Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : BANGUN REKAPRIMA

PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN AGREGAT STYROFOAM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN FLY ASH Dedi Budi Setiawan; Rifqi Aulia Abdillah
Bangun Rekaprima Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.647 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v9i1.4502

Abstract

Menurut SKSNI Beton 2002 beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai berat jenis tidak lebih dari 1900kg/m3. Penggunaan material lain yang memiliki berat jenis ringan dalam campuran beton akan mengurangi berat beton secara keseluruhan sehingga mengurangi dimensi struktur yang akhirnya didapat struktur yang lebih ekonomis. Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene, begitu banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari hari. Fly ash memiliki sifat pozzolan dan dapat bereaksi dengan kapur pada suhu ruang dengan media air dan membentuk senyawa yang bersifat mengikat. Perpaduan Styrofoam untuk mendapatkan beton ringan dan penambahan fly ash untuk meningkatkan ikatan beton / kuat tekan beton diharapkan mampu memberikan peningkatan mutu beton ringan yang berarti. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu membuat adukan beton ringan yang terdiri dari Semen PCC, agregat halus, agregat kasar, air, dan Styrofoam dengan perbandingan variasi yang berbeda-beda yakni 10% dan 30% terhadap volume beton serta penambahan fly ash dengan variasi 5%, 10% dan 15% terhadap volume semen. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat memberi informasi mengenai perilaku mekanik beton ringan dengan tambahan Styrofoam dan fly ash.Dari hasil percobaan kuat tekan beton kandungan Styrofoam 10% dan 30% dengan variasi fly ash 15% mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,3%. Untuk kuat lentur beton kandungan Styrofoam 10% dan 30% dengan variasi fly ash 15% meningkat rata-rata sebesar 7%. Beton dengan kandungan Styrofoam 30% mempunyai berat per isi sebesar1845,45 kg/m3. Artinya beton tersebut bisa dikategorikan sebagai beton ringan karena berat jenisnya kurang dari 1900 kg/m3 seperti yang dipersyaratkan SKSNI
Perilaku Mekanik Beton Ringan Styrofoam Dengan Variasi Penambahan Abu Sekam Padi Hadi Wibowo; Dedi Budi Setiawan
Bangun Rekaprima Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.683 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v5i1.1407

Abstract

Beton ringan adalah beton yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan beton biasa.Beton ringan dapat di artikan sebagai beton yang mempunyai berat jenis yang tidak lebih dari 1600 kg/m3. Penggunaan material lain yang memiliki berat jenis ringan dalam campuran beton akan mengurangi berat beton secara keseluruhan sehingga mengurangi dimensi struktur yang akhirnya didapat struktur yang lebih ekonomis. Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene, begitu banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari hari. Abu sekam padi memiliki sifat pozzolan dan dapat bereaksi dengan kapur pada suhu ruang dengan media air dan membentuk senyawa yang bersifat mengikat. Perpaduan styrofoam untuk mendapatkan beton ringan dan penambahan abu sekam padi untuk meningkatkan ikatan beton / kuat tekan beton diharapkan mampu memberikan peningkatan mutu beton ringan yang berarti. Adapun material penyusun beton ringan yang digunakan pada penelitian ini yakni Semen PCC, agregat halus, agregat kasar, air, dan styrofoam dengan perbandingan variasi yang berbeda-beda yakni 10% dan 30% terhadap volume beton serta penambahan abu sekam padi dengan variasi 5%, 10% dan 15% terhadap volume semen. Dari hasilpercobaankuat tekan beton kandungan styrofoam 10% dengan variasi abu sekam 15% yaitu rata rata sebesar 90,79 kg/cm2. Mengalami peningkatan sebesar 3,34%. Dari hasil percobaan uat tekan beton kandungan styrofoam 30% dengan variasi abu sekam 15% yaitu sebesar 67,35 kg/cm2. Mengalami peningkatan sebesar 3,9%. Kuat lentur beton kandungan styrofoam 10% dengan variasi abu sekam 15% yaitu sebesar 3,21MPa meningkat sebesar 6%. Kuat lentur beton kandungan styrofoam 30% dengan variasi abu sekam 15% yaitu sebesar 2,79MPa meningkat sebesar 7%. Beton dengan kandungan styrofoam 30% mempunyai berat per isi rata-rata sebesar1866,67 kg/m3. Artinya beton tersebut bisa dikategorikan sebagai beton ringan karena berat jenisnya kurang dari 1900 kg/m3 seperti yang dipersyaratkan SNI 03 – 1729 – 2002. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat memberi informasi mengenai perilaku mekanik beton ringan dengan tambahan styrofoam dan abu sekam padi. Dapat dijadikan bahan referensi mengenai persentase styrofoam dengan tambahan abu sekam padi yang baik digunakan dalam campuran beton.
ANALISIS SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN KOMPONEN TRANSPORTASI VERTIKAL GEDUNG TELKOM REGIONAL IV JATENG & DIY Erni Andayani; Adi Sumartanto; Supriyo Supriyo; Dedi Budi Setiawan
Bangun Rekaprima Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v9i2.5132

Abstract

Pemeliharaan bangunan gedung merupakan kegiatan menjaga/mempertahankan bangunan gedung, komponen beserta sarana dan prasarana didalamnya agar tetap laik fungsi. Saat ini, salah satu masalah yang sering dijumpai pada sebuah gedung adalah kurangnya kesadaran manajemen program pemeliharaan komponen transportasi vertikal bangunan gedung yang sesuai dengan kebutuhan penghuni gedung. Hal ini berisiko dapat memengaruhi kenyamanan dan produktivitas kerja para penghuni gedung. Untuk mengurangi kekhawatiran tersebut dilakukanlah analisis prioritas program pemeliharaan terhadap komponen transportasi vertikal dengan mempertimbangkan aspek keselematan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahannya menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Penentuan bobot setiap komponen didapatkan dari hasil pengolahan data kuesioner penilaian kepentingan komponen transportasi vertikal. Hasil analisis menunjukkan, prioritas kegiatan yang diutamakan adalah perbaikan dengan bobot 63,00%, prioritas aspek yang diutamakan adalah keselamatan dengan bobot 56,00% dan prioritas komponen yang diutamakan adalah lift penumpang dengan bobot 53,00%.