Anak Agung Ayu Githasari Dewi
Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : ISM (Intisari Sains Medis) : Jurnal Kedokteran

Situasi analisis pelayanan kesehatan mata di Provinsi Bali, Indonesia Anak Agung Ayu Githasari Dewi; Ni Made Ari Suryathi; Ni Made Suryanadi; I Made Agus Kusumadjaja; I Wayan Eka Sutyawan; Anak Agung Mas Putrawati Triningrat; I Wayan Gede Jayanegara
Intisari Sains Medis Vol. 12 No. 3 (2021): (Available online: 1 December 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.181 KB) | DOI: 10.15562/ism.v12i3.1104

Abstract

Introduction: The prevalence of blindness in Bali based on Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) survey in 2015 was 2%. This prevalence rate is still high according to WHO guidelines. Bali has challenges in providing eye care services. The aim of this study was to report situational analysis of the eye care in Bali.Method: This is a descriptive study with quantitative and qualitative approach. Data collection was carried out through interviews and questionnaires targeting respective stakeholders involved in the eye care services in Bali.Result: Bali consists of 9 districts with total 4,337 million people. Eye care in Bali consist of 43 hospitals, 120 primary health care (Puskesmas), 73 general ophthalmologist and subspecialists, 18 trained opthalmic nurses, and 12 refractionist. Bali has mobile eye care unit covering remotes area and a Non-Government Organization (NGO) actively contributing in community eye care service. Total number of cataract surgery in 2019 was 8.225 eyes with cataract surgical rate (CSR) was 1.896. Komite Mata Daerah (Komatda) dan health insurance for eye service and eye surgery is a form of support from the government.Conclusion: The implementation of eye care services in Bali is yet under evaluation. Things needed to consider to improve eye care services including providing better distribution of ophthalmologist to districts, and empowering voluntary local manpower as village health workers / cadres through regularly organized training.  Education on blindness and preventable visual disturbances also must be carried out regularly.Pendahuluan: Prevalensi kebutaan di Bali berdasarkan survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2015 sebesar 2%. Angka prevalensi ini masih tinggi menurut pedoman WHO. Bali memiliki tantangan dalam memberikan pelayanan perawatan mata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaporkan analisis situasi perawatan mata di Bali.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan kuesioner dengan sasaran masing-masing pemangku kepentingan yang terlibat dalam layanan perawatan mata di Bali.Hasil: Bali terdiri dari 9 kabupaten dengan jumlah penduduk 4.337 juta jiwa. Perawatan mata di Bali terdiri dari 43 rumah sakit, 120 Puskesmas, 73 dokter spesialis mata umum dan subspesialis, 18 perawat mata terlatih, dan 12 dokter spesialis mata. Bali memiliki unit perawatan mata keliling yang mencakup daerah terpencil dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang aktif berkontribusi dalam layanan perawatan mata masyarakat. Jumlah operasi katarak pada tahun 2019 sebanyak 8.225 mata dengan angka bedah katarak (CSR) sebanyak 1.896. Komite Mata Daerah (Komatda) dan jaminan kesehatan untuk pelayanan mata dan operasi mata merupakan bentuk dukungan dari pemerintah.Simpulan: Pelaksanaan pelayanan kesehatan mata di Bali masih dalam tahap evaluasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan mata antara lain penyediaan dokter spesialis mata yang lebih merata ke kabupaten, dan pemberdayaan tenaga sukarelawan lokal sebagai kader/petugas kesehatan desa melalui pelatihan yang diselenggarakan secara rutin. Edukasi tentang kebutaan dan gangguan penglihatan yang dapat dicegah juga harus dilakukan secara berkala.