<![CDATA[Proses menua mengalami kemunduran fisik dan perubahan aspek fungsi seperti pada jantung, paru-paru, ginjal dan juga timbul proses degenerasi (osteoporosis), gangguan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi seperti Artritis Gout. Asma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikendalikan. Penderita asma masih dapat hidup produktif jika dapat mengendalikan asmanya. Asma dapat dikendalikan dengan pengelolaan secara lengkap, tidak hanya farmakologis tetapi juga non-farmakologis dengan mengontrol gejala asma. Buteyko breathing exercise digunakan untuk mengontrol gejala asma agar tetap terkontrol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buteyko breathing exercise terhadap asma control pada pasien lansia dengan asma di Poli Paru RSUD Nganjuk. Desain Pra-eksperimental dengan pendekatan one group pre-post test design, dilakukan pada tanggal 14 – 27 Februari 2020. Jumlah populasi sebanyak 57 responden yang diambil dengan teknik sampling Accidental Sampling dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien asma yang tidak dalam keadaan serangan, pasien dapat ditemui dan kooperatif saat penelitian saat penelitian dilakukan. Sampel sebanyak 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Asthma Control Test (ACT). Analisa data dengan uji statistic Wilcoxon Singed Ranks Test dengan taraf  signifikasi alpha = 0,05. Hasil penelitian dari 30 responden sebelum diberikan buteyko breathing exercise sebagian besar mengalami asma yang tidak terkontrol yaitu, 17 responden (56,7%). Setelah diberikan buteyko breathing exercise sebagian besar mengalami asma yang terkontrol total yaitu, 16 responden (53,3%). Hasil uji statistic Wilcoxon Singed Ranks menunjukkan p value = 0,008, sehingga ada pengaruh buteyko breathing exercise terhadap asma control pada pasien asma di poli paru RSUD Nganjuk. Diharapkan buteyko breathing exercise dapat dijadikan sebagai program rehabilitasi di poli paru, dilakukan setiap kontrol rutin agar asma tetap terkontrol. DOI: 10.5281/zenodo.6033240]]>
