 m with a length of 1315 m along the coastline. The weight of the outer protective rock is 2.11 tonnes with a diameter of 1.16 m. From the analysis of slope stability using Geostudio Geoslope software with Fellenius, Bishop and Janbu method indicates that this structure was safe against rotational slide. The depth of pile foundation is 20 m with a diameter of 0.2 m. The estimation of total cost with pile foundation using mangrove wood (alternative I) is Rp 62.448.965.000. As for alternative II using gelam wood and alternative III which bamboo piles was used, the estimations of total cost were calculated as Rp 60.381.849.000 and Rp 63,381,400,000, respectively. Keyword: seawall, rotational slide, geostudio geoslope, pile foundation
STUDI PERENCANAAN EMBUNG BONAN DOLOK DI DESA SIBURUON KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA Putra, Rengga Pratama; Hendrawan, Andre Primantyo; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.913 KB)

Abstract

ABSTRAK: Di Kabupaten Toba Samosir terdapat banyak daerahapersawahan yang hanya mengandalkan air hujan. Hal ini membuat potensi pertaniannya maenjadi terhambat karena kurang maksimalnyaaketersediaan kebutuhan air irigasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan membangun embung untuk mensuplai kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi Toba Samosir yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk merencanakan dimensi Embung Bonan Dolok yang aman dari aspek teknis. Tahap perencanaan embung meliputi beberapa tahap.Tahap pertama, analisis hidrologi untuk menghitung debit banjir rancangan, setelah itu dilakukan analisis neraca air guna mengetahui kebutuhan air dan kapasitas tampungan. Dari analisis tersebut selanjutnya direncanakan dimensi tubuh embung dan pelimpah. Kemudian, dilakukan analisis stabilitas terhadap lereng tubuh embung dan pelimpah untuk mengetahui agar dimensi yang direncanakan sudah sesuai. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, didapatkan tinggi embung 15 meter dengan tinggi embung berada pada elevasi +1059 m, lebar puncak embung 5,9 m, kemiringan hulu 1 : 3, kemiringan hilir 1 : 3, dan volume tampungan efektif sebesar 34.618,38 m3,volume tampungan mati 146,00 m3, volume tampungan total 34.764,38 m3. Sedangkan bangunan pelimpah yang digunakan adalah overflow type dengan lebar pelimpah 7 m dengan puncak mercu pelimpah berada pada elevasi +1057 m. Dalam analisis stabilitas, analisis yang digunakan dalam stabilitas lereng embung yaitu dengan metode Fellenius dan dari hasil analisis didapatkan angka keamanan yang memenuhiisyarat. Untuk analisis stabilitas pelimpah terhadap gaya uplift, gaya geser, gaya guling dan daya dukung tanah dalam keadaan normal dan juga gempa didapatkan angka aman yang telah memenuhiisyarat. Kata kunci : Embung Bonan Dolok, Pelimpah, Stabilitas, Tampungan ABSTRACT: In the Toba Samosir District, the water for rice fields was only supplied from rainwater. This may cause a limitation to increase the agriculture potential of this district. To solve these problems, an effort that can be done is to build a small dam to supply water for irrigation in the Toba Samosir Irrigation Area that reserves in the rainy season and can be used efficiently in the dry season. The main objective of this study is to design the dimension of Bonan Dolok Small Dam that meet the safety from any engineering aspects. The planning stage of construction small dam includesseveral steps.The first step is hydrological analysis to calculating flood flow, the next step is water balance analysis to supply  water and storage capacity.After that, the basin body dimension small dam and the spillway would be design. Finally, the stability of the body slope small dam and the spillway was analyzed to ensure that dimension planned was aplicable. As the result of this study, it is found that the height of the embankment was 15 meters with the height of the dam at the elevation of +1059 m, the width of embankment crest is 5.9 m and the slope of the upstream and the downstream was 1: 3. From the volume capacity analysis, the effective volume is 34,618.38 m3 with the dead storage volume is 146,00 m3 and a total storage volume is 34,764,38 m3. The spillway used was an overflow type that has a width of 7 m with the crest of the spillway was located at +1057 m elevation. From stability analysis using Fellenius method it can be evaluated that the embankment was safe against the rotational slide. For stability analysis of spillway in normal and earthquake condition it is observed that the structure is safe against uplift, shear and overturning force and had an adequate strength for its soil bearing capacity.   Keywords: Bonan Dolok Small Dam, Spillway, Stability, Storage
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK FISIK DAN MINERALOGI MATERIAL PIROKLASTIK HASIL ERUPSI GUNUNG KELUD DI SUNGAI KALI SAMBONG DESA PANDANSARI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL TIMBUNAN Aristantha, Fatan; Hendrawan, Andre Primantyo; Asmaranto, Runi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.17 KB)

Abstract

ABSTRAK: Desa Pandansari Kabupaten Malang yang berada dekat dengan Gunung Kelud merupakan salah satu lokasi dengan dampak paling parah akibat erupsi Gunung Kelud pada tahun 2014. Paska erupsi tersebut terdapat deposit melimpah material piroklastik di sepanjang Kali Sambong dekat Desa Pandansari. Sasaran utama pada studi ini adalah untuk menginvestigasi karakteristik fisik dan mineralogi material piroklastik dari Gunung Kelud sebagai material urugan kembali. Dua lokasi pengambilan sampel dipilih: pertama, batu apung dan batuan piroklastik diambil disekitar Jembatan Kali Sambong, lokasi kedua yang terletak sekitar 3-4 km pada bagian hulu Jembatan Kali Sambong diambil 4 sampel material butiran yang lebih halus. Hasil studi ini berdasarkan pengujian analisa saringan terlihat bahwa pecahan batu apung, pecahan batuan piroklastik dan pasir dapat diklasifikasikan sebagai Pasir Halus (A-3) berdasarkan klasifikasi AASHTO. Berdasarkan klasifikasi USCS, sebagian besar sampel piroklastik dapat diklasifikasikan sebagai SW (well graded); hanya 2 sampel pasir dari hulu Jembatan yang diklasifikasikan sebagai SP (poorly graded). Berdasarkan pengujian specific gravity (Gs) pada seluruh sampel diketahui bahwa nilai Gs bervariasi antara 2.522 sampai 2.946 yang berarti sejenis dengan pasir pada umumnya. Berdasarkan pengujian kerapatan dan angka pori pada seluruh sampel diketahui bahwa nilainya juga mirip dengan pasir pada umumnya. Berdasarkan analisa SEM-EDX, terlihat bahwa pada batu apung dan batuan piroklastik memiliki pori-pori yang saling berhubungan, memiliki tekstur yang vesikuler serta kandungan unsur dominan berupa silica (Si). Berdasarkan analisa X-RF, terlihat dari seluruh sampel bahwa silica (Si) merupakan unsur paling dominan dengan prosentase yang berbeda pada setiap sampel. Berdasarkan analisa X-RD, dapat disimpulkan bahwa komposisi senyawa paling dominan adalah Anorthite (Ca (Al,Fe)2 Si2 O8). Berdasarkan analisa AAS, diketahui bahwa senyawa paling dominan adalah SiO2. Dengan klasifikasi batuan standar berdasarkan kandungan silica (SiO2), material piroklastik dari Gunung Kelud diklasifikasikan sebagai asam dengan kandungan silica (SiO2) lebih dari 66%.Kata Kunci: Material Piroklastik, karakteristik fisik, identifikasi mineralogi, alternatif material timbunan.ABSTRACT: Pandansari village at Malang Regency was located near Mount Kelud and one of the areas that has been damaged seriously by Mount Kelud eruption in 2014. After the eruption a large of pyroclastic materials has been deposited along Kali Sambong River near from this village. The main objective of this study is to investigate the physical and mineralogy characteristics of pyroclastic materials from Mount Kelud as backfill materials. Two locations of collecting samples were chosen: first, the pumice and other pyroclastic rocks were taken around Kali Sambong Bridge and the second location was located about 3-4 km at upstream of Kali Sambong Bridge to collect 4 samples of finer granular materials. As a result of this study, based on sieve test analysis it is showed that crushed pumice, crushed pyroclastic rock and sand can be classified as sand with the fine grain (A-3) by using AASHTO classification. By using USCS classification, most of pyroclastic samples can be classified as SW (well graded); only samples of sand from upstream are classified as SP (poorly graded sand). From specific gravity (Gs) testing of all samples it is found that the values of Gs are varied in a range of 2.522 to 2.946 which are similar with natural common sand. From density and void ratio from all samples it is observed that their value were also similar with natural common sand. From SEM-EDX analysis, it is seen that pumice and pyroclastic rock have inter-connected vesicular with the dominant element is silica (Si). From X-RF analysis, it is seen from both samples that silica (Si) is the dominant element with different percentage. From X-RD analysis, it can be concluded that the dominant compound is Anorthite (Ca (Al,Fe)2 Si2 O8). From AAS analysis, it is observed that the dominant compound is SiO2, using a simple rock classification based on silica (SiO2) content, the pyroclastic materials from Mount Kelud can be classified as acidic which has more than 66% of silica content.Keywords: Pyroclastic materials, physical characteristics, mineralogy identification, alternative backfill material.
ANALISIS STABILITAS LERENG TAILINGS STORAGE FACILITY II PROYEK TEMBANG, LUBUKLINGGAU, SUMATRA SELATAN, BERDASARKAN PETA GEMPA INDONESIA 2010 Firmanda, Andry Riski; Hendrawan, Andre Primantyo; Asmaranto, Runi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.121 KB)

Abstract

ABSTRAK : Indonesia, khususnya pada lokasi studi yakni pada sisi barat Pulau Sumatradalam satu dekade terakhir terhitung cukup sering terjadi gempa dengan skala yang cukupbesar. Analisis pada studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana potensitubuh bendungan terhadap bahaya piping dan stabilitas lereng TSF II Proyek Tembangterkait dengan pembebanan gempa berdasarkan Peta Gempa Indonesia 2010, masingmasing menggunakan SEEP/W dan SLOPE/W pada program GeoStudio 2012. Hasilmenunjukkan bahwa TSF II aman terhadap piping dan kondisi statis, namun masih belummemenuhi syarat faktor keamanan yang diijinkan dari beberapa kondisi OBE dan sebagianbesar MDE dengan Fk terkecil 0,751. Oleh karenanya, analisis deformasi maksimummenggunakan metode Makdisi-Seed dilakukan dan mendapatkan hasil penurunan sebesar40,005 cm, sedangkan metode Swaisgood dengan hasil sebesar 16,43 cm. Rekomendasidengan penambahan timbunan di hilir dengan memanfaatkan tampungan tailings dari TSFyang lain.Kata kunci: tailings dam, TSF II proyek tembang, stabilitas lereng, potensi piping,rekomendasiABSTRACT : Indonesia , especially in the location of the study, which is on the west sideof Sumatra Island, was quite frequently occurred earthquakes with a fairly large scale. Theanalysis of this study was undertaken with the aim to find out the piping potential towardsthe dam body and stability slope of TSF II Tembang Project relating to the imposition ofearthquake based on 2010 Indonesian Earthquake Map, each using SEEP/W andSLOPE/W in GeoStudio 2012. Results showing that TSF II is safe against piping potentialand static condition, but still have yet to meet the requirements of the safety factor allowedfor some conditions of OBE and MDE with the least result of safety factor is 0,751. Thusmaximum deformation analysis using Makdisi – Seed method was applied which resultingin 40,005 cm of height reduction, and Swaisgood method resulting in 16,43 cm of heightreduction. Recommendations advised for the addition of embankment at the downstreamby making use of stored tailings in other TSF.Keywords: tailings dam, TSF II Tembang Project, slope stability, piping potential,recommendation
Kajian Kemampuan Maksimum Danau Sentani Dalam Mereduksi Banjir Di DAS Sentani Fauzi, Mohammad; Rispiningtati, Rispiningtati; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1752.359 KB)

Abstract

Lake Sentani which located at Jayapura Regency is known as one of largest and most beautiful lakes in the province of Papua . About 14 rivers is flowing into Lake Sentani, thus one of its main functions is as a flood catchment. Based on the research conducted by Balai Wilayah Sungai Papua in 2012, it can be measured that the capacity of Lake Sentani is equal to 4.821.49 million m .The aim of this research is to analyze the flood discharge into Lake Sentani caused by land use changes from the use for every 3 years (2007, 2010 and 2012). The simulation of the flood discharge at the outlet and flood routing was made using the Muskingum method.From the analysis, it is shown that the discharge at outlet (Qout) was less than the discharge from inflow (Qin) as a result of simulation. The flood reduction (which was formed as a percentage) can be calculated as a ratio between the differences of (Qin - Qout) and inflow discharge (Qin). By this formula, it can be calculated that the average of flood reductions were 86,18% (2007), 86,22% (2010) and 86,23% (2012), by using simulation from eight different Return Period Discharge (Q2 to Q1000). Thus it can be concluded that Lake Sentani still has an adequate capacity to reduce flooding from the upstream zone of Sentani Catchment Area.From the results, it is found that the flood discharge is affected by the changes of catchment area and land use. Under these changes, the runoff coefficient will be changed as well.Keywords: Maximum Capacity, Flood Discharge, Flood Reduction
ANALISIS STABILITAS LERENG BENDUNGAN WONOREJO BERDASARKAN PETA GEMPA 2004 DAN PETA GEMPA 2010 Restuti, Nisa Andan; Juwono, Pitojo Tri; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.907 KB)

Abstract

Abstrak : Analisis dilakukan pada kestabilan lereng Bendungan Wonorejo dengan parameter gempa termodifikasi berdasarkan Peta Gempa 2004 dan Peta Gempa 2010. Angka keamanan pada Peta Gempa 2004 cenderung lebih besar daripada Peta Gempa 2010 untuk gempa OBE, sedangkan untuk Gempa MDE angka keamanan pada Peta Gempa 2004 lebih kecil daripada Peta Gempa 2010. Batas aman kala ulang yang dapat ditoleransi oleh Bendungan Wonorejo yaitu pada kala ulang gempa 200 tahun setara dengan gempa kekuatan 6,1 SR.Kata Kunci: stabilitas, NWL, HWL, RDD, Peta Gempa Abstract : Analysis on Wonorejo Dam slope stability the earthquake parameters modified by Earthquake Maps 2004 and 2010. Safety factor on the Earthquake Map in 2004 tend to be larger than Earthquake Map 2010 in OBE, while for safety factor on the Earthquake Map  2004 is smaller than the Earthquake Map 2010 in MDE. Safety Limits for safe return period that can be tolerated by the dam which is return periode 200 year equivalent to 6,1 SR.Key words :  stability, NWL, HWL, RDD, earthquake map
PEMANFAATAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN (RAINWATER HARVESTING SYSTEM) DI PERUMAHAN BONE BIRU INDAH PERMAI KOTA WATAMPONE DALAM RANGKA PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN Ali, Ilham; Suhardjono, Suhardjono; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.629 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.03

Abstract

ABSTRAK:  Perumahan Bone Biru Indah Permai Kota Watampone terletak di Kabupaten Bone Propinsi Sulawesi Selatan.  Permasalahan sumber daya air yang terjadi di perumahan ini, adalah; di musim hujan, luapan aliran drainase seringkali mengakibatkan terjadinya genangan pada jalan-jalan perumahan dan rumah-rumah penduduk, sementara di musim kemarau, terjadi kelangkaan air bersih.  Penelitian ini mengkaji penerapan sistem drainase berkelanjutan dengan teknik pemanenan air hujan (PAH), dengan tujuan untuk mengetahui besaran potensi curah hujan yang dapat dipanen dan sisa limpasan yang harus di-manage oleh sistem drainase eksisting, serta untuk menentukan besaran kapasitas sarana PAH yang dibutuhkan dalam memenuhi keperluan suplai air bersih penduduk.  Potensi air hujan dihitung dengan menggunakan tinggi hujan harian rata-rata bulanan yang diperoleh dari Metode Rata-rata Aritmetik.  Kapasitas sarana PAH ditentukan dengan Metode Simulasi Tampungan Bulanan.  Limpasan permukaan rencana dihitung dengan Metode Rasional.  Dari  hasil kajian diperoleh; potensi curah hujan yang dapat dipanen dari permukaan atap sebesar 147.009,86 m3 per tahun, sisa limpasan hujan yang bersumber dari atap sebesar 25.829,86 m3 per tahun dan  total kapasitas tampungan sarana PAH yang dibutuhkan sebesar 4.743,20 m3.  Dengan penerapan sistem PAH, mampu mereduksi jumlah limpasan drainase yang  terjadi sekaligus juga dapat mengefektifkan fungsi saluran-saluran dan gorong-gorong drainase eksisting yang ada di perumahan ini.  Kata kunci: sistem pemanenan air hujan, sistem drainase berkelanjutan. ABSTRACT: Bone Biru Indah Permai Residence City of Watampone lied in Bone Regency, Province of South Sulawesi.  Problems of water resources that happened in this residence, were; in rainy seasons, overflow of drainage caused inundation on resindence's roads surfaces and inhabitants houses alwaysly, in the other side, in dry seasons, fresh water scarecity was occured.  This research studying the implementation of sustainable drainage system by using rainwater harvesting system, with aims; to know how much potency of rainfall  that can be harvested and remaining runoff must be managed by existing drainage system, and also to determine how big capacity of rainwater harvesting storage that needed to fulfill residence's inhabitant fresh water supply needs.  Potency of rainwater was calculated by using monthly average rainfall height that obtained from height of monthly average daily-rainfall which was determined with Arithmatic Average Method. Capacity of the rainwwater harvesting storages was designed by using Monthly Storage Simulation Method. Design surface runoff was calculated by using Rational Method. Result of study showed that; there were 147.009,85 m3 in a year potency of rainwater that could be harvested from rooftop surfaces, 25.829,86 m3 rooftops-runoff which still remained in every year and 4.743,20 m3 the total of capacity of rainwater harvesting storage that needed. With the implementation of rainwater harvesting system, can reduce the total drainage run-off  and in the same time can make the functions of the channels and culverts in this residence to be more efectively too.Keywords: rainwter harvesting system, sustainable drainage system
Pengaruh Hujan Pada Stabilitas Lereng Di Jalan Tol Gempol – Pandaan Atikah, Dewi; Juwono, Pitojo Tri; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.211 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.08

Abstract

Jalan tol Gempol - Pandaan sta 6+275 – 6+375 hasil pengeprasan bukit mengalami kelongsoran pada  tanggal 3 Februari 2015 dengan didahului oleh hujan. Studi ini bertujuan mengetahui pengaruh hujan pada stabilitas lereng di jalan tol Gempol – Pandaan. Intensitas hujan sebagai input Geostudio Seep/W, hasil analisisnya menjadi input Slope/W. Hasilnya angka keamanan saat terjadi longsor adalah 1.10595 (Bishop), 1.060512 (Fellenius), dan 1.100788 (Morgenstern-Price). Berdasarkan data hujan selama 10 tahun, intensitas 0.0077 m/jam, merupakan nilai maksimal karena setelah nilai ini tercapai, angka keamanannya tidak bisa berkurang lagi.  Alternatif perkuatan soil nailing mempunyai angka keamanan 1.555921, lebih tinggi dari bored pile dan anggaran biaya lebih kecil sebesar Rp. 1.938.804.000,00 lebih kecil dari bored pile. Ambang batas hujan yang dapat memicu longsor adalah kombinasi hujan 60 mm dan hujan 100 mm selama 30 hari yang menghasilkan total hujan sebesar 960 mm.Kata kunci: stabilitas lereng, intensitas hujan, Seep/W, Slope/W, ambang batas hujanABSTRACT: Gempol - Pandaan toll road at sta 6 + 275 - 6 + 375 is formed by cutting hill. On February 3th, 2015 this location suffered landslide that was preceded by rainfall. This study aims to determine the effect of rainfall on slope stability in Gempol - Pandaan toll road. Rainfall intensity was apllied as input in Geostudio Seep / W and the results of Seep/W analysis became input in Slope / W. As a result, factor of safety when landslide occured was 1.10595 (Bishop), 1.060512 (Fellenius), and 1.100788 (Morgenstern-Price). Based on rainfall data for 10 years, rainfall intensity 0.0077 m / h was the maximum value. After this value was reached, the factor of safety cannot be reduced again. Factor of safety from soil nailing reinforcement increases up to 1.555921, higher than bored pile application and the cost budget of soil nailing (Rp. 1,938,804,000.00) is cheaper than bored pile. The rainfall threshold value to initiate landslide is a combination of 60 mm rainfall and 100 mm rainfall for 30 days that produce total amount of 960 mm of rain. Keywords: slope stability, rainfall intensity, Seep/W, Slope/W, rain threshold
STUDI PERBAIKAN TANAH DENGAN METODE DRAINASE VERTIKAL PRAFABRIKASI (PREFABRICATED VERTICAL DRAIN) PADA PLTMG RAJA AMPAT Fathurrahman, Alfa Anshori; Asmaranto, Runi; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Dalam rangka memenuhi permintaan akan energi, khususnya energi listrik, PT. PLN (Persero) Wilayah Papua akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas/PLTMG Raja Ampat. Pada lokasi yang direncanakan dibangunnya PLTMG Raja Ampat adalah daerah pesisir dekat pada pantai dan jenis tanah yang dijumpai merupakan tanah lunak yang memiliki masalah tentang penurunan (settlement) dan waktu konsolidasi (time of consolidation). Metode yang sering digunakan untuk mengatasi konsolidasi tanah lunak, yaitu pembebanan awal (Prelaoding) yang dikombinasikan dengan drainase vertikal dari bahan serat sintetis (Prefabricated Vertical Drain, PVD). Dalam studi ini bertujuan untuk mengetahui besar penurunan dan lama waktu penurunan akibat perbaikan tanah metode kombinasi Preloding dengan PVD, serta mengestimasi biaya pelaksanaan perbaikan tanah tersebut. Perhitungan yang dilakukan pada studi ini adalah secara analitis dan dengan bantuan Program Plaxis 8.2 2D untuk perbandingan hasil. Didapatkan dari hasil perhitungan bahwa besar dan lama waktu penurunan pada BH-3 untuk metode kombinasi Preloading dengan PVD jarak pemasangan 2,5 m pola segitiga, sebesar 1,169 m dalam 4,648 bulan sebagai rekomendasi pelaksanaan. Untuk estimasi biaya pelaksanaan metode yang direkomendasikan tersebut, didapatkan sebesar Rp 8.520.725.643,84. Kata Kunci: Konsolidasi, metode pembebanan awal, PVD, Plaxis 8.2 2D  ABSTRACT: PT. PLN (Persero) Region of Papua will build the Raja Ampat Gas Power Plant/PLTMG to fulfill the demand for energy, especially electricity. PLTMG Raja Ampat’s planted location is in a coastal area which contain soft soil, then type of soil has settlement and consolidation’s time problem. The method often used to overcome soft soil consolidation is initial loading (Prelaoding) combined with vertical drainage from synthetic fiber material (Prefabricated Vertical Drain, PVD). This study aims to measure consolidation settlement and duration due to soil improvement combined by method of Preloding with PVD, also estimating the cost of installation the land improvement. The calculations used in this study were analytical and with Plaxis 8.2 2D software for comparison of results. Obtained from the calculation that consolidation settlement and duration of the settlement in BH-3 for the Preloading combination with PVD method the installation distance is 2.5 m triangle pattern, amounting to 1.169 m in 4.648 months as implementation recommended. Estimated cost of installation for the recommended method, a total of IDR 8,520,725,643.84 was obtained. Keywords: Consolidation, Preloading method, PVD, Plaxis 8.2 2D
ANALISIS STABILITAS PERKUATAN LERENG SUNGAI PANCIR KABUPATEN JOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSTUDIO Islami, Fikry Asri; Hendrawan, Andre Primantyo; Asmaranto, Runi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Pada studi ini, analisis stabilitas dilakukan dengan menggunakan Software Geostudio 2012 serta perhitungan manual menggunakan metode irisan fellenius. Analisis stabilitas dihitung dengan mempertimbangkan kondisi hidraulis aliran di sungai dengan menggunakan program HEC-RAS 4.0 sehingga dapat diketahui kondisi muka air banjir yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan bangunan pengendali banjir. Dalam studi ini, bangunan pengendali banjir yang akan direncanakan yaitu tanggul parapet serta bangunan perkuatan lereng berupa bronjong. Perencanaan bangunan perkuatan lereng berdasarkan kondisi lereng eksisting yang kritis (memiliki nilai Faktor Keamanan > 1,5). Sedangkan perencanaan tanggul parapet berdasarkan Q25th yaitu sebesar 208,817 m3/detik. Hasil perencanaan didapatkan tinggi tanggul parapet 1,5 m, lebar pondasi (B) 1,2 m dan kedalaman pondasi (D) 0,5 m sedangkan bangunan perkuatan lereng (bronjong) memiliki tinggi 6,5 m. Perhitungan stabilitas dinyatakan aman dalam segala kondisi (guling, geser, gempa, daya dukung tanah).   Kata kunci: banjir, tanggul parapet, bronjong, stabilitas.   ABSTRACT: In this study, stability analysis was calculated by Geostudio 2012 Software and also by manual  with Fellenius Slice Method. The hydraulic condition of the flow in the river has been analyzed by using the HEC-RAS 4.0 program which can be used used as a basis for to design flood control structures. In this study, the planned flood control structures were the paravet structures and retaining slope in the form of gabions. Planning for building retaining slope based on slope existing conditions (having a Safety Factor under 1,5). While planning the paravet based on Q25th which is 208,817 m3/second. From the paravet design, it is obtained that height of paravet is 1,5 m, the width of foundation (B) is 1,2 m and the depth of foundation (D) is 0,5 m, while the height of the gabions is 6,5 m. Calculation of stability is stated to be safe in all conditions (overturning, sliding, earthquake and bearing capacity). Keywords: flood, paravet, gabions, stability.