p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Historiography
Vita Sabrina Azda Laili
Universitas Negeri Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KESULTANAN BIMA SEBAGAI BASIS ISLAMISASI DI INDONESIA TIMUR SEJAK ABAD 17 M Vita Sabrina Azda Laili; Arrum Intan Setya Yuniar; Lady Abrenda
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.678 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i12021p121-130

Abstract

Islamization in Nusantara brought about many significant social life changes, one of which was the political aspect. The emergence of sultanates in the western to eastern regions of the archipelago is proof that Islam can be accepted. Bima is one Island that is not free from the influence of Islam. The Islamization process in Bima, which was initially Hindu in style, took place through political power and on the initiative of traders from Gowa-Tallo, Luwu and Bone who brought Islam, as well as advice by the role of ulama or religious leaders who used a cultural approach in the process of Islamization efforts. The method of Islamization brought many changes to Hadrat Law and Islamic Law in the Sultanate of Bima. Changes that occur in Bima that continue to experience developments there include the development of law, business, and the development literature. The various changes in terms of tradition or custom then extended to different Bima power regions. The sultanate, founded in the 17th century AD, has a strategic area so that it has a significant impact on the process of Islamization in eastern Indonesia, especially Sumbawa. Thus making the Sultanate of Bima the basis for Islamization in Eastern Indonesia since the 17th century AD. The research method used is historical research methods.Islamisasi di Nusantara membawa banyak perubahan yang signifikan dalam aspek kehidupan bermasyarakat, salah satunya yakni aspek politik. Munculnya kesultanan di wilayah barat hingga timur Nusantara menjadikan bukti bahwa Islam dapat diterima di Nusantara. Bima adalah salah satu wilayah yang tidak luput dari pengaruh Islam. Proses Islamisasi di Bima yang pada awalnya bercorak Hindu berlangsung melalui pengaruh politik dan atas prakarsa pedagang Gowa-Tallo serta Luwu dan Bone yang membawa agama Islam, juga dipengaruhi oleh peran ulama atau tokoh agama yang menggunakan pendekatan budaya sebagai usaha dalam proses Islamisasi. Proses Islamisasi ini membawa banyak perubahan pada Hukum Hadat dan Hukum Islam di Kesultanan Bima. Berbagai perubahan yang terjadi dari segi tradisi atau adat tersebut kemudian meluas ke berbagai wilayah sekitar kekuasaan Bima. Kesultanan yang berdiri pada abad 17 M, memiliki wilayah yang strategis sehingga memberikan dampak yang besar dalam proses Islamisasi di wilayah Indonesia bagian timur, khususnya Sumbawa. Sehingga menjadikan Kesultanan Bima sebagai basis Islamisasi di Indonesia Timur sejak abad 17 M. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah. 
Sunan Bonang dan pendidikan pada abad 15-16 Masehi: Membumikan nilai luhur melalui edutainment Vita Sabrina Azda Laili; Labuda Shofiya Ananda
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.267 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p540-550

Abstract

The phenomenon of learning loss as impact of the tedious and limited learning process due to the pandemic has become an obstacle in achieving national learning goals following Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 concerning the National Education System, especially in instilling noble values. This fact indicates (the learning process in Indonesia both during and after the pandemic) is not following the concept of active, creative, effective, and fun learning. Edutainment which is a step in combining elements of education and entertainment in harmony to create a fun learning process (joyful learning) can be a powerful alternative to overcome the obstacles in education that been described. This argument is evidenced by the existence of living and social values in society, especially in Java in this modern era as the impact of Sunan Bonang's implementation of edutainment in the transfer of knowledge and importance around the 15th-16th century AD. This phenomenon shows that the concept of local education is not only traditional, but also visionary, adaptive, selective, and effective. So that it is possible to be adopted and modified and continue to developed as a means to achieve national education goals. Adoption, modification, and development is the goal of the research process using historical research methods and this descriptive qualitative approach.Fenomena learning loss sebagai dampak dari proses pembelajaran yang membosankan dan terbatas akibat pandemi menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran nasional sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai luhur.  Fakta tersebut mengindikasikan bahwa proses pembelajaran di Indonesia, baik selama dan pasca pandemi tidak sesuai dengan konsep pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Edutainment yang merupakan suatu langkah mengkombinasikan unsur pendidikan dan hiburan secara harmonis untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) dapat menjadi alternatif yang sangkil untuk mengatasi kendala dalam pendidikan yang telah dipaparkan. Argumen tersebut dibuktikan dari eksistensi nilai-nilai hidup dan bersosial masyarakat, khususnya Jawa di era modern ini sebagai dampak implementasi edutainment oleh Sunan Bonang dalam proses transfer of knowledge dan transfer of value sekitar abad ke 15-16 masehi. Fenomena ini memperlihatkan bahwa konsep pendidikan lokal tidak hanya bersifat tradisional dan tertinggal namun justru visioner, adaptif, selektif, dan efektif. Sehingga memungkinkan untuk diadopsi dan dimodifikasi serta terus dikembangkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Adopsi, modifikasi, dan pengembangan tersebutlah yang menjadi tujuan dari proses penelitian dengan menggunakan metode penelitian sejarah serta pendekatan kualitatif deskriptif ini.