Pestisida yang berasal dari tanaman relatif aman terhadap organisme bukan sasaran dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida berbahan aktif kimia sintetik. Gambir, sirih-sirihan dan sambiloto merupakan tanaman potensial sebagai sumber pestisida nabati. Tanaman-tanaman tersebut mengandung senyawa fenolik, minyak atsiri dan metabolit lainnya yang belum dieksplorasi pemanfaatannya. Penelitian bertujuan untuk mengobservasi potensi ekstrak tanaman gambir, sirih-sirihan, dan sambiloto dalam menanggulangi serangga hama Aphis schneideri yang sering menyerang tanaman klausena. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, empat ulangan. Perlakuan yang diuji terdiri dari ekstrak gambir, sambiloto, dan sirih-sirihan, masing-masing dengan tingkat konsentrasi yang berbeda (8, 12, dan 16 ml l-l) serta kontrol (tanpa perlakuan). Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Laing, Solok dari Februari sampai Agustus 2015. Â Parameter yang diamati adalah persentase kematian (mortalitas) nimfa dan imago. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman gambir, sirih-sirihan, dan sambiloto bersifat insektisidal terhadap serangga hama A. schneideri. Ekstrak gambir pada konsentrasi 16 ml l-l mampu mengendalikan nimfa dan imago A. schneideri 100% pada 6 jam setelah aplikasi, sedangkan ekstrak sambiloto pada tingkat konsentrasi yang sama dengan gambir memerlukan waktu 36 jam setelah aplikasi untuk mencapai mortalitas 100%. Ekstrak sirih-sirihan memiliki efikasi terendah dibanding gambir dan sambiloto dengan tingkat mortalitas hanya mencapai 63,83% (nimfa) dan 65,44% (imago) pada 36 jam setelah aplikasi. Ekstrak gambir paling potensial sebagai pestisida nabati untuk mengedalikan A. schneideri dibandingkan dengan ekstrak sirih-sirihan dan sambiloto. Perlu pengujian lapangan untuk mengetahui keefektifan ekstrak gambir dalam mengendalikan serangan hama A. schneideri pada tanaman klausena.