Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Evaluasi Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Riau Tahap I Jalan Tuanku Tambusai – Pekanbaru Riau Saifullah, Saifullah; Wanim, Arhan; Boer, Astuti
JURNAL SAINTIS Vol 17 No 2 (2017)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

[ID] Perkembangan teknologi dewasa ini terus memperlihatkan grafik kemajuan yang begitu pesat, hampir di segala bidang. Begitu pula dengan bidang konstruksi gedung yang semakin maju dan berkembang. Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Riau bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan Universitas Muhammadiyah Riau itu sendiri. Dalam setiap pembangunan kendala - kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan adalah terjadinya keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan. Waktu pelaksanaan pekerjaan merupakan salah satu unsur penting dalam manajemen konstruksi apabila terjadi keterlambatan pekerjaan akan terjadi pula pembengkakan anggaran biaya pekerjaan. Jika dalam suatu pelaksanaan pekerjaan terjadi keterlambatan, maka perlu dilakukan evaluasi waktu pada beberapa aktivitas proyek. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah waktu pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan waktu rencana awal dan menganalisa kemungkinan memperpendek waktu pelaksanaan dari realisasi lapangan. Dalam penelitian ini, digunakan dua langkah pengumpulan data yaitu observasi lapangan dan wawancara. Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan  digunakan dua metode pada Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Riau, yaitu dengan menggunakan metode kerja lembur dan metode penambahan tenaga kerja baru. Pada metode kerja lembur upah yang harus dibayar kepada pekerja lebih tinggi 1,5 atau 2 kali upah biasa. Sedangkan pada metode penambahan tenaga kerja upah untuk tenaga baru sama dengan pekerja tetap, ditambah dengan biaya transportasi dan uang makan. Berdasarkan hasil analisa pemendekan durasi dilakukan selama 21 hari kerja pada 18 kegiatan pekerjaan yang terdapat pada lintasan kritis. Penambahan biaya dengan metode kerja lembur sebesar Rp.265.842.755,00dengan metode penambahan tenaga kerja baru sebesar Rp.298.472.000,00.  Dari kedua metode yang ditinjau didapat bahwa metode kerja lembur lebih efisien dalam penambahan biaya karena jumlah biaya yang dikeluarkan lebih kecil. [EN] Today's technological developments continue to show a graph of progress so rapidly, almost in all areas. Similarly, the construction of buildings that more advanced and growing. Development of Rectorate Building University of Muhammadiyah Riau aims to improve facilities and infrastructure education of Muhammadiyah University of Riau itself. In every development constraint - constraints that often faced in the implementation of work is the occurrence of delay in the implementation of work. Timing of the work is one of the most important elements in construction management in the event of a delay in work will also occur swelling budget work costs. If there is a delay in the implementation of the work, it is necessary to evaluate the time in some project activities. The aims of this study is to determine whether the timing of the implementation of the work is in accordance with the time schedule plan and to analyze the possibility of shortening time. In this study, using two steps of data collection is works observation and interview. To overcome the delay of work using two methods on the Rectorate Building Building University of Muhammadiyah Riau, they are by using method of overtime work and method of addition of new worker. In the method of overtime work wages to be paid to workers is higher 1.5 or 2 times the usual wage. While on the method of adding labor wages for new personnel equal to permanent workers, included with the cost of transportation and money to eat. Based on the results of the crash program analysis conducted during 21 working days on 18 work activities contained on the critical path. The additional cost with the overtime method of Rp.265.842.755,00 with the method of adding new workforce of Rp.298.472.000,00. From the of method showing that methods reviewed, it is found that the overtime method more efficient in adding cost because the amount of expenses is smaller.
KAJIAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI PENGHAMPARAN CAMPURAN AC-WC GRADASI KASAR DENGAN JOB MIX FORMULA Anggraini, Muthia; Wiyono, Sugeng; Wanim, Arhan
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan dikeluarkan spesifikasi umum 2010 (revisi 2) Direktoral Jendral Bina Marga, dimana sistempembayaran aspal dilakukan secara terpisah antara pembayaran aspal dengan pembayaran agregat.Kehilangan hasil ekstraksi kadar aspal menjadi permasalahan dilapangan bagi pihak pelaksanapekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah: membandingkan kadar aspal hasil ekstraksi di AMP, saatpenghamparan (di belakang asphalt finisher) dan setelah pemadatan lapangan dengan kadar aspalJMF, dan pengaruh filler terhadap kadar aspal hasil ekstraksi, membandingkan pengaruh penggunaanpertamax plus sebagai pelarut dalam ekstraksi kadar aspal, dibanding dengan menggunakan bensinpada agregat quarry yang sama. Metode yang digunakan dengan cara ekstraksi menggunakan alatcentrifuge extractor dan pertamax plus sebagai pelarutnya. Berdasarkan hasil penelitian terjadipenurunan hasil ekstraksi dengan nilai di AMP 5,54%, di belakang finisher 5,47%, dari core 5,36%dengan kadar aspal JMF 5,56%, dengan deviasi di AMP -0,02%, di belakang finisher -0,09%, dancore -0,2%, tetapi masih memenuhi syarat spesifikasi 2010 revisi 2 yaitu ± 0,3%. Dan nilai fillersetelah ekstraksi mengalami peningkatan dari nilai filler JMF dengan nilai rata-rata deviasi 1,35%.Dengan menggunakan pelarut pertamax plus lebih menghasilkan kadar aspal yang lebih banyak daribensin, dimana kadar aspal rata-rata dengan pelarut bensin dari AMP 5,51%, di belakang finisher5,46%, dari core 5,34%. Dengan deviasinya -0,03% pada AMP, -0,01% di belakang finisher, dan -0,02% dari core. Dari pengujian perbandingan hasil ekstraksi dapat disimpulkan kadar aspal dariAMP lebih besar dari finisher, dan lebih besar dari core, dan kadar filler menjadi bertambah setelahekstraksi. Ini membuktikan bahwa aspal masih meresap kedalam pori agegat. Dengan pelarutpertamax plus lebih banyak melarutkan aspal dibandingkan dengan bensin. Sehingga disarankan untukmenggunakan pelarut yang mengandung oktan yang lebih tinggi dari pertamax plus sebagai bahanekstraksi.Kata kunci: Ekstraksi Kadar Aspal, Filler, Pelarut Pertamax Plus
KAJIAN PERBANDINGAN KADAR ASPAL HASIL EKSTRAKSI CAMPURAN AC-WC GRADASI KASAR DENGAN CAIRAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN BENSIN Soehardi, Fitridawati; Wiyono, Sugeng; Wanim, Arhan
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah perbandingan kadar aspal hasil ektraksi dan perbandingankadar pori dan filler sebelum dan sesudah ektraksi, pada campuran Asphalt concrete-wearingcoarse (AC-WC) bergradasi kasar sesuai dengan speksifikasi 2010 revisi 2. Metode yangdigunakan pada penelitian ini dengan cara ektraksi menggunakan alat centrifuge extractor padatiga benda uji yaitu benda uji yang berasal dari AMP, campuran aspal yg berasal dari belakangmesin Asphalt Finisher dan hasil pemadatan yang diambil menggunakan Coredrill denganmenggunakan pelarut bensin. Penelitian ini meliputi pengujian kadar aspal, analisa berat jenisdan penyerapan Air sebelum dan sesudah Ektraksi.Berdasarkan hasil penelitian Persentasehasil ekstraksi kadar aspal dari ke 6 benda uji dari masing-masing sampel didapat nilai rataratayaitu dari AMP, finisher,dan coredrill adalah 5,51%, 5,46%, 5,34%. Dengan deviasi rataratasebesar 0,12 % dari kadar aspal JMF 5,56%. Kadar pori setelah ektraksi mengalamipenurunan dari nilai kadar pori JMF benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 1,062%,0,823%, 0,878%, dengan nilai rata – rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dengan nilai rata-ratakadar pori untuk benda uji AMP, finisher,dan coredrill adalah 0.673%, 0,667%, 0,602%dengan nilai rata – rata devisiasi sebesar 0,273 %. Dan nilai filler setelah ektraksi mengalamipeningkatan dari nilai filler pada JMF dengan nilai rata-rata deviasi sebesar 1,07 %.Berdasarkan hasil penelitian bahwa perbandingan kadar aspal hasil ekstraksi denganmenggunakan pelarut bensin, dapat disimpulkan bahwa kadar aspal (KA): KA JMF < KAAMP < KA Saat penghamparan < KA Hasil Core, Nilai kadar Pori (KP) hasil ekstraksisebagai berikut: KP JMF < KP AMP < KP Saat penghamparan < KP Hasil Core, dan Kadarfiller menjadi bertambah setelah di ekstraksi . Ini membuktikan bahwa aspal masih meresapkedalam pori, dan tidak semuanya terekstraksi secara sempurna. Berdasarkan kesimpulandiatas penulis menyarankan untuk menggunakan pelarut yang mempunyai oktan lebih tinggi.Kata kunci: Ektraksi, Kadar aspal, Kadar Pori.