The phenomenon of learning loss as impact of the tedious and limited learning process due to the pandemic has become an obstacle in achieving national learning goals following Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 concerning the National Education System, especially in instilling noble values. This fact indicates (the learning process in Indonesia both during and after the pandemic) is not following the concept of active, creative, effective, and fun learning. Edutainment which is a step in combining elements of education and entertainment in harmony to create a fun learning process (joyful learning) can be a powerful alternative to overcome the obstacles in education that been described. This argument is evidenced by the existence of living and social values in society, especially in Java in this modern era as the impact of Sunan Bonang's implementation of edutainment in the transfer of knowledge and importance around the 15th-16th century AD. This phenomenon shows that the concept of local education is not only traditional, but also visionary, adaptive, selective, and effective. So that it is possible to be adopted and modified and continue to developed as a means to achieve national education goals. Adoption, modification, and development is the goal of the research process using historical research methods and this descriptive qualitative approach.Fenomena learning loss sebagai dampak dari proses pembelajaran yang membosankan dan terbatas akibat pandemi menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran nasional sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai luhur. Fakta tersebut mengindikasikan bahwa proses pembelajaran di Indonesia, baik selama dan pasca pandemi tidak sesuai dengan konsep pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Edutainment yang merupakan suatu langkah mengkombinasikan unsur pendidikan dan hiburan secara harmonis untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) dapat menjadi alternatif yang sangkil untuk mengatasi kendala dalam pendidikan yang telah dipaparkan. Argumen tersebut dibuktikan dari eksistensi nilai-nilai hidup dan bersosial masyarakat, khususnya Jawa di era modern ini sebagai dampak implementasi edutainment oleh Sunan Bonang dalam proses transfer of knowledge dan transfer of value sekitar abad ke 15-16 masehi. Fenomena ini memperlihatkan bahwa konsep pendidikan lokal tidak hanya bersifat tradisional dan tertinggal namun justru visioner, adaptif, selektif, dan efektif. Sehingga memungkinkan untuk diadopsi dan dimodifikasi serta terus dikembangkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Adopsi, modifikasi, dan pengembangan tersebutlah yang menjadi tujuan dari proses penelitian dengan menggunakan metode penelitian sejarah serta pendekatan kualitatif deskriptif ini.