Kayu jati (Tectona grandis) merupakan hasil hutan utama hutan tanaman industri di pulau Jawa yang dikelola oleh Perum Perhutani dan telah memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia selama beberapa dekade. Jenis tebangan yang banyak dilakukan di hutan tanaman ini adalah penjarangan dan tebang habis. Kedua jenis tebangan ini berpotensi menghasilkan kayu sisa. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya kayu sisa dari kegiatan tebang habis kelas umur (KU) VII dan penjarangan KU VI. Metode kuantifikasi kayu bundar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pohon penuh. Penelitian ini dilaksanakan di dua anak petak di KPH Madiun, Jawa Timur. Jumlah pohon contoh untuk penjarangan sebanyak 42 pohon dan tebang habis sebanyak 48 pohon. Dari penelitian ini diperoleh bahwa faktor residu dari penjarangan jati kelas umur VI sebesar 0,15, dan tebang habis KU VII sebesar 0,14. Penjarangan dan tebang habis jati menghasilkan sortimen kayu bundar kecil yang lebih banyak dibandingkan sortimen kayu bundar sedang dan kayu bundar besar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk sortimen kayu sisa yang paling banyak dihasilkan dari tebang penjarangan dan tebang habis adalah sortimen kayu kecil. Kata kunci: kayu sisa, kelas umur, tebang habis, penjarangan, jati.