Wignyo Hadriyanto, Wignyo
Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : E-Prodenta Journal of Dentistry

APIKOEKTOMI GIGI INSISIVUS KANAN DISERTAI KISTA RADIKULER: LAPORAN KASUS Agustin, Yuniari; Arifati, Azizah; Indrapradana, Adyaputra; Hadriyanto, Wignyo; Ratih, Diatri Nari
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.02.9

Abstract

LATAR BELAKANG: Proses inflamasi periapikal yang berlanjut dapat merangsang sisa epitel malassez di ligamentum periodontal. Granuloma dapat terbentuk sebagai pertahanan pertama terhadap nekrosis pulpa yang selanjutnya dapat menjadi abses periapikal. Kista radikuler dapat terjadi jika kondisi sebelumnya tidak segera ditangani. TUJUAN: Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi apikoektomi yang diikuti dengan enukleasi kista radikuler. KASUS: Seorang pria berusia 24 tahun datang dengan rujukan ke Klinik Bagian Konservasi Gigi Universitas Gadjah Mada untuk memeriksakan giginya dan melanjutkan perawatan saluran akar gigi. Keluhan utama adalah perubahan warna gigi dan seringkali muncul benjolan besar pada gusi gigi dengan riwayat trauma (kecelakaan) kurang lebih 12 tahun yang lalu yang tidak segera dilakukan untuk diperiksa dan dirawat. MANAJEMEN: Enukleasi kista yang terlihat pada foto rontgen dan CBCT dilakukan setelah perawatan saluran akar selesai. Kapsul dan kuretase jaringan granulasi kista dikirim ke bagian patologi anatomi. Apikoektomi dilakukan sekitar 3 mm dari apeks dilanjutkan dengan preparasi kavitas, pengisian retrograde menggunakan mineral trioxide aggregate dan aplikasi bone graft. Evaluasi dilakukan satu minggu pasca operasi dan dilanjutkan pembuatan restorasi akhir berupa pasak dowel dan mahkota zirkonia. KESIMPULAN: Apikoektomi diikuti dengan enukleasi kista radikuler yang dilakukan setelah perawatan saluran akar menunjukkan keberhasilan dalam proses penyembuhan yang ditandai dengan pengurangan lesi periapikal pada foto rontgen.
PERAWATAN BEDAH ENDODONTIK APIKOEKTOMI KISTA RADIKULER GIGI SENTRAL INSISIVUS PASCA RETREATMENT: LAPORAN KASUS Djaynurdin, Novia Alamsyah; Nidyasari, Ferdina; Hadriyanto, Wignyo; Untara, Raphael Tri Endra
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2021.005.02.8

Abstract

Latar Belakang: Proses inflamasi periapikal terus berlangsung dan akan menstilmulasi sisa epitel malassez yang ada di ligamen periodontal. Sebagai pertahanan pertama, pulpa akan membentuk granuloma, dimana granuloma akan menjadi kista radikuler ketika gigi tidak segera dirawat. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengevaluasi perawatan lesi periapikal gigi dalam bentuk kista. Kasus: Seorang wanita usia 25 tahun datang ke klinik konservasi gigi Universitas Gadjah Mada dengan keluhan utama gigi depan bawah terkadang terasa sakit. Gigi tersebut telah dilakukan perawatan saluran akar. panatalaksanaan kasus ini dengan pendekatan non bedah, dan dilanjutkan pendekatan non bedah setelah dievaluasi. Penatalaksanaan: Bedah periradikuler dilakukan setelah retreatment dari gigi tidak menunjukan hasil penyembuhan di jaringan periodontal. Lesi periapikal kemudian dievaluasi dengan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) kemudian dilakukan apikoektomi dan kuretase. Sebanyak 3mm dari apeks direseksi dan dilakukan dibawah anastesi lokal. Jaringan patoloigis kemudian dikirim ke departemen patologi setelah dikuretase. Bahan bonegraft dan apical seal dengan MTA diberikan dan diikuti penutupan flap. Evaluasi postoperatif dilakukan setelah satu minggu, tiga minggu, dan tujuh minggu. Gambaran radiograf menunjukan lesi periapikal mengecil dan pasien tidak ada keluhan. Kesimpulan: Bedah periradikuler dilakukan setelah retreatment endodotik konvensional tidak berhasil.