<![CDATA[Teknologi sekarang ini merupakan instrumen penting dalam proses pembelajaran. Perkembangan TIK sudah sangat maju dan cepat oleh karena itu perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Para praktisi pendidikan sudah banyak mengembangkan dan merancang pembelajaran dengan berbasis digital yaitu pembelajaran online. Akan tetapi, pembelajaran online masih membutuhkan adanya pembelajaran tatap muka. Maka dari itu para ahli pendidikan menggabungkan kedua model pembelajaran tersebut dan menjadikannya sebuah teori pembelajaran baru yang disebut Blended Learning. Karena dalam penerapannya Blended Learning menggunakan sumber daya multimedia, ICT, tutorial, audio video, komputer dan smartphone, bisa memenuhi gaya dan model belajar kaum milenial, khususnya ramaja di bangku SMA/SMK. Pelajar zaman sekarang membutuhkan media pembelajaran yang bisa menarik minat dan perhatian mereka. Tak terlepas dari hal itu, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen masih sering dijumpai siswa yang tidak bersemangat mengikuti pelajaran oleh karena proses pembelajaran masih konvensional dan seolah-olah tidak ada bedanya dengan guru berkhotbah di depan para siswa. Dengan menerapkan metode pembelajaran Blended Learning yang berbasis pembelajaran dengan pengalaman langsung atau Experiental Learning, outcome yang bisa diperoleh: 1)minat dan semangat belajar siswa lebih baik, 2)prestasi belajar meningkat, 3)membantu guru dalam mengajar dan memproses nilai, 4)menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, 5)mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi informasi dikalangan pelajar]]>
